Header Ads Widget

Satu Permenungan ; Ibu, mengapa engkau menangis?"


Persawahan di Lingko Ndeung Karot, Kelurahan Karot, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai-NTT


Foto Gereja Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong


Bacaan I Kisah Para Rasul 2:36-41

Mazmur Tanggapan Mzm 33:4-5.18-19.20.21

Injil Yohanes 20:11-18

"Ibu, mengapa engkau menangis?" 

Pater Kons Beo,SVD

Yoh 20:15 (Mulier quid ploras quem quaeris...)


DAN cerita itu mesti terhenti. Harus  berakhir. 'Dan semua yang tersisa hanyalah air mata.' Maria Magdalena harus kehilangan layar kehidupannya. Ia kini bagai biduk tanpa lembaran harapan. Demi bertarung mengarungi samudra luas ziarah hidup. 

"TUHAN-ku telah diambil orang" (Yoh 20:13). Magdalena kini sungguh merasa bahwa 'ada yang hilang; ada yang pergi dari kehidupannya; ada yang dirampas dari dalam hatinya.' Dan Magdalena sepertinya dipaksa untuk menatap 'kubur kosong.' Seakan tanpa makna lagi buatnya.

ADAKAH 'yang hilang dari kehidupan kita?' Adakah yang harus senyap dari dekapan kasih dan harapan kita? Perlahan namun pasti waktu dan tempat akan 'menjarakkan kita dari apa pun dan dari siapa pun.' Sebab, kita tak selamanya mesti di sini.  

KITA sepertinya hanya sanggup pulangkan  ceritra berlalu dalam lintangan air mata nostalgia. Tanda pilu di hati. Seperti itulah hati seorang Magdalena yang tak tahu lagi ke mana dia harus mencari Tuhannya? Apa arti semuanya ini bila toh harus berakhir pada makam kosong?

ADA  sekian banyak hal yang kita pastikan sebagai 'punya kita.' Tetapi, kita tak pernah temukan jaminan paling pasti di titik itu. Sebab ada saatnya, kita jadi terbuka mata hati "Semuanya milik semesta kehidupan alam alam raya; milik ruang-tempat dan waktu" yang tak pasti. 

APA artinya canda tawa kebahagiaan di Ukraina, jika toh pada akhirnya di hari-hari ini jadi berantakan 'diterjang Rusia?' Tentu masih banyak kisah dunia yang  bertaburan kisah air mata kehilangan. Dan tentu pula ada kisah kehilangan punya kita sendiri yang nyaris tak tertanggungkan.

NAMUN, kita tetap punya harapan. Bukan kah TUHAN yang bangkit itu tak lantas menjauh? Tuhan tetap hadir untuk menyapa Magdalena: "Ibu, mengapa engkau menangis?" Tuhan tak ingin Magdalena menatap hari esok penuh air mata. Seperti harus kehilangan segalanya. Seperti itu jualah yang Tuhan sikapi pada setiap kita.

MEMANG, ada hari dan saatnya ketika 'rumah kediaman kita jadi kosong sesepi lembah sunyi.' Semakin tanpa siapa-siapa lagi. Sebab Tuhan selalu punya rencanaNya atas jalan hidup setiap kita. 

Maka, mari pasrahkan dalam iman dan harapan baru atas apapun yang sudah dan pasti bakal berlalu. 

SEBAB Tuhan tak pernah mau bahwa kita terus meratap penuh pilu. Sebab masih ada hari esok yang mesti kita susuri. Dan masa depan yang mesti kita songsong. Mari berharap dalam ceriah. Dalam semangat Paskah Kebangkitan Tuhan. 


Bacaan I Kisah Para Rasul 3:1-10

Mazmur Tanggapan Mzm 105:1-2.3-4.6-7.8-9

Injil Lukas 24:13-35

Padahal kami dulu mengharapkan...." Luk 24:21

(Nos autem sperabamus...)

SEHARUSNYA masih ada 'banyak cerita yang mestinya IA sampaikan.' Ada banyak kisah Kasih yang mestinya IA tunjukan; masih tersimpan kata-kata bertuah yang mestinya IA suarakan. Namun segalanya itu mesti terhenti.

PERJALANAN kedua murid menuju ke Emaus itu memang 'terasa sangat menyedihkan.' Sebab tak ada lagi Yesus, sang Guru, bersama mereka. Gerak hidup bersama para murid bersama Yesus terhenti. Yudas telah menjualNya. Dan lalu menyusul kisah derita. Berujung pada  'selesailah sudah' di Salib.

'PADAHALNYA kami boleh berharap...' Itulah bahasa jeritan hati dan tangisan di jiwa. Perjalanan tanpa Tuhan sungguh terasa kosong dan pahit. Perjalanan ke Emaus nampaknya kering. Tak ada debaran hati yang merindu. Satu perjalanan 'tanpa mahkota kemenangan.'

Segalanya terasa hilang. Tak berbekas. Tetapi, di jalan kekalahan itu_ Tuhan datang menghampiri. Tuhan merasa perlu untuk tahu: apa inti percakapan kedua murid. Tuhan ingin masuk ke dalam rasa hati mereka. 

YESUS, TUHAN dan Guru kini mengambil kendali bicara. IA jelaskan semua yang mesti terjadi pada Mesias. Yesus harus jadi  SABDA YANG BERSABDA tentang DIRINYA. Dan semuanya terjadi  di perjalanan ke Emaus itu.

YESUS 'masuk ke dalam kisah tanpa harapan dan rasa kehilangan' kedua muridNya itu. Perlahan Ia membangun kembali harapan. Segala kisah kehidupanNya telah terjadi. Dan semuanya mesti dimaknai secara baru.

TAK mungkin Tuhan tak berjalan bersama kita dalam ziarah hidup ini. Ada banyak hal yang tak dapat kita pahami di hidup ini. Masih banyak kisah dan perkara yang tak dapat kita mengerti. Yang tak sesuai dengan harapan hati kita.

KITA hanya punya satu syarat saja. Biarkan Tuhan 'masuk dalam kata-kata kita. Masuk dalam kesedihan dan rasa putus asa kita. Dan biarkan Tuhan berbicara tentang semuanya yang mesti terjadi serta memeterainya dengan harapan baru.

SEBAB jika kita arungi kehidupan ini hanya dalam 'kesendirian'  betapa kita hanya terbentur pada tangisan hilang harapan "padahalnya kami mengharapkan."

NAMUN di dalam dan bersama Tuhan, kita pasti dituntun menuju "keadaan hati yang baru." Itulah keadaan hati yang 'berkobar-kobar." Keadaan hati yang dilhami oleh isi Kitab Suci dan memecah-mecahkan Roti. Keadaan hati ekaristik!

*Verbo Dei Amorem Spiranti*

Tuhan memberkati.

Amin. Alleluia.

Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong, Keuskupan Ruteng membutuhkan dukungan dari umat beriman terhadap upaya pembangunan Gereja. Kami sangat senang jika anda mengambil bagian, donasi anda sekalian bisa dikirim ke rekening resmi panitia pembangunan. TUHAN MEMBERKATI.

Gambar Gereja Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong
Gereja Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong, Keuskupan Ruteng

Posting Komentar

0 Komentar