Header Ads Widget

Renungan Harian Katolik; BIARLAH kita tetap miliki spirit 'orang biasa-biasa saja.

Senin, 16 Mei 2022


Foto sosilisasi pembangunan Gereja
Umat di Kelompok Basis Gerejani (KBG) St.Bernadinus, Wilayah Betlehem Woang,Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong,Sabtu(14/5/2022) mengikuti sosialisasi tentang pembangunan Gereja Paroki yang disampaikan oleh Ketua dan Sekretaris Panitia Pembangunan.


(Pekan V Paskah, St Andreas Bobola, St Simon Stock, St Ubaldus, St Yohanes Nepomuk)

Bacaan I Kisah Para Rasul 14:5-18

Mazmur Tanggapan Mzm 115:1-2.3-4.15-16

Injil Yohanes 14:21-26

"Kami ini manusia biasa sama seperti kamu!"

Kis 14:15

(et nos mortàles sumus, sìmiles vobis hòmones)


JANGAN cari tenar sembarang! Itulah nasihat yang sering terdengar. Demikian pun jangan tempel-tempel pada nama besar siapa saja atau apa saja. Sebab, jika tidak, rawa-rawa pencitraan siap menjebak. 


SEBAB ada godaan besar bagi kita untuk 'jadi tenar, diakui, disanjung, dipuja-puji penuh sorak.' Kita memang tergoda untuk dianggap sebagai 'orang besar dan (masih) punya  kuasa serta pengaruh. Ini belum lagi bicara soal relasi kita yang mesti ditakhtakan di level Seri A atau kelas super-premium.


INGIN tenar adalah virus maut yang memaksa kepada arus pencitraan. "Ada sekian banyak hal luar biasa yang telah saya buat." Tanda orang butuh pengakuan. "Saya telah di posisi dan di tempat ini bertahun-tahun." Itu tanda orang butuh pujian dan dianggap sebagai orang paling tepat. 


ORANG yang sejak lahir lemah kakinya, dan tak dapat berjalan, pada akhirnya dapat berjalan. Kata-kata Rasul Paulus sungguh berdaya baginya, "Berdirilah tegak di atas kakimu!"(Kis 14:10). Dan Rasul Paulus dan Barnabas pun segera jadi tenar. 


MEREKA berdua segera dianggap sebagai dewa-dewa. Gempita orang-orang dalam bahasa Likaonia bersorak, "Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia"(Kis 14:11). Namun, apa sesungguhnya yang disikapi Rasul Paulus dan Barnabas saat disebut sebagai Hermes dan Zeus? 


"KAMI adalah manusia biasa sama seperti kalian!" Iya, kita semua adalah sama manusia,  setara,  sederajat, semartabat. Tugas kita _hanyalah_ memandang dan bertindak demi sesama yang miris nasibnya. Bagi yang 'tak bisa berjalan' dalam artian luas. 


KITA bukanlah 'manusia lebih' hanya untuk didewakan atau apalagi dikultuskan. Saat Tuhan memberikan  karunia, rahmat, talenta, atau pun kelebihan dalam diri kita, itulah kekuatan yang kita miliki demi kehidupan dunia dan sesama yang lebih baik. Dan di atas segala tetaplah Ad Maiorem Dei Gloriam .

Demi kemuliaan Allah yang lebih besar.....


BIARLAH kita tetap miliki spirit 'orang biasa-biasa saja.' Dengan segala keterbatasan, kelemahan dan serba kekurangan. Kita percaya akan Allah yang tetap nampak akbar dan mulia dalam hal-hal kecil, sederhana, biasa-biasa yang kita tekuni. Yang tengah kita  perjuangkan dan lakukan dalam Kasih dan KuasaNya.


*Verbo Dei Amorem Dei Gloriam*


Tuhan memberkati.

Amin. Alleluia

Posting Komentar

0 Komentar