(Pekan Biasa XXI, Wafatnya St Yohanes Pembaptis)
Bacaan I Yeremia 1:17-19
Mazmur Tanggapan 71:1-2.3-4a.5-6ab.17
Ref: Mulutku akan menceritakan keadilanMu)
Injil Markus 6:17-29
"Hati Herodes selalu terombang-ambing" Mrk 6:20
(Et audito eo multa faciebat)
KEPUTUSAN YANG FATAL
Sungguh....
KESEDIHAN Raja Herodes tak terlukiskan. Satu keputusan yang tak ia sadari telah ia ambil. Dan hidup Yohanes Pembaptis pun harus berakhir di tangannya. Padahal Herodes tahu bahwa Yohanes itu 'seorang yang benar dan suci; dan ia melindunginya' (cf Mrk 6:20).
Tetapi...
KISAH kematian tragis itu mengapa mesti terjadi? Berawal dari kata-kata teguran keras Yohanes. Dan lalu tertanam dalam dendam dan kebencian di hati Herodias. Ia lalu bermuara pada satu kesempatan baik. Tarian gemulai putri Herodias sungguh memikat. Sudah membuat hati Herodes terkesima.
KISAH kematian tragis Yohanes Pembaptis tidak hanya terenung semata-mata pada relasi cinta suram antara Herodias dan Herodes. Tetapi terutama pada satu rasa benci dan dendam. Herodias sungguh setia pada penantian demi virus balas dendamnya itu.
TAK terkendalinya kata-kata sumpah di bibir Herodes juga pada titiknya menjadi meterai akhir untuk kematian Yohanes Pembaptis. Sepertinya semuanya berlalu begitu mudah. Tetapi, kematian Yohanes Pembaptis tentu tak pernah sia-sia! Kebenaran, keberanian, keadilan, ketulusan, kesetiaan serta kejujuran mesti selalu disuarakan.
Dan kini bagi kita?
DALAM benci, dendam serta tebalnya rasa tidak suka selalu terbit niat suram yang 'mematikan.' Kita bakal mencari dan bahkan menciptakan kesempatan kapan saja. Agar 'siapapun yang tak kita sukai mesti dilumpuhkan dalam segala gerak hidupnya.'
Menjadi jelas...
DALAM geliat ucapan Herodes, tentu ada pelajaran amat berarti dalam kekuatan kata-kata kita. Apakah kata-kata kita isyaratkan kekuatan akan harapan dan kehidupan? Atau kah sebaliknya kata-kata yang terucap itu lebih mengarah pada 'kematian' serta 'ketiadaan harapan?'
KESEDIHAN Raja Herodes tak terlukiskan. Satu keputusan yang tak ia sadari telah ia ambil. Dan hidup Yohanes Pembaptis pun harus berakhir di tangannya. Padahal Herodes tahu bahwa Yohanes itu 'seorang yang benar dan suci; dan ia melindunginya' (cf Mrk 6:20).
Tetapi...
KISAH kematian tragis itu mengapa mesti terjadi? Berawal dari kata-kata teguran keras Yohanes. Dan lalu tertanam dalam dendam dan kebencian di hati Herodias. Ia lalu bermuara pada satu kesempatan baik. Tarian gemulai putri Herodias sungguh memikat. Sudah membuat hati Herodes terkesima.
Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; Tetap Berharap Menjadi Berkat
DAN "kepala Yohanes dalam sebuah talam" akhirnya jadi taruhan. Alam kesedihan tak terhindarkan. Namun, itu semua karena Herodes lebih berpihak pada sumpah kata-katanya. SApalagi telah diucapkannya di hadapan tamu-tamunya. Ia tak sanggup smenghindar dari semuanya.
Untuk kita....?
DI BALIK setiap kata dan kalimat, yang terucap pun yang tertulis, selalu ada konsekwensinya. Apalagi bila dipertebal dengan niat hati yang serius. Herodias sudah punya niat gulita. Dan ia mendapatkan kesempatan itu, saat Herodes tak mau dipermalukan oleh kata-kata sumpahnya sendiri di hadapan para tamu undangannya.
DAN "kepala Yohanes dalam sebuah talam" akhirnya jadi taruhan. Alam kesedihan tak terhindarkan. Namun, itu semua karena Herodes lebih berpihak pada sumpah kata-katanya. SApalagi telah diucapkannya di hadapan tamu-tamunya. Ia tak sanggup smenghindar dari semuanya.
Untuk kita....?
DI BALIK setiap kata dan kalimat, yang terucap pun yang tertulis, selalu ada konsekwensinya. Apalagi bila dipertebal dengan niat hati yang serius. Herodias sudah punya niat gulita. Dan ia mendapatkan kesempatan itu, saat Herodes tak mau dipermalukan oleh kata-kata sumpahnya sendiri di hadapan para tamu undangannya.
Baca juga yang ini; Suatu Permenungan; Kita Bisa Letih Lesuh Tak Bergairah
KISAH kematian tragis Yohanes Pembaptis tidak hanya terenung semata-mata pada relasi cinta suram antara Herodias dan Herodes. Tetapi terutama pada satu rasa benci dan dendam. Herodias sungguh setia pada penantian demi virus balas dendamnya itu.
TAK terkendalinya kata-kata sumpah di bibir Herodes juga pada titiknya menjadi meterai akhir untuk kematian Yohanes Pembaptis. Sepertinya semuanya berlalu begitu mudah. Tetapi, kematian Yohanes Pembaptis tentu tak pernah sia-sia! Kebenaran, keberanian, keadilan, ketulusan, kesetiaan serta kejujuran mesti selalu disuarakan.
Dan kini bagi kita?
DALAM benci, dendam serta tebalnya rasa tidak suka selalu terbit niat suram yang 'mematikan.' Kita bakal mencari dan bahkan menciptakan kesempatan kapan saja. Agar 'siapapun yang tak kita sukai mesti dilumpuhkan dalam segala gerak hidupnya.'
Menjadi jelas...
DALAM geliat ucapan Herodes, tentu ada pelajaran amat berarti dalam kekuatan kata-kata kita. Apakah kata-kata kita isyaratkan kekuatan akan harapan dan kehidupan? Atau kah sebaliknya kata-kata yang terucap itu lebih mengarah pada 'kematian' serta 'ketiadaan harapan?'
Baca juga yang ini; Pengalaman Berarti Dari Satu Keluarga Disabilitas : Lahan Dan Kotoran Ternak Adalah Sumber Rejeki
BILA kita tak trampil dalam bersuara, bila kita hanya asal tempias dalam kata-kata, bila kita hanya buang-buang kata yang tak terkontrol, kita pasti dapat 'membunuh orang lain.' Tanpa belaskasih.
Tidak kah....
SEKIAN banyak orang bisa mati sia-sia? Tanpa harapan untuk kembali hidup? Sebab 'air dan pupuk dalam kata-kata kita itu' telah teracun virus maut yang memang berniat untuk mematikan!
BILA kita tak trampil dalam bersuara, bila kita hanya asal tempias dalam kata-kata, bila kita hanya buang-buang kata yang tak terkontrol, kita pasti dapat 'membunuh orang lain.' Tanpa belaskasih.
Tidak kah....
SEKIAN banyak orang bisa mati sia-sia? Tanpa harapan untuk kembali hidup? Sebab 'air dan pupuk dalam kata-kata kita itu' telah teracun virus maut yang memang berniat untuk mematikan!
Baca juga yang ini; Renungan Iman Katolik; Kita Juga Orang Yang Berpunya, Bung!
Maka....,
GANTILAH 'kesempatan baik ala Herodias' menjadi kesempatan indah untuk mendoakan dan memberkati siapapun yang membuat kita tak nyaman. Dan ubahlah kata-kata kita yang sering mematikan menuju kata-kata penuh harapan. Dalam Kasih Tuhan sendiri.
Verbo Dei Amorem Spiranti
St Yohanes Pembabtis, doakanlah kami.
Tuhan memberkati.
Amin.
Maka....,
GANTILAH 'kesempatan baik ala Herodias' menjadi kesempatan indah untuk mendoakan dan memberkati siapapun yang membuat kita tak nyaman. Dan ubahlah kata-kata kita yang sering mematikan menuju kata-kata penuh harapan. Dalam Kasih Tuhan sendiri.
Verbo Dei Amorem Spiranti
St Yohanes Pembabtis, doakanlah kami.
Tuhan memberkati.
Amin.
Mari kita renungkan kata-kata St. Arnoldus Janssen (perayaan 15 Januari):
- Pendiri SVD : 1875
- Pendiri SSpS : 1889
- Pendiri SSpS-Ap : 1896
- "Tabahkanlah hatimu dengan gembira, jangan merasa cemas bila salib-salibmu sering-sering terlalu kasar, terlalu berat dan tajam pada sisi-sisinya. Semuanya akan berakhir, tapi ganjaran yang abadi tak kan ada kesudahannya."
- "Teguhkanlah hatimu dan percayalah kepada Allah. Sesudah hari-hari gelap akan menyusul hari-hari cerah. Anggaplah semuanya ini sebagai hal yang pasti."
- Sebagaimana seorang pengemis tidak dapat menyombongkan diri, kalau ia menerima pemberian-pemberian yang besar, demikian pula kita tidak boleh bersikap angkuh atas anugerah-anugerah Allah."
- "Berbahagialah orang yang tidak takut untuk hidup dalam ribuan pengorbanan dan kekurangan demi memperoleh banyak orang bagi Kristus."
- "Semakin banyak kita menghormati ROH KUDUS, kita semakin layak untuk menerima karunia-karuniaNYA."
St. ARNOLDUS JANSSEN,
DOAKANLAH KAMI
AMIN
Ayo Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; MEMANG Itulah Kenyataan Hidup Yang Mesti Dihadapi
Baca juga di sini, Kisah Tentang Kita ;
Adalah Koperasi Simpan Pinjam Inklusi di Manggarai, 25 orang Penyandang Disabilitas telah menjadi Anggota KSP Credit Union Florette: Menyediakan Pinjaman Berbunga Rendah, melakukan Upaya Pemberdayaan Sosial Ekonomi (bisnis) dan mengajarkan Literasi/Melek Keuangan. Kerja sama dengan Yayasan Ayo Indonesia (Rumah Belajar) |
0 Komentar