Header Ads Widget

Pater Kons Beo,SVD; Ingatlah! Pengalaman 'kacang lupa kulit' bisa terjadi atas diri siapa saja.

 UMPUNGJAYASIAR.COM


Persekutuan Kasih, Paroki Ekaristi Ka Redong/Foto RR



Roma, Rabu, 10 November 2021

*(Pekan Biasa XXXII - St Leo Agung-Pujangga Gereja, Paus ke 45, St Andreas Avelino)*


Bacaan I Kebijaksanaan 6:2-11

Mazmur 82:3-4.6-7

Injil Lukas 17:11-19


*"et novem ubi sunt?"*

Luk 17:17

(Di manakah yang sembilan orang tadi).


RASA kurang hati sering kita alami. Ada hal yang kurang sedap terjadi. Misalkan saja, bahwa ada orang yang sudah jadi 'manusia', katakanlan pula sudah 'bisa hidup baik,' tetapi sayangnya, orang itu lupa untuk sejenak 'toleh ke belakang.'


KITA punya jasa dan perhatian yang 'cukup.' Dukungan kita amat berarti. Usaha-usaha kita sungguh nyata. Tapi, apa boleh buat. Kita sendiri alami ketakpedulian dari orang itu. Bahkan boleh saja lagak angkuh dan cuek malas tahu nyata-nyata diperlihatkannya di depan kita. Bahaya sudah. Yang model begini siapa yang tidak makan hati?


KITA bisa saja tersinggung. Sumpah serapah bisa saja terlahir terhadap orang-orang seperti itu. Ingatlah! Pengalaman 'kacang lupa kulit' bisa terjadi atas diri siapa saja. 


TETAPI, senantiasalah berhati tenang dan damai. Tak usah merajuk apalagi sampai kurang hati sejadi-jadinya. Cukuplah berbesar hati bahwa ada  orang bisa jadi baik karena kebaikan hatimu juga. Tak usah mengumpat sesama itu bagai 'air susu dibalas dengan air tuba.'


RIBUT-RIBUT dalam kebersamaan itu terjadi karena kita tetap bersikeras agung-agungkan segala jasa dan kebaikan kita untuk diperhitungkan? 'Kalau bukan saya, kau tak pernah jadi orang. Jangan lupa daratan.  Paham!'


TETAPLAH teduh di hati!  Sekali jadi orang baik, tetaplah jadi orang baik. Tetaplah berdoa dan mendukung orang itu. Agar kebaikan kita yang tertanam dalam dirinya diteruskannya kepada yang lain. Bukankah dengan itu kebaikan akan terus mengalir? 


SEMBILAN orang kusta yang telah sembuh itu  tak kembali pada Yesus. Mereka tidak dihakimi Yesus!  Cuma ada satu pertanyaan saja: *'Tidak ada kah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah?'* (Luk 17:18).


SEBAGAI orang beriman, selalulah kembali kepada Tuhan sebagai Pemberi Kehidupan dan Penganugerah berkat. Bahkan dalam kisah hidup yang paling pahitpun tetaplah kembali pada Tuhan. Karena apapun kisah hidup yang kita alami, selalu ada hal indah di mata Tuhan.


*Verbo Dei Amorem Spiranti*


Tuhan memberkati.

Amin

Posting Komentar

0 Komentar