Header Ads Widget

Renungan Harian Katolik; HARUS KAH kita lari jauh dari kenyataan pahit hidup?

Kamis, 26 Januari 2023


(Pekan Biasa III, St Timotius & St Titus)

Bacaan I Timotius 1:1-8

atau Titus 1:1-5

Injil Lukas 10:1-9




"Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau..."

Tim 1:2

(....Gratia, misericordia, et pax a Deo Patre, et Christo Iesu Domino nostro)



LISAN KITA ADALAH DIRI KITA. MARILAH MEMETERAIKAN SEMUANYA DI DALAM DAMAI TUHAN


UNGKAPKANLAH kata-kata penuh sejuk bagi sesama. Kata-kata yang bernafaskan damai dan sukacita. Yang menebalkan rasa percaya diri dan penuh harapan.



KATA-KATA memang sepantasnya bernafaskan arti kehidupan. Ketika rasa putus asa dijauhkan. Saat kecewa dan rasa remuk di dada disingkirkan. Manakala hidup penuh redup terlewatkan. Dan segera dimulai baru dalam energi penuh asa.




JANGANLAH pernah salah pilih kata. Pun dalam salah berkata. Janganlah sengaja berkata penuh racun. Hanya untuk merendahkan, menyingkirkan, menghina dan bahkan membuat sesama sungguh tanpa daya.




KITA pun tak pernah boleh bermain kata. Hanya untuk menjebak dan mengakali. Tidak kah dunia sudah dipenuhi pula dengan kata-kata penuh perangkap? Itulah kata-kata hampa makna.



KEPADA Timotius dan Titus, rangkaian kata-kata indah sarat makna tersuarakan oleh Rasul Paulus. Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera semoga senantiasa ada dalam diri kedua anak dan sahabat kekasihnya itu. Itu ungkapan hati penuh iman. Dalam pengharapan di dalam nama Allah Bapa dan Kasih Kristus, PuteraNya.




YANG diungkapkan Rasul Paulus itu pun bermakna berkat. Saat yang terbaik dan terindah dari Allah mesti menyertai jalan hidup Timotius dan Titus. Tentu demi menghadapi apapun situasi yang bakal terjadi.



SEPANTASNYA kita akhiri hamburan dan semburan kata-kata yang sungguh menjauhkan kita dari: kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera. Yang hanya membuat kita semakin berjarak fisik pun terlebih berjarak hati.




SEBAB itulah, marilah kita saling memberikan peneguhan. Untuk membisikkan kata-kata penuh makna itu. Untuk berjiwa besar, tulus dan penuh kasih mengatakan: "Sungguh Rahmat, Kasih Karunia, Damai Sejaterah ada padamu, saudari-saudaraku..."

Mengapa tidak?


Jumat, 27 Januari 2023

(Pekan Biasa III, St Angela Merici)

Bacaan I Ibrani 10:32-39

Mazmur Tanggapan Mzm 37:3-6.23-24.39-40

Injil Markus 4:26-34



"Kamu sungguh memerlukan ketekunan...."
Ibr 10:36
(Patientia enim vobis necessaria est)


KETEKUNAN ADALAH JALAN YANG PASTI DEMI KEBERHASILAN




BANYAK hal yang kita impikan dalam hidup ini. Dan kita umumnya inginkan yang terbaik. Yang jauh dari 'yang sulit-sulit.' Yang tidak bentangkan banyak tantangan.




KITA rindukan alam hidup dengan banyak jaminan. Tak ada banyak kesukaran yang bakal dihadapi. Semuanya serba pasti dan terjawabi. Hidup yang indah adalah alam pertemuan tanpa kendala berat antara harapan dan kenyataan.




TETAPI, seperti satu kenyataan pasti, tidak kah hidup itu punya iramanya sendiri? Bahwa kerinduan dan kenyataan hidup banyak kali bukanlah 'pasangan tarian balet' yang selalu indah dan serba asri?



HIDUP itu bukanlah tumpukan kisah dan peristiwa sebatas aplaus penuh pujian serta sanjungan. Sebab, di titik sebaliknya, terdapat apa yang diingatkan penulis Ibrani sebagai cercaan dan penderitaan (cf Ibr 10:33). Dan dalam situasi itulah "kamu dijadikan tontonan."




HARUS KAH kita lari jauh dari kenyataan pahit hidup? Dari suasana yang menekan bahkan menindas? Harus kah kita menyerah dalam serba rasa penuh keputusasaan?




SETIAP orang punya strategi kehidupan masing-masing. Semuanya demi mengarungi samudra kehidupan. Sambil mesti bisa bertahan untuk menantang gelombang dan badai. Dan semuanya bukanlah perkara gampangan!



PENULIS Ibrani ingatkan pembaca, pendengar, komunitasnya serta kita semua, untuk miliki apa yang direnungkannya sebagai KETEKUNAN. Ingatlah apa yang diserukan Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma, "Ketekunan nenimbulkan tahan uji. Dan tahan uji menimbulkan pengharapan" (Rom 5:4).



MAKA biarkanlah KETEKUNAN itu memeluk erat dan menguasai kita. Maka apa yang kita perjuangkan dan kita usahakan akan tiba pada titik keberhasilan. Jika sebaliknya, tanpa KETEKUNAN, tidak kah itu menjadi awal datangnya "tontonan dan cercaan" sesama. Kapan dan di mana saja.


Bukan kah demikian?

Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati
Amin.


Posting Komentar

0 Komentar