Header Ads Widget

Satu Permenungan Iman Katolik; Oleh Karena Nama-Ku...

Satu Permenungan Iman Katolik; Oleh Karena Nama-Ku...

(bacalah Injil Lukas 21:5-19)


“Bukan karena sulit maka kita menjadi tidak berani, melainkan karena tidak beranilah maka sesuatu menjadi sulit…”
(Seneca, Filsuf Romawi, 4SM – 45M)

Pater Kons Beo SVD




Menakutkan. Itulah gambaran selintas Kisah Injil Lukas 21:5-19. Tentang anggun dan indahnya Bait Allah, Tuhan ingatkan, “Akan tiba waktunya semua akan diruntuhkan. Tak akan ada lagi satu batu terletak di atas batu lainnya.” Apakah arti Israel tanpa ‘kemegahan Bait Allah? Citra kebangsaan jadi ambruk. Jati diri bangsa berantakan! Tak ada yang dapat dibanggakan.

Tak hanya itu! Tuhan ingatkan pula tentang “arus penyesatan.” Banyak orang ‘tunggangi’ Nama Tuhan. Seolah menguasainya sejadinya. Tidak kah Nama dan Kuasa Tuhan telah dimurahmeriahkan demi satu penyesatan? Itulah ‘bisnis penyesatan sektor keilahian’ yang mengalir deras di hari-hari ini.



Kebenaran terpasung! Nafsu kemurnian membius dan membutakan. Di ujungnya, hanya kita sajalah di jalur suci. Saleh dan bertaqwa itu elitis alurnya. Harus menjauhkan dan memisahkan kita dengan ‘yang lainnya.’ Dan agama tak ubah bagai ‘kendaraan maut bersuara gelegar penuh bising.’ Penuh histeria. Dan lagi, tekanan pun adalah bagian dari taktik penuh penyesatan.

Tetapi, Tuhan ingatkan serius, “Janganlah kamu mengikuti mereka…” Namun, tidak kah penyesatan pun bergema teduh dalam suara berbudi bahasa santun? Ia menyentuh apa yang jadi kebutuhan keseharian. Iman, harapan dan kasih bisa tergadai demi jalan hidup yang nyata dan di batas wajar. Ini memang sungguh menantang! Perlu pikiran dan tindakan bijak dan cerdas. Sebab iman harus menyapa manusia yang memang manusiawi!


Baca juga yang ini; Pater Kons Beo SVD ; “Tuhan, Buatlah Hati Kami Selalu Berpadu”


Kita impikan serentak bertarung demi iman yang bertumpuh di atas wadas. Yang kokoh bertahan dalam gempuran banjir penyesatan. Tanda-tanda zaman pun mesti dimaknai secara cerdas dan bijak. Perpecahan antar bangsa tak terhindarkan. 


“Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan akan melawan kerajaan” (Luk 21:10). Apakah masih ada ketenangan dan kedamaian di bumi? Saat harus alami ketidakmenentuan nasib oleh gempa bumi dan tanda-tanda dahsyat dari langit? Manusia tak akan pernah jauh dari penyakit sampar. Perang dan pemberontakan jadi berita ‘biasa.’



Peringatan Tuhan pun menyasar ‘nyawa kehidupan’ para murid. Penganiayaan, pengadilan, penjara, penguasa-penguasa yang keji akan jadi bagian jalan hidup dan iman yang sulit terelakan! Dan “kehilangan nyawa” mesti jadi jalan pengorbanan yang mesti disusuri.



Dan yang sungguh ‘menakutkan’ adalah bahwa alam kebencian dan kematian justru bisa menggeranyang suasana dalam ‘rumah dan rasa kekeluargaan.’ Yang berubah jadi serba tak pasti dalam pahitnya empedu pengkhianatan:

“Dan kamu akan diserahkan juga oleh orangtuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh...”
Luk 21:16

Apakah akhir hidup ini sungguh jadi satu kengerian dan ketakpastian tanpa harapan? Bait Allah runtuh. Alam raya bergelora. Bumi kisahkan aneka pengalaman dramatis dan tragis. Rasa kekerabatan jadi runtuh dan punah. Nyawa terancam di ujung tanduk.

Tuhan pun bisikan suaraNya pada setiap kita: “Oleh karena namaKU.....” Segala kisah pahit, penuh tantangan dan tak menentu serta segala ketidakpastian dalam dunia ini mesti dialami dan dihadapi dengan jiwa besar. Semuanya tetaplah jadi “kesempatan untuk bersaksi” (cf Luk 21:13). Itulah amanat Yesus, Tuhan dan Guru kita.




Apakah Karena Nama Yesus... kita lalu harus:
mengeluh dan meratap?
  • berlari dan menghindar?
  • berhijrah dan mencari kenyaman diri?
  • lepas tangan dan tiada lagi sikap penuh pengorbanan?
  • menyesal dan terbantai rasa putus asa?
  • tanggalkan iman-harapan-kasih dan lalu berseragam anti-Kristus?

Tetapi, Tuhan tetap menuntun dan meneduhkan hati kita. Di dalam apapun situasi yang dialami, dalam segala pergumulan yang kita hadapi, dalam jatuh dan bangun, harapan di dalam Tuhan tetaplah menjadi pokok kekuatan ziarah hidup kristiani:

“Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu…”
Luk 21:19

Sebab Dialah kekuatan kita selamanya. Segala yang kita alami, dunia yang kita diami, semuanya akan berlalu. Akan tiba saatnya ketika segala kesementaraan kita ini akan berakhir. Akan tetapi, Penyelamat – Tuhan kita Yesus Kristus adalah Penguasa segala waktu. Tetap jadi Pengharapan kita selamanya:

“Kristus Yesus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya”
Ibr 13:8

Hadapilah segala kesulitan dengan jiwa penuh keberanian. Tanpa harapan dan keberanian, segala yang mudah pun bahkan terasa sulit dan sungguh menyesakkan.



Bukan kah demikian?


Verbo Dei Amorem Spiranti
Selamat Hari Minggu
Tuhan memberkati
Amin





Posting Komentar

0 Komentar