Header Ads Widget

Renungan Harian KATOLIK; MARIA, Bunda kita, menjadi penuh rahmat sebab ia rendah hati.

Selasa, 31 Mei 2022, Pesta St Perawan Maria Mengunjungi Elisabet


MARIA, Bunda kita, menjadi penuh rahmat sebab ia rendah hati. Ia terbuka pada rencana dan kehendak Allah yang menyapa. Maria, Bunda kita, menjadi sungguh terberkati, sebab ia menjadi 'ibunda Putra Ilham dari Surga.'

Bacaan I Zefanya 3:14-18a, atau

Roma 12:9-16b

Mazmur Tanggapan Yes

12:2-3.4bcd.5-6

Injil Lukas 1:39-56

"Siapa kah aku ini....?"

Luk 1:43

(Ut unde hoc mihi....?)


YANG terbaik hanyalah kesadaran diri 'yang tiada.' Kosong dan rentan. Tanpa keistimewaan yang menjulang. Tanpa keluarbiasaan yang  meroket. Kita manusia 'berdebu.' Terlahir dalam 'ketanpaan'  dan kembali pulang pun dalam 'ketiadaan.'

HANYA dengan kesadaran ini, kita bisa menjadi akrab dengan yang lain. Yang bisa disapa dan dirangkul sebagai 'saudara dalam kemanusiaan.' Yang setara, semartabat dan secitra. Di situ pun kita miliki kekuatan untuk menghormati sesama. Dalam kekariban tanpa syarat.

DI ATAS segalanya, bukan kah Allah tetap menjadi Tuhan dan Bapa kita bersama? Yang karena kasih dan kerahimanNya, Ia senantiasa hadir dalam setiap derap langkah perjalanan hidup kita? 

MARIA, Bunda kita, menjadi penuh rahmat sebab ia rendah hati. Ia terbuka pada rencana dan kehendak Allah yang menyapa. Maria, Bunda kita, menjadi sungguh terberkati, sebab ia menjadi 'ibunda Putra Ilham dari Surga.'

ELIZABET, wanita sederhana di pegunungan itu pun sungguh bersukacita. Layak kah ia "dikunjungi ibu Tuhanku?" Ternyata kesederhanaan dan kerendahan hati mampu 'mengalahkan segalanya.' Bahkan dapat 'merayu Tuhan' hingga 'Ibu Tuhan datang mengunjungi.'

KITA sudah lama tak saling kunjung. Bila kita mesti jujur, maka ini bukan karena didera oleh banyak sibuknya. Ini terkadang hanya jadi isyarat hati yang lagi sumpek. Yang 'tak lagi baku enak.' 

SEBAB kita kita mudah singkirkan hati yang sederhana dan merendah. Dan lalu menggantikannya dengan 'pasang wibawa yang tidak perlu,' yang diplester lagi oleh kesombongan. Ini belum lagi bila ditambah dengan 'wajah yang sangar, penuh sinis dan emosi meledak-ledak' terhadap sesama.

ELISABET ada dalam pertanyaan 'siapa kah aku ini sehingga ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?' Satu pertanyaan yang ungkapkan kekosongan hati. Namun segera diisi oleh rasa sukacita 'penuh lonjak-lonjak anak dalam rahimnya.'

BAGI orang-orang kecil dan sederhana, harta yang mereka miliki adalah _rasa sukacita_ dan _keadaaan apa adanya_ mereka. Tetapi, seringkali mereka lebih tangguh dalam hadapi hidup yang acapkali tak ramah dan penuh keterbatasannya. 

TUHAN selalu membawa harapan dan sukacita bagi kita. Ia hadir dalam seluruh kisah hidup kita. Ia hadir melalui  sesama-sesama kita yang tetap meniupkan api penuh semangat dan harapan.

DAN api semangat dan penuh harapan itulah yang kita bawa bagi dunia dan sesama. Setidaknya demi mengkaribkan sesama. Demi membalut dunia dengan benang-benang kasih sayang. Dan kita semua terpanggil untuk itu. Dalam kesederhanaan dan kekecilan kita sekalipun. 


*Verbo Dei Amorem Spiranti*


Santa Maria dan Santa Elisabet, doakanlah kami.

Tuhan memberkati.


Amin. Alleluia

Posting Komentar

0 Komentar