Edukasi tentang Bahaya HIV-AIDS sebagai cara untuk mencapai Three Zero tahun 2030
SMKN I Satar Mese Barat |
umpungjayasiar.com, Ruteng. Komisi Penanggulan AIDS (KPA) Kabupaten Manggarai berupaya keras untuk mewujudkan komitmen Three Zero pada tahun 2030, yaitu tidak ada lagi penularan infeksi baru HIV, tidak ada lagi diskriminasi/stigma kepada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dan tidak ada lagi Kematian akibat AIDS dalam penanggulangan kasus HIV-AIDS di Kabupaten Manggarai.
Hal ini
disampikan oleh Kosmas Takung, Sekretaris KPA Kabupaten Manggarai kepada para
peserta edukasi tentang bahaya HIV-AIDS pada Juma’at,(10/12/2021) di Aula SMKN
I Satar Mese Barat, Sabtu (11/12/2021) di Aula Santa Theresia SMAK Santo
Aloysius Ruteng, dan Minggu, (12/12/2021) di Aula Paroki Santu Nikolaus Golo
Dukal.
Meskipun dana
terbatas, ungkap Kosmas, KPA Kabupaten Manggarai akan terus melakukan edukasi
tentang bahaya HIV-Aids kepada masyarakat umum dan anak-anak sekolah menengah
atas (SMA/SMAK), oleh karena itu, kami tidak berjalan sendiri, kami bekerja
sama dengan Komisi Kesehatan Keuskupan Ruteng, Lembaga-Lembaga pendidikan dan
Lembaga Swadaya Masyarakat.
Saya berharap,
pendekatan kolaborasi dengan berbagai pihak, lanjut Kosmas, dapat memperluas
jangkauan jumlah orang yang mendapatkan pengetahuan yang benar tentang apa itu
HIV-AIDS dan dampaknya terhadap keberlangsungan hidup manusia, sebab jika tidak
segera diatasi maka virus ini bisa
menurunkan kualitas sumberdaya manusia bahkan kita akan mengalami
kehilangan generasi-generasi yang produktif. “Secara psikologis orang yang
terinfeksi akan terganggu, merasa tidak nyaman untuk bekerja, dan kurang
percaya diri untuk berelasi dengan orang lain,” tambah Kosmas.
“Pada bulan
Desember tahun 2021 ini, kami mendapat dukungan dari Yayasan Ayo Indonesia
Ruteng untuk melaksanakan edukasi tentang HIV/Aids kepada anak-anak sekolah di
SMKN I Satar Mese Barat, SMAK Santu Aloysius Ruteng dan Pegurus Dewan Pastoral
di Paroki Nikolaus Golo Dukal. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih kepada
Yayasan Ayo Indonesia dan Missionprokur SVD Swiss yang telah memfasilitasi
kegiatan edukasi di 3 tempat tadi, kami juga berharap kepada para peserta bisa
membagikan pengetahuannya kepada keluarga terdekat, teman-teman mereka khusus
untuk anak sekolah, dan tetangga atau keluarga-keluarga yang terhimpun dalam
wadah Kelompok Basis Gerejani (KBG),” ungkap Kosmas,
Kosmas
menegaskan bahwa melakukan edukasi yang bertujuan untuk penyadaran tentang
bahaya HIV-AIDS, cara pencegahan penyebaran HIV, penanganan medis bagi orang
dengan HIV-AIDS, informasi terkait pemberian obat ARV secara gratis kepada
pengidap HIV dan komitmen menghapus diskriminasi terhadap ODHA melalui jalur Paroki, sejalan dengan amanat
SINODE III tahun 2013-2015 Keuskupan Ruteng, dalam layanan Pastoral Bidang
Sosial Ekonomi pada poin 19 yang menyatakan, Gereja Keuskupan Ruteng
memperhatikan dan melayani orang-orang difabel, orang-orang yang mengalami
gangguan kejiwaan, penderita penyakit HIV/AIDS, penderita Narkoba dalam
Kerjasama dengan Pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Sehingga perang
melawan HIV-AIDS ke depan, lanjutnya, KPA Kabupaten Manggarai akan bekerjasama
dengan Komisi Kesehatan Keuskupan Ruteng, dan kami mendorong terbentuknya
komunitas anti HIV-AIDS di tingkat Kelompok Basis Gerejani di Paroki-Paroki.
Sedangkan Liobani Grazia Nggeok Putri, akrab dipanggil Grace, salah satu staf KPA Kabupaten Manggarai yang menjadi narasumber pada kegiatan edukasi tersebut, kepada para peserta menjelaskan bahwa peningkatan pengetahuan masyarakat tentang bahaya HIV AIDS sangat penting saat ini, tentu sangat beralasan, sebab jumlah orang terinfeksi HIV terus meningkat, hingga juni 2021, jumlah kasus telah mencapai 207 orang. Menurut dia, mungkin jumlah kasus akan terus bertambah karena, mobilitas penduduk yang masuk dan keluar kota ruteng cukup tinggi, ada gejala praktek seks bebas yang dilakukan oleh anak-anak muda dan orang dewasa, serta kurangnya informasi tentang HIV/AIDS di kalangan Masyarakat dan anak-anak remaja.
Liobani Grazia Nggeok Putri/Foto Ayo |
Dia
mengingatkan para peserta, bahwa HIV/AIDS bisa menyerang siapa saja, tanpa
memandang latar belakang pekerjaan, Pendidikan, usia dll, berdasarkan data yang
dikumpulkan KPA Kabupaten Manggarai, pekerjaan dari ODHA yang selama ini
didampingi oleh KPA Kabupaten Manggarai, adalah Ibu Rumah Tangga, Petani/Buruh,
Swasta, dan PNS. Mereka secara rutin mendapatkan bantuan obat ARV secara gratis
dari Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai. Jumlah kasus terinfeksi yang cukup banyak
adalah dari golongan pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga, jumlah mereka 65
orang.
Pada
kesempaatan yang baik ini, pinta Grace kepada para peserta agar perlu
menyampaikan secara persuasif kepada keluarga atau teman yang mungkin
berperilaku resiko untuk melakukan pemerikasaan darah dan KPA Kabupaten
Manggarai siap memfasilitasinya.
“Kita semua harus bergandengan tangan memerangi HIV-AIDS di Manggarai dengan cara berbagi informasi yang benar tentang bahaya virus ini kepada keluarga, sahabat, teman sekolah dan teman kerja,” tegas Grace.
Siswa/i SMKN I Satar Mese Barat |
Menurut Grace, HIV-AIDS dapat dicegah dengan pendekatan A, B, C, D, E, yaitu Abstinence
(tidak berhubungan seks saat jauh dari pasangan), Be Faithfull (setia
pada pasangan/tidak gonta ganti pasangan), Condom (menggunakan kondom
saat berhubungan), No Drugs (tidak mengkosumsi narkoba) dan Education
(aktif mencari informasi yang benar tentang HIV AIDS).
Kemudian Grace, memperlihatkan beberapa data tentang jumlah Penderita dan orang-orang yang
meninggal akibat HIV-AIDS di Kabupaten Manggarai.
Tahun |
Jumlah (orang) |
HIV |
AIDS |
MCTC Penularan dari
Ibu ke Anak |
||
L |
p |
L |
P |
|||
2013 |
16 |
4 |
6 |
4 |
2 |
|
2014 |
28 |
1 |
6 |
14 |
7 |
|
2015 |
18 |
1 |
7 |
7 |
3 |
|
2016 |
31 |
8 |
7 |
11 |
5 |
|
2017 |
19 |
3 |
9 |
6 |
1 |
|
2018 |
||||||
2019 |
31 |
18 |
8 |
2 |
3 |
|
2020 |
30 |
17 |
11 |
1 |
1 |
5 |
2021 |
34 |
22 |
12 |
5 |
||
TOTAL |
207 |
74 |
66 |
45 |
22 |
JUMLAH ODHA YANG MENINGGAL DUNIA TAHUN 2013 s/d
2020
Tahun |
jumlah |
2013 |
5 org |
2014 |
5 org |
2015 |
1 org |
2016 |
5 org |
2017 |
7 org |
2018 |
- |
2019 |
3 org |
2020 |
2 org |
2021 |
4 org |
TOTAL |
32 ORANG |
Marselinus Pakung, staf pengajar di SMAK Santu Aloysius ketika dimintai tanggapannya mengatakan kegiatan edukasi tentang bahaya HIV-AIDS di sekolahnya sangat positip dan kami tentu akan menyampaikannya kepada peserta didik untuk mencegah mereka dari ancamana Virus ini, tetapi lebih baik lagi nanti jika KPA Kabupaten Manggarai menjadwalkan kembali untuk memberi edukasi tentang hal ini kepada peserta didik di sekolah kami.
Marselinus Pakung, Staf pengajar di SMAK Santo Aloysius Ruteng |
Dia menambahkan, semua pihak harus bekerja sama
mengatasi hal ini, termasuk Lembaga-lembaga Pendidikan di Kabupaten Manggarai,
sebab data kasus terinfeksi HIV cenderung meningkat, sehingga perlu upaya
pencegahan dengan cara mengedukasi secara rutin kepada seluruh peserta didik,
mereka diminta mewaspadai penyebaran virus ini dan membagi pengetahuan kepada
keluarganya sehingga jumlah kasus
infeksi di tahun 2022 menurun.
Atas nama kepala sekolah, dan guru-guru di SMAKSanto Aloysius, Marsel menyampaikan apresiasi kepada KPA Kabupaten Manggarai
dan Yayasan Ayo Indonesia yang mendapat dukungan dari Missionprokur SVD Swiss
untuk melakukan edukasi tentang bahaya HIV-AIDS kepada kami para guru dan
karyawan di SMAK St Aloysius Ruteng.
2 Komentar
Terima kasih,mari sama sama kita menuju 3 zero
BalasHapusTerima kasih banyak.
BalasHapus