(Pekan Biasa XVII, St Celsus, St Nazarius, Beato Yohanes Soreth, St Viktor I - Paus ke 14)
Bacaan I 2Raja-Raja 4:42-44
Mazmur Tanggapan Mzm 145:10-11.15-18
(Ref: Engkau membuka tangan, ya Tuhan, dan berkenan mengenyangkan kami)
Bacaan II Efesus 4:1-6
Injil Yohanes 6:1-15
Yoh 6:9
(...sed haec quid sunt inter tantos?)
DALAM TUHAN KITA SYUKURI APA YANG ADA....
Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; "Bukan Sekarang...Tapi Ada Saatnya, Bro!"
DARI dalam diri kita timbullah keraguan, kesangsian, dan kecemasan. Adakah ini mesti dialami sebagai kejanggalan rasa hati? Tidak! Tak ada manusia yang tak dihinggapi rasa cemas, ragu atau bimbang! Seperangkat pertanyaan penuh sangsi bisa hiasi keseharian hidup kita!
Justru sebaliknya....
TAK wajarlah bila di biasan hidup ini kita selalu ada di jalur: pasti, aman, terkendali, terjamin, no problem, serta semuanya serba beres! Katanya, 'Yang selalu omong beres dan aman itu, justru bisa isyaratkan adanya rasa penuh kepanikan dan ketidakamanan.'
Renungkan kisah Injil...
DI SEBERANG danau Galilea (Danau Tiberias) itu terbaca dan terdengar nada-nada beraroma gelisah. Itu berpautan dengan keadaan 'orang banyak yang lapar. Lalu? Bagaimana harus melayani semuanya?'
Suara ujian justru datang dari Yesus: Bagaimana mesti dapatkan makanan untuk orang sebanyak itu?
Dan....
FILIPUS pun bersuara: Roti seharga dua ratus tak cukup untuk semuanya. Sekalipun dibagi-bagi dalam porsi sekecilnya. Andreas pun mesti bersuara pula: lima roti jelai dan dua ekor ikan untuk kenyangkan sekian banyak orang itu, tentu jadi candaan yang tidak lucu. Penuh sangsinya!!
Namun pada titiknya, semua berubah mengagumkan....
DI TANGAN TUHAN semuanya berubah menjadi isyarat keselamatan. Dari lima roti jelai dan dua ikan itu, pada muaranya, semuanya pada makan sampai kenyang. Dan malah masih terdapat sekian banyak roti yang mesti dikumpulkan....
Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; "Selama Di Hidup Ini, Kita Memang Belumlah Selesai"
Perjumpaan antara yang insani dan yang ilahi
ITULAH yang mesti terjadi sebagai kisah-kisah iman - harapan dan kasih di keseharian. Akuilah, hadapilah dan alamilah bahwa kita: rapuh, lemah, terbatas, berkekurangan, dan bahwa kita bukanlah segalanya!!
RAGU penuh sangsi adalah 'arus kehidupan yang tak terelakan.' Cemas, terasa sakit, rasa sedih dan terluka, nyaris putus asa serta rasa hati penuh keterasingan, sekiranya perlu dan malah harus kita alami dalam hidup...
Lalu apakah yang kita pelajari dari segala cemas dan rapuh itu?
KITA belajar 'mendidik diri' untuk lebih banyak bersabar dan berharap. Iya, untuk mengakrabi diri sendiri bahwa: kita bukanlah segalanya!
Di dalam diri, jalan batin kita itu memang penuh sangsi, cemas dan terasa derita dan banyak kurangnya.
Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; Aku Mencari Tuhan Namun Akulah Yang Dijumpai-Nya
Tak hanya itu....
Kita belajar pula untuk mengerti: sesungguhnya seperti itulah yang sama dialami oleh sesama kita yang miskin, sakit dan lapar. Berbelarasa itu lahir dari pengalaman pribadi bahwa kita telah alami kisah-kisah penuh pilu dan terbakar kegetiran... Dan dari situ kita dapat rasa dan yakini bahwa orang lain pun alami hal serupa!
Namun di atas segalanya....
KITA belajar untuk semakin beriman: Kita tak pernah sendiri! Ribuan sangsi dan jutaan tanda tanya manusiawi kita bagi Tuhan adalah setitik dua tanda seru penuh harapan dan kepastian.
Memang....
Yesus tak adakan tanda heran semata-mata dari kuasa langit. Tapi berangkat juga dari kenyataan bumi. Lima roti dan dua ekor ikan mesti dimeterai dalam doa puji dan syukur serta mohon berkat dalam kuasa surgawi.
Karena itulah....
TAK usahlah banyak mengeluh. Tak perlu banyak berputus asa dalam kesangsian tanpa harapan. Setiap kita tetap punya 'yang sedikit, yang tak seberapa, yang apa adanya.' Namun selalu ada tanda-tanda harapan bila terpintal 'alam hati penuh syukur dan berterimakasih.'
Bayangkan saja...
BAHWA 'seorang anak yang hanya miliki dua ekor ikan dan lima roti jelai' itu merelakan semuanya dalam keberserahan sepenuh hati. Ia tak menyembunyikan itu hanya untuk dirinya sendiri. Hatinya yang bebas lepas justru menjadi awal 'keselamatan' bagi sekian banyak orang.
Di masa kini....?
WALAU telah melampaui sejumlah 'dua ekor ikan dan lima roti jelai' manusia tetap tergoda untuk terus saja mengumpul dan bersemangat dalam menimbun demi diri sendiri dan kelompoknya. Selalu merasa tak puas dan tak pernah cukup adalah virus maut yang menghambat 'kisah berbagi dan tindak solider...'
Tak hanya itu....
Kita belajar pula untuk mengerti: sesungguhnya seperti itulah yang sama dialami oleh sesama kita yang miskin, sakit dan lapar. Berbelarasa itu lahir dari pengalaman pribadi bahwa kita telah alami kisah-kisah penuh pilu dan terbakar kegetiran... Dan dari situ kita dapat rasa dan yakini bahwa orang lain pun alami hal serupa!
Namun di atas segalanya....
KITA belajar untuk semakin beriman: Kita tak pernah sendiri! Ribuan sangsi dan jutaan tanda tanya manusiawi kita bagi Tuhan adalah setitik dua tanda seru penuh harapan dan kepastian.
Memang....
Yesus tak adakan tanda heran semata-mata dari kuasa langit. Tapi berangkat juga dari kenyataan bumi. Lima roti dan dua ekor ikan mesti dimeterai dalam doa puji dan syukur serta mohon berkat dalam kuasa surgawi.
Karena itulah....
TAK usahlah banyak mengeluh. Tak perlu banyak berputus asa dalam kesangsian tanpa harapan. Setiap kita tetap punya 'yang sedikit, yang tak seberapa, yang apa adanya.' Namun selalu ada tanda-tanda harapan bila terpintal 'alam hati penuh syukur dan berterimakasih.'
Bayangkan saja...
BAHWA 'seorang anak yang hanya miliki dua ekor ikan dan lima roti jelai' itu merelakan semuanya dalam keberserahan sepenuh hati. Ia tak menyembunyikan itu hanya untuk dirinya sendiri. Hatinya yang bebas lepas justru menjadi awal 'keselamatan' bagi sekian banyak orang.
Di masa kini....?
WALAU telah melampaui sejumlah 'dua ekor ikan dan lima roti jelai' manusia tetap tergoda untuk terus saja mengumpul dan bersemangat dalam menimbun demi diri sendiri dan kelompoknya. Selalu merasa tak puas dan tak pernah cukup adalah virus maut yang menghambat 'kisah berbagi dan tindak solider...'
Ayo Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; Bahaya Perangai Kasar, Nalar Semestinya Sehat
Sebab itulah....
MARILAH kita datang pada Tuhan. Dalam sikap keberserahan penuh rasa syukur. Tak usahlah terus bermuram durja dan bersangsi atas 'ketersedikitan dan keterbatasan' yang kita punyai itu. Dan kita segera mulai dalam kuasa Tuhan yang membebaskan.'
Sebab itulah....
MARILAH kita datang pada Tuhan. Dalam sikap keberserahan penuh rasa syukur. Tak usahlah terus bermuram durja dan bersangsi atas 'ketersedikitan dan keterbatasan' yang kita punyai itu. Dan kita segera mulai dalam kuasa Tuhan yang membebaskan.'
"Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya, sebab IA yang memelihara kamu" (1Petrus 5:7).
Verbo Dei Amorem Spiranti
Selamat Hari Minggu.
Tuhan memberkati. Amin.................
Mari kita renungkan kata-kata St. Arnoldus Janssen (perayaan 15 Januari):
- Pendiri SVD : 1875
- Pendiri SSpS : 1889
- Pendiri SSpS-Ap : 1896
- "Tabahkanlah hatimu dengan gembira, jangan merasa cemas bila salib-salibmu sering-sering terlalu kasar, terlalu berat dan tajam pada sisi-sisinya. Semuanya akan berakhir, tapi ganjaran yang abadi tak kan ada kesudahannya."
- "Teguhkanlah hatimu dan percayalah kepada Allah. Sesudah hari-hari gelap akan menyusul hari-hari cerah. Anggaplah semuanya ini sebagai hal yang pasti."
- Sebagaimana seorang pengemis tidak dapat menyombongkan diri, kalau ia menerima pemberian-pemberian yang besar, demikian pula kita tidak boleh bersikap angkuh atas anugerah-anugerah Allah."
- "Berbahagialah orang yang tidak takut untuk hidup dalam ribuan pengorbanan dan kekurangan demi memperoleh banyak orang bagi Kristus."
- "Semakin banyak kita menghormati ROH KUDUS, kita semakin layak untuk menerima karunia-karuniaNYA."
St. ARNOLDUS JANSSEN,
DOAKANLAH KAMI
AMIN
Ayo Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; MEMANG Itulah Kenyataan Hidup Yang Mesti Dihadapi
Baca juga di sini, Kisah Tentang Kita ;
Adalah Koperasi Simpan Pinjam Inklusi di Manggarai, 25 orang Penyandang Disabilitas telah menjadi Anggota KSP Credit Union Florette: Menyediakan Pinjaman Berbunga Rendah, melakukan Upaya Pemberdayaan Sosial Ekonomi (bisnis) dan mengajarkan Literasi/Melek Keuangan. Kerja sama dengan Yayasan Ayo Indonesia (Rumah Belajar) |
0 Komentar