Header Ads Widget

Pater Rino ; Marilah kita berjalan dan berziarah bersama Bunda Maria

 

Foto Prosesi Bunda Maria
Lokasi Gua Maria di Gereja Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong, Situs Rohani, Tahun Pastoral Pariwisata Holistik/Foto RR

Foto Gua Maria
Umat Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong melaksanakan prosesi ke Gua Maria untuk menandakan dimulainya devosi kepada Bunda Maria pada Bulan Mei tahun 2022

umpungjayasiar.com, RUTENG. Umat Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong,Minggu (1/5/2022) mengikuti misa Perayaan Hari Minggu Paskah III dan  Pembukaan Bulan Maria di Gereja Paroki. Misa dipimpin oleh Pater Rino, SVD dihadiri kurang lebih 400 orang umat. Tugas-tugas liturgis pada perayaan misa tersebut, antara lain Koor, lektor, pemazmur dan pembawa persembahan dilaksanakan oleh kelompok rohani kategorial Van Clar dan Legio Maria Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong.

Pater Rino dalam homilinya mengisahkan tentang perjumpaan Tuhan Yesus dan Petrus. Apakah kamu mencintai Aku? Inilah pertanyaan Yesus kepada Petrus. Dia menanyakan ini sampai tiga kali kepada Petrus. Apakah ketiga pertanyaan itu sama bunyinya?

Para ahli alkitab, kata pater Rino, menjelaskan bahwa tiga pertanyaan tersebut berbeda. Pertanyaan pertama tentang cinta, dimana kata itu yang Tuhan Yesus gunakan ialah Agape, mengandung arti cinta yang rela berkorban dan bahkan sampai mati demi orang yang dicintai. Namun Petrus menjawab Yesus dengan kata cinta yang lainnya, yaitu philos, yang berarti cinta yang bersifat hanya sebatas cinta persahabatan dan tidak lebih dari itu.

Pertanyaannya kemudian, lanjut pater Rino, berubah menjadi “Petrus apakah kamu agape Aku?” petrus menjawab “Ya Tuhan, Kamu tahu bahwa saya philos Kamu” Pertanyaan kedua Yesus juga tentang cinta yang sama, dan tetap dijawab Petrus dengan pengertian yang sama pula. Sedangkan pada pertanyaan ketiga, Yesus menggunakan pengertian cinta sebagaimana dipahami oleh Petrus. “Petrus apakah kamu philos Aku?” petrus menjawab “Ya Tuhan, Kamu tahu bahwa saya philos Kamu” Hal ini menandakan bahwa level cinta sebagaimana diartikan oleh Petrus sangat jauh berbeda dengan level cinta Yesus.

Pater Rino lantas menegaskan bahwa cinta manusia itu sangat berbeda dengan cinta Tuhan. Cinta kita itu adalah tentang cinta kekeluargaan dan persahabatan. Tidak lebih dari itu. Sedangkan cinta Yesus melampaui sekat dan tembok cinta keluarga atau cinta pertemanan. Kita semua yang hadir di sini diajak untuk memaknai secara jitu dan lebih sejati akan cinta terhadap keluarga dan yang bersifat pertemanan saja, lalu meningkatkan level cinta kita menuju sebuah cinta Kristus, yakni berani berkorban untuk orang lain, berani bersaksi akan kebenaran sekalipun dibawah ancaman.

“Kita pun harus jujur akui bahwa cinta kita terhadap Tuhan tidaklah sesempurna cinta Yesus terhadap kita. Namun karena kita semua dipanggil kepada dan menuju kekudusan, maka hendaknya kita mencintai Tuhan menurut level kita dan tiap hari berusaha menaikkan level kita untuk mencintai Tuhan. Artinya kalau kita hanya menginginkan Yesus dalam hidup itu pertanda bahwa kita ini tidak hanya fans dengan Yesus tetapi mau ikut Yesus,” ungkap Pater Rino.

Mencintai juga mempunyai dimensi sosialnya, tegas pater Rino, Mengapa? Apa alasan bagi kita untuk mencintai? Cinta mesti diwujudnyatakan dalam kehidupan sosial ketika kita mengangkat martabat mereka yang bersengsara, dan yang miskin. Di sini, cinta menjurus kepada tindakan amal dan sosialitas.

Saudara-saudari terkasih, Mencintai itu adalah sebuah pilihan dan keputusan. Karena itu, jikalau kita mau dicintai, maka mulailah selalu untuk mencintai. Ketika kita memilih untuk mencintai, berarti kita memutuskan untuk tidak berhenti mencinta.

Foto Bulan Maria
Misa Pembukaan Devosi kepada Bunda Maria di Tahun Pastoral Pariwisata Holistik 2022 Keuskupan Ruteng

Kita mencintai, ujar pater Rino, bukan karena kita miskin karena tidak akan ada beban untuk kita; bukan karena kita kaya, karena uang bukanlah segalanya. Tetapi kita mencintai karena Allah adalah kasih. Allah telah terlebih dahulu mencintai kita dan karena kita mempunyai masa depan. Sebab Cinta itu bukanlah disebut Cinta jikalau ia tidak mempunyai masa depan. Dan tepat seperti itulah cinta Kristus bagi manusia dan semesta alam.

Dia mengatakan, yang paling nyata, sebagai teladan bagi kita bagaimana harus mengasihi dan mencintai ialah Bunda Maria. Dalam tradisi kita selama ini, kita baktikan bulan Mei untuk menghormati Maria, Perawan dan Bunda. Mengingat besarnya peran Bunda Maria dalam sejarah keselamatan, maka sangat pantas bagi kita untuk berdoa melalui perantaraan keibuannya. Sebab Dialah yang paling mengerti dan tahu apa artinya menjadi seorang ibu. Bahwa dia bukan sekadar mengandung, menyusui, membesarkan dan merawat; tetapi lebih dari pada itu dia senantiasa jalan, ada bersama hingga dengan setia mendampingi Tuhan kita Yesus Kristus, berdiri di bawah kaki salib-Nya hingga akhir misi-Nya. Bahkan dia menerima murid Yesus menjadi anaknya. Dan kita semua pun yang adalah murid-murid Yesus menjadi anak-anak kesayangan Bunda Maria. Dialah saksi cinta dan penyelamatan Allah bagi dunia. Sebab rencana keselamatan itu bermula dari padanya.

"Marilah kita berjalan dan berziarah bersama Bunda Maria sebagaimana kita akan memulai bulan Maria. Bersama Maria kita menuju dan dihantar kepada Kristus, Sang Raja dan Tuhan yang bangkit mulia. Mari kita menerima dan membawa Bunda Maria masuk ke dalam rumah dan hati kita,” ajak Pater Rino.

Foto Gua Maria

Sebelum berkat penutup, perutusan, seluruh umat, para suster, imam, dan petugas-petugas liturgi melaksanakan prosesi ke Gua Maria yang letaknya di bagian Barat dari Gereja Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong untuk menandakan dimulainya devosi kepada  Bunda Maria pada bulan Mei. Di Gua Maria Umat berdoa satu peristiwa rosario dan mereka tampak khusyuk mengikutinya. 

Bagian Publikasi : 

Richardus Roden Urut

Foto Rikhardus Roden Urut



 



 

 

Posting Komentar

0 Komentar