Header Ads Widget

Pater Kons Beo,SVD ; Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri, di situ ada kekacauan

*Senin, 21 Februari 2022*
*(Pekan Biasa VII - St Beata Eleonora, Beato Noel Pinot, St Petrus Damianus, St Robertus Southwell)*


Bacaan I Yakobus 3:13-18
Mazmur Tanggapan Mzm 19:8.9.10.15
Injil Markus 9:14-29

Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri, di situ ada kekacauan....Yak 3:16
(Ubi enim zelus et contèntio ibi inconstàntia...)

INI soal suasana hati miring.  Ada lagi hati yang sekian tertekan. Saat belenggu iri hati dan cenderung ingat diri lagi merantai. Jadinya kita sungguh makan hati dan diterkam pikiran kacau yang bukan-bukan.

KENAPA tak sanggup lihat bahwa orang lain bisa berhasil? Bahwa ada kelebihan dalam diri sesama? Bahwa, karena usaha dan kerja keras, sesama itu sungguh sukses? Kenapa kita tak akui bahwa sesama itu orang yang bertalenta dan berkemampuan?

KENAPA kita sulit sekali masuk dan bergembira dengan 'yang lagi bergembira?' Kenapa kisah-kisah positif yang dialami sesama sulit sekali menjadi cerita dan pewartaan kita?

SAAT melihat ada orang lain itu 'berubah dan maju dalam hidup' kenapa hanya ada rasa iri hati yang mendera sanubari kita? Tak perlu lah merasa bahwa 'itu harus menjadi milik saya.' Bukan dia atau bukan mereka! Yang terbaik selayaknya adalah belajarlah dari keberhasilan mereka.

TETAPI syarat dasar dari  semuanya adalah buanglah rasa ingat diri dan belajarlah rendah hati untuk melihat perjuangan hidup sesama! Sangat riskan bahwa kita sekian santai dan tak berusaha, tetapi anehnya mudah sekali menghakimi sesama yang berkembang dalam hidup dengan virus iri hati! 

TETAPI, bagi kita yang jalani hidup di atas rata-rata, tetaplah rendah hati dan sederhana dalam hidup. Tetap miliki mata serta hati  berbelaskasih sepantasnya. Itulah yang jadi kekuatan nilai dalam hidup.

AGAR tidak terjadi ribut-ribut dan senggol sana sini dalam kebersamaan, dalam keluarga, dengan tetangga, dan dalam perkumpulan apapun, Yakobus, Rasul, tetap ingatkan adanya hal-hal indah yang mesti keluar dari hati, yakni "pendamai, peramah, penurut, penuh belaskasihan, tidak memihak dan tidak munafik..." (Yak 3:17).

JANGAN terlalu 'makan hati sembarang' jika harus lihat tampilan orang yang makin modis, suksesnya hidup sesama, sehat dan ceriahnya tetangga, menanjaknya karier teman.

DAN terutama, janganlah kita iri hati bahwa Tuhan itu mengasihi siapapun anak manusia. Tanpa syarat. Sebab, Tuhan pasti menantang kita yang suka menggerutu dan comel-comel akan cinta dan belaskasihNya: 

*"Iri hati kah engkau karena Aku murah hati?"* (Mat 20:15)

*Verbo Dei Amorem Spiranti*

Tuhan memberkati.
Amin.

Posting Komentar

0 Komentar