Header Ads Widget

Renungan Harian Katolik; Ribut Demi Yang Terbesar

 Selasa, 21 Mei 2024


"...dari mana datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kalian?" Yak 4:1
(Unde bella, et lites in vobis?)


(Pekan Biasa VII, St Eugene de Mazenod)

Bacaan I Yakobus 4:1-10
Mazmur Tanggapan Mzm 55:7-11a 23
Injil Markus 9:30-37




RIBUT DEMI YANG TERBESAR



ADA banyak hal yang bisa jadi sebab dari 'tidak baku enak' di antara kita. Dan itu amat nyata dalam keseharian. Bisa jadi karena soal 'kepemilikan.' Misalkan, kita berselisih sengit dan lalu ribut besar karena harta warisan. Kita juga bisa baku nantang karena soal harga diri. Itu gara-gara baku omong buruk atau baku jual nama ke sana ke mari.


KERIBUTAN juga terjadi karena adanya aksi liar dan tindakan kasar satu dengan yang lain. Ini muncul karena dipicu oleh fitnah, iri hati, dendam, atau segala rasa 'yang tidak enak punya.' Kebersamaan jadi tak elok karena ada perang kata-kata dalam pertengkaran. Tak lupa, bahwa ada pula aksi-aksi senyap untuk 'menggunduli dan mengasingkan' yang lain, yang bukan termasuk kita, yang dicurigai bakal halangi kepentingan kita.



BILA ditangkap dari Surat Rasul Yakobus, inti dari semua keonaran itu adalah hawa nafsu yang berfokus pada tujuan . Iya, pada hasrat besar gol-kan kepentingan sendiri atau kelompok sendiri. Akibatnya, yang lain, sesama itu, dianggap musuh, sebagai pesaing yang mesti dibikin mati kutu dengan cara apapun.


RASUL Yakobus ingatkan satu kekurangan serius yang ada pada jemaat pendengarnya: '...karena kalian tidak berdoa... atau salah berdoa (Yak 4:2.3). Bisa jadi jemaat tidak punya banyak waktu untuk bersatu dalam berdoa.



Mengapa kah....?


Sebab mereka lebih sibuk dan gelisah untuk rancangkan ambisi, orientasi dan cita-cita sendiri. Citra kekerabatan dalam persahabatan mamon atau dengan perkara dunia, itulah yang dikuatirkan Rasul Yakobus. Tulisnya "barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah"(Yak 4:4).



Lalu tentang kuasa, posisi, jabatan, sebagai orang besar?


ITULAH yang jadi pokok kegentingan relasi di antara para murid.

Dalam kisah dan peristiwa kita?

Demi kekuasaan mesti ada gerakan cari muka, tunjuk muka, bermuka dua berwajah kembar. Juga mesti gesit pasang strategi, mesti aktif gencarkan kampanye hitam.



SAYANGNYA, demi kekuasaan dan jadi yang terbesar, rasa persatuan dan kebersamaan berubah jadi memar dan cemar. Sebab, orang beralih hidup ke dalam aura curiga dan baku intip. Spontanitas dalam bicara apa adanya jadi terkubur dalam 'bisik-bisik penuh waspada.' Sebab yang bukan di jalur kita ini sudah dikandangkan dan distigma sebagai musuh!



KEKUASAAN dalam semangat kerendahan hati dan kebergantungan sebagai seorang anak kecil, itulah yang diajarkan dan dingatkan Yesus kepada para muridNya. 'Yang mau jadi yang terdahulu, mesti rendah hati jadi yang terakhir dan jadi pelayan bagi semuanya.'

Kedaulatan dan marwah dari kekuasaan dan yang terbesar dalam Yesus adalah kepelayanan yang dikobarkan oleh semangat kerendahan hati.



KISAH injil paparkan perjalanan para murid: ..

"SEBAB di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka..." (Mrk 9:34).


Di ziarah iman kita sebagai Gereja, sebagai murid-murid Yesus, perlu kah kita selalu 'ribut dan genting' tentang siapa yang terbesar? Mungkin yang terbaik adalah setiap kita jalani saja tugas panggilan Gereja dan masyarakat yang dipercayakan kepada kita. Dengan penuh sukacita dan terutama dalam semangat kerendahan hati.


Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati
Amin

Posting Komentar

0 Komentar