Header Ads Widget

Renungan Harian KATOLIK ; Mungkin kah pula suara Tuhan itu terhempas oleh gemuruh suara dunia yang lebih membahana dan lebih berdaya pikat?

Jumat, 01 Juli 2022

Pekan Biasa XIII, St Junipero Serra, St Oliver Plunkett, St Theodorikus, St Zhang Hualiu)
Bacaan I Amos 8:4-6.9-12
Mazmur Tanggapan Mzm 119:2.10.20.30.40
Injil Matius 9:9-13
"Maka berdirilah Matius..."
Mat 9:9 (Et surgens Matthaeus...)

ADA suara yang memanggil namanya. Gema suara itu sungguh berkuasa. Tak ada yang dapat dilakukan Matius selain bahwa "Ia berdiri. Dan segera meninggalkan tempat cukai."


KARENA dahsyatnya suara itu, maka sebuah jarak baru mesti diciptakan. Segala yang telah diakrabi dalam keseharian mesti ditinggalkan. Iya, alam suasana cukai mesti dilihat sebagai 'alam lama.' Matius mesti beralih menuju suasana baru.


SUARA memanggil itu menjadikan Matius untuk belajar masuk di satu lintasan perjalanan hidup baru. Tak perlu selamanya ia mesti terperangkap dalam sebuah irama keseharian. Iya, di alam rumah cukai itu.


SIKAP "segera berdiri" adalah tanda kesiapan. Matius segera mempercayakan jalan hidupnya kepada "Suara yang memanggilnya." Entah seperti apakah jalan hidup seperti itu? Namun yang terutama Matius telah mengawalinya dengan membangun satu sikap kepercayaan.


DI setiap tapak dan pengalaman hidup tetap ada suara yang memanggil kita. Bisa saja kita tak memahaminya. Bisa pula kita sekian mengabaikannya. Sebab kita masih terlalu asyik dan larut dalam 'acara dan keseharian punya kita sendiri.'


ENTAHKAH pula bahwa 'suara memanggil Tuhan' terlalu lemah untuk ditangkap? Mungkin kah pula suara Tuhan itu terhempas oleh gemuruh suara dunia yang lebih membahana dan lebih berdaya pikat?


KISAH Matius kiranya jadi ilham agung. Tak cuma karena suara Tuhan yang menggema. Tetapi juga terdapat ketajaman rasa dan suara hati Matius yang menangkap: Namanya disebut. Dan itu berarti pula bahwa seluruh dirinya sungguh disapa.


TUHAN memanggil setiap kita "untuk berdiri" dan kemudian berjalan bersamaNya. Untuk menangkap pesan-pesan apakah yang mesti kita perbuat?
Tak hanya diri dan jalan hidup kita yang berubah dalam 'suara Yesus yang memanggil.' Tetapi bahwa dunia yang walau seluas ini akan dapat 'berubah dalam sepotong harapan.'


SEMUANYA bermula pula dari sikap kita yang kecil dan sederhana: "segera berdiri untuk meningalkan dan lalu mengikutiNya." Tuhan tetap mempercayakan setiap kita dalam ziarah Kasih AgungNya. Untuk mencari dan menjumpai sesama-sesama kita.


Verbo Dei Amorem Spiranti


Tuhan memberkati.
Amin.

Pater Kons Beo, SVD


Posting Komentar

0 Komentar