Header Ads Widget

Renungan Harian Katolik; SUARA TUHAN masuk dalam 'situasi hidup yang telah kita akrabi.'

Rabu, 30 November 2022

(Pekan I Adventus, St Andreas)


Bacaan I Roma 10:9-18

Mazmur Tanggapan Mzm 19:2-3.4-5

Injil Matius 4:18-22




"Mereka pun segera meninggalkan jalanya..."
Mat 4:20
(At illi continuo relictis...)


TINGGALKAN alam kehidupan, tempat di mana hidup kita terbentuk bukanlah perkara mudah. Sebab tempat di mana kita dilahirkan dan dibesarkan adalah 'ciri diri kita yang pertama dan paling dasar.'



DI ALAM pertama seperti itu kita telah belajar menjadi spontan. Alami sukacita dan rasa at home yang tak terkirakan. Di situlah, kebebasan alami kita rasakan. Alam seperti itu tak mudah untuk ditinggalkan. Apalagi dilenyapkan begitu saja dari seluruh kesadaran diri.

NAMUN, apa yang kita bangun, kita ciptakan, kita rakit sebagai 'tanda kenyamanan dan jaminan' mesti dilepaskan. Semuanya demi satu tapak kehidupan berikutnya. Ada hal yang sulit kita pahami dalam hidup ini. Tetapi, bagaimanapun, kita mesti berani untuk berlangkah. Bahkan terkadang menuju ke alam yang 'tak pasti dan masih terbuka luas.'




IMAN akan penyelenggaraan Tuhan sering yakinkan kita dalam banyak hal yang serba tak pasti. Namun, hal itu justru membuat hati kita semakin kuat berharap. Harapan tidak disusun dari apa yang kita persiapkan dan kehendaki. Tetapi, disandarkan pada kebesaran Tuhan.

TAK mudah bagi Petrus, dan saudaranya Andreas untuk tinggalkan 'alam danau.' Ketika berdua harus tinggalkan 'garansi hidup dalam jala dan perahu.' Ketika jarak dengan sanak keluarga mesti dilebarkan. Dan mereka mesti masuk dalam alam baru.


SUARA TUHAN masuk dalam 'situasi hidup yang telah kita akrabi.' Menggema untuk menyentak hati kita. Panggilan Tuhan berdaya untuk satu peralihan ke dalam gairah dan jalan hidup baru.

TUHAN pasti mengenal setiap kita lebih dari kita mendalami diri kita sendiri. "Bukannya alam danau, tempat Petrus dan Andreas hidup sebagai nelayan itu, adalah alam yang merana dan tak berarti." Bukan! Tetapi, ada rencana Tuhan yang lebih jauh dari 'sekedar alam danau itu.'


MESTI KAH kita terus bertahan sebagai 'penjala ikan' jika sebenarnya Tuhan tahu bahwa kita 'sanggup penjadi penjala manusia?' Terkadang, dunia kenyamanan kita ciptakan. Namun, Tuhan mesti 'membongkarnya.' Demi satu alam baru yang mesti kita awali.

HIDUP dalam Tuhan sering 'membingungkan' namun selalu ada buah-buah penuh kejutan. Datangkan decak kagum. Sebab, Tuhan selalu mulia dan agung. Tuhan selalu melampaui apa yang sering 'kita pastikan dan tetapkan.' Segala jala hidup kita di hari silam tetaplah jala punya kita. Namun, Tuhan mengubah semuanya di dalam penyelenggaraanNya.


Bukan kah demikian?

Verbo Dei Amorem Spiranti
St Andreas, Rasul, doakanlah kami.
Maranatha
Tuhan memberkati.
Amin



Posting Komentar

0 Komentar