Header Ads Widget

Pater Kons Beo,SVD; Seruan Tobat sejatinya menukik ke dalam diri sendiri....

 UMPUNGJAYASIAR.COM

Gereja Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong




ROMA, Sabtu, 23 Oktober 2021*

*(Pekan Biasa XXIX - St Yohanes Capistrano)*


Bacaan I Roma 8:1-11

Mazmur 24:1-6

Injil Lukas 13:1-9


*"Putatìs....?"*

Luk 13:2

(Sangkamu....)


ADA satu godaan besar nan nyata.  Ketika bicarakan nasib suram sesama. Tentang jalan hidup dan tingkahnya yang miring. Penuh amburadulnya.


Sepertinya pun telah dipastikan ujung nasibnya. Serba sial. Tak menentu. Celaka dan binasa. Tak terhindarkan. Kisah sial sesama itu lalu jadi tema andalan. Dibisik di sini, pun pula dihembuskan ke sana.


KISAH itu mungkin saja semakin menjadi-jadi. Itu karena ada yang merasa diri sebagai pribadi penuh berkat. Darinya, selalu terpancar aura penuh kesalehan. Karenanya, dirinya pasti tetap di posisi aman. Tak terjangkau nasib sial.


ADA tantangan serius dari Yesus terhadap sekelompok orang pembawa berita maut. Itu tentang betapa nasib tragis orang-orang Galilea di tangan Pilatus. Mereka dibunuh Pilatus. Dan darah mereka dicampurkan pada bahan persembahan yang mereka bawakan (Luk 13:1). Adakah maksud Yesus di balik tantanganNya?


SERUAN pertobatan itu tak menggema untuk menyasar sesama, orang ini atau orang itu. Seruan tobat itu sejatinya menukik ke dalam diri sendiri. Sejauh mana seseorang telah menolak kasih Tuhan? Dan melukai sesama? Agar dari situ ada jalan dan niat untuk dapat kembali. Pada Tuhan dan pada sesama!


Sudah terlalu tebal segala prasangka dalam diri sendiri, bahwa betapa cemar dan memarnya sesama. Sebaliknya, alangkah terang benderangnya segala diri dan kisah  punya diri sendiri.


TETAPI, cukuplah Tuhan menantang: "sangkamu... kau pikir... kau kira... bahwa kau lebih baik dari sesama itu?" Tantangan Yesus itu kuat bergema! Kapan dan di mana saja.


SEMUANYA agar janganlah terus terlanjur, atau juga keenakan tanpa beban. Untuk terus berbicara tanpa jedah tentang kepekatan nasib dan suramnya jalan hidup orang lain. Tuhan punya maksud tertentu. Agar siapapun belajar bicara ukur-ukur dan sewajarnya. Sebab panggilan untuk bertobat adalah seruan injili bagi siapapun. Bagi semua.


*Verbo Dei Amorem Spiranti*


Tuhan memberkati

Amin.

Posting Komentar

0 Komentar