Header Ads Widget

Renungan Harian Katolik ; SEPANTASNYA kita pulang kembali pada Damai Sejahtera yang Tuhan wariskan.

 *Selasa, 17 Mei 2022*




*(Pekan V Paskah, St Paskalis Baylon)*


Bacaan I Kisah Para Rasul 14:29-29

Mazmur Tanggapan Mzm 145:10-11.12-13ab.21

Injil Yohanes 14:27-31a


"Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu"

Yoh 14:27

(Pacem relinquo vobis, pacem meam do...)


DAMAI SEJAHTERA. Itulah aura dasar yang ditinggalkan Yesus bagi para muridNya. Dan itu terlanjut hingga kini. Bagi Gereja, bagi semua kita. 


UNGKAPAN "Damai Sejahtera Tuhan" itu senantiasa dikumandangkan. Saat kita bersekutu dalam Perayaan Iman. Seluruh diri kita disapa sekaligus  diingatkan: Ada Damai Sejahtera yang  bersemayam dalam hati kita. 




KUALITAS Damai Sejahtera Tuhan selalu kuat dan bertahan dalam apa pun situasi yang kita alami. Itulah yang sepantasnya menjadi keyakinan kita. Dalam Damai Sejahtera Tuhan itu kita miliki harapan untuk menggapai dunia dan sesama. 


SETIAP murid Tuhan dipanggil untuk memaklumkan Damai dan Cinta Tuhan. Tak perlu dalam hal yang luar biasa dan menggemparkan. Tapi cukuplah dalam hal-hal kecil dan sederhana.


TILIKLAH dan renungkan arti kehadiranmu,  kata-kata,  dan segala bawa dirimu. Anda adalah orang yang paling bahagia ketika 'Damai Sejahtera' terpatri kokoh dalam diri. Serentak membahana bagi sesama. 


TUGAS kita yang amat penting adalah "buka seluruh diri" demi aura Damai Sejahtera yang ditinggalkan Tuhan. Itulah syarat dasar kita dapat alami sapaan Damai Sejahtera dari Tuhan. Dan selanjutnya, kita pun dapat membawa pesan Damai Sejahtera bagi sesama.


ACAPKALI kata-kata kita  tak beraroma sedap. Sebab inti bicara kita seputar DIRI kita yang selalu 'luar biasa.' Kata-kata dan kehadiran kita tak menyejukkan hati sesama. Tak membawa harapan. Itu karena kita terbiasa berkecenderungan untuk melukai hati orang lain, merendahkan, mempermainkan dan bahkan menghina sesama. 


SEPANTASNYA kita pulang kembali pada Damai Sejahtera yang Tuhan wariskan. "Non quomodo mundus dat"iya, bukan damai sejahtera yang dunia berikan. Sebab, damai sejahtera ala dunia tetaplah membawa kegelisahan dan kecemasan serta sering pula kepalsuan. Dalam Tuhan tetaplah kita bersenandung penuh harapan: Jangan biarkan Damai ini pergi; jangan biarkan semuanya berlalu....


MARI kita ingat dan merenungkan kata-kata Beato Martin de Pores:

"Damai dari Allah lebih berharga daripada damai yang ditawarkan manusia"


*Verbo Dei Amorem Spiranti*


Tuhan memberkati.

Amin. Alleluia.

Posting Komentar

0 Komentar