Header Ads Widget

Renungan Harian KATOLIK ; TUGAS kita paling sederhana namun sungguh agung adalah membiarkan sesama selalu hadir dalam hati kita.

 Kamis, 19 Mei 2022


(Pekan V Paskah, St Dunstan, St Krispinus dr Viterbo, St Salestinus V - Paus ke 192)

Bacaan I Kisah Para Rasul 15:7-21

Mazmur Tanggapan Mzm 96:1-2a.2b-3.10

Injil Yohanes 15:9-11

"Reruntuhannya akan Kubangun kembali dan akan Kuteguhkan..."

Kis 15:16

(Et diruta eius reaedificabo, et erigam eius)


KABAR Keselamatan harus diteruskan. INJIL harus diberitakan. Itulah yang sungguh diyakini oleh komunitas perdana. Amanat perutusan, oleh Tuhan, sungguh ditempatkan dalam diri para murid. Dan berlangsung hingga kini. Dalam diri setiap kita.


KEYAKINAN itu sedemikian kuat, "Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendakNya untuk menerima mereka sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita" (Kis 15:8).


SEBAB itulah, pewartaan  Karya Keselamatan Tuhan menuntut satu keyakinan teguh: Allah hadir dan berkarya dalam diri sesama. Dalam situasi dan keadaan nyata yang dihadapi dan dialami mereka. 


RASUL Paulus dan Barnabas sungguh teguh dalam keyakinan. Bangsa-bangsa lain juga  oleh kehendak Tuhan sendiri terpanggil untuk mendengar berita Injil (cf Kis 15:7). 


ADALAH Rasul Yakobus yang memberitakan kembali seruan Para Nabi bahwa segala yang lama, oleh Allah sendiri, mesti dirobohkan dan diruntuhkan. Dan Allah sendiri akan membangun kembali *Pondok Daud* yang sungguh menyapa semesta. Itu tempat, suasana, alam dan lingkungan di mana semua orang berjumpa dan saling menyapa.


KISAH dan Citra Pondok Daud yang baru itulah yang harus diperjuangkan. Allah hidup, meraja dan terutama menyapa semua bangsa manusia dalam Kasih dan KebenaranNya. Allah bukanlah 'Allah punya kita sendiri' yang kita pagari dalam segala hasrat dan kemauan kita sendiri. 


DUNIA menjadi terkotak dalam kisah-kisah saling  mendera, saling meminggirkan, saling  memojokkan serta saling mengsingkan. Dalam dunia, orang tegoda untuk membangun 'kerajaannya sendiri.' Demi rasa nyamannya sendiri. Tanpa banyak sapaan sejuk dan kepekaan terhadap situasi sekitarnya.


PONDOK DAUD yang baru itu sepantasnyalah tergambar dalam persekutuan dan kebersamaan kita. Hati kita pun sepatutnya jadi gambaran *Pondok Daud* itu. Yang lapang, luas dan terbuka bagi siapapun. Yang bebas dari panji-panji elitis sempit bahwa 'hanya kitalah kaum yang: benar, terhormat, senonoh, suci, selamat, saleh, serta diselamatkan.


MAKA tugas kita paling sederhana namun sungguh agung adalah membiarkan sesama selalu hadir dalam hati kita. Tanpa dia ditekan dan dia ditindas. Tanpa dia dilukai. Oleh kata-kata dan sikap kita. Sebab, tugas kita adalah memanggil siapapun untuk pulang ke dalam dekapan Kasih dan Keselamatan Tuhan.


*Verbo Dei Amorem Spiranti*


Tuhan memberkati.

Amin. Alleluia

Posting Komentar

0 Komentar