Header Ads Widget

Apa itu Kelompok Basis Gerejawi (KBG)


Kegiatan Pastoral Liturgia dari KBG St.Yosep, Wilayah I Woang, bertempat di Rumah Gendang Woang.


Apa itu Kelompok Basis Gerejawi (KBG)


Gereja Keuskupan Ruteng telah mulai melaksanakan pastoral hidup menggereja melalui gerakan Kelompok Basis Gerejawi (KBG). Suatu model hidup menggereja dalam suatu paguyuban orang beriman Katolik dalam jumlah yang relatif kecil, yang secara aktif mendengarkan firman dalam pewartaan (kerygma), merayakan liturgi (liturgia), menghayati persekutuan (koinonia), dan melaksanakan pelayanan kasih (diakonia). Paroki-paroki di seluruh keuskupan Ruteng sejak tahun 1980-an telah mulai membentuk KBG-KBG. Kelompok-kelompok kontas/rosario dengan cepat ditingkatkan menjadi kelompok basis gerejawi.

Pengertian KBG


Kelompok Basis Gerejawi, adalah persekutuan orang-orang yang menghayati Iman Kristiani secara intensif dalam kelompok mini dalam kesatuan dengan Gereja demi pertumbuhan dan perkembangan Gereja. Menurut Paus Paulus VI, Komunitas Basis baru boleh disebut Gerejawi bila berada dalam kesatuan dengan hierarki Gereja dan bertujuan demi pengembangan dan pertumbuhan Gereja (EN,58). 
Pengelompokan ini dapat bersifat teritorial. 

KBG adalah kelompok umat dalam paroki yang dipersatukan oleh kedekatan tempat tinggal dan kesatuan geografis tertentu. Selain itu, KBG itu dapat berciri kategorial entah pengelompokan atas dasar usia, pekerjaan, situasi sosial yang mendorong ikatan persaudaraan untuk bersama-sama memperjuangkan keadilan sosial dan kesamaan martabat manusia (EN,58). 

Keuskupan Ruteng memasukan juga ke dalam KBG kategorial paguyuban-paguyuban rohani yang hidup dan berkembang di Paroki-paroki selama ini.

Ciri-ciri KBG

KBG memiliki ciri-ciri dasar berikut. Pertama, pengalaman persekutuan (communio) yang intensif. Dalam komunitas ini orang merasakan kebersamaan dan persaudaraan sebagi murid-murid Kristus. Semua anggota terlibat aktif dalam paguyuban. Hal ini didorong oleh sekaligus menguatkan kesadaran baru sebagai Gereja umat Allah. Dalam kelompok beranggota 15-20 orang, mereka membentuk dan mewujudkan Gereja. Kedua, komunitas ini lahir dari Sabda Allah. Injil-lah yang menjadi sumber kehidupan komunitas ini. Injil didengar, disharingkan, dan diyakini dalam komunitas dan menjadi terang yang menuntun refleksi atas situasi konkrit komunitas.

Jadi sabda Allah di satu pihak direfleksikan dari pengalaman konkrit, di lain pihak menjadi kekuatan yang menggerakan dan menjiwai kehidupan harian. Dalam komunitas basis anggota-anggota “berdoa”, sharing atau berbagi pandangan dan pengalaman mengenai injil Yesus Kristus dan membawanya dalam kehidupan keseharian, misalnya mereka saling mendukung, saling membantu, bekerja sama dan dipersatukan sebagaimana mereka dalam satu pikiran dan satu hati (FABC,1990). Ketiga, Komunitas basis adalah tanda dan sarana pembebesan kristus (bdk.LG). Ia bukanlah kelompok Ghetto (tertutup), tetapi terbuka terhadap masyarakat dan dunia. Dalam komunitas ini, persoalan sosial direfleksikan dan diatasi melalui gerakan bersama. Komunitas menjadi agen perubahan sosial. Ia adalah motor dari peradaban kasih dan permulaan dari masyarakat baru berdasarkan cinta kasih (RM 51). Jadi komunitas basis berciri misioner. Ciri inklusi komunitas basis tampak pula dalam keterbukaan dan dialog dengan penganut beragama lain untuk membentuk masyarakat yang manusiawi. Menurut sidang agung gereja katolik indonesia (SAGKI) tahun 2000, Komunitas basis “juga merangkul saudara-saudara beriman lain”.

Keempat, dalam komunitas ini terjadi perayaan kehidupan dan iman. Komunitas basis tidak hanya ditentukan oleh Komitmen sosial tetapi juga perayaan liturgis. Dalam sabda dan liturgi dirayakan anugerah pembebasan Allah melalui Yesus Kristus. Bukan hanya liturgi yang dirayakan menurut rubrik tetapi yang selaras dengan kehidupan konkret. Kelima, KBG adalah cara baru menjadi Gereja. KBG bukan sekedar alat atau hasil evangelisasi tetapi sebuah cara baru menjadi persekutuan murid-murid Kristus dalam dunia dewasa ini. Konferensi Uskup Asia tahun 1990 meyebut Komunitas Basis sebagai cara baru menggereja. 

Keenam, KBG adalah persekutuan umat Allah dalam Gereja. Ia bukan kelompok tersendiri di luar struktur Gereja Katolik. Ia merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan Gereja Parokial yang menghayati Iman dalam kerendahan hati dan ketaatan kepada otoritas Hierarki Gereja (EN,58).

Artikel dari Romo Frederikus Djelahu (Edy).


Edisi berikutnya tentang Bidang-bidang Gerejawi Kegiatan di KBG



Posting Komentar

0 Komentar