Header Ads Widget

Renungan Harian KATOLIK; Virus kebencian dan permusuhan berkembang subur.

Jumat, 11 November 2022 (Pekan Biasa XXXII, St Martinus dr Tours, St Menas Kallikelados, Beato Yosafat Chichkov)
Bacaan I 2Yohanes 4-9
Mazmur Tanggapan Mzm 119:1.2.10.11.17.18
Injil Lukas 17:26-37



"Aku ini laskar Kristus, sebab itu tidak patut aku berperang"
(St Martinus dr Tours)


Baca juga yang ini ; Satu Permenungan Iman Katolik; Oleh Karena Nama-Ku...



DARAH. Air mata duka. Kesedihan. Sakit dan penderitaan. Kehancuran. Pengungsian. Kelaparan. Pengasingan. Kekerasan. Semuanya telah jadi episode kehidupan yang tak terelakan. Dan ketakpastian hidup lalu datang mendera.




HIDUP nampak selalu genting dalam 'alam perang dan pertikaian.' Alam damai terhalau. Rasa kekerabatan terusir. Virus kebencian dan permusuhan berkembang subur. Dan kita manusia sendirilah yang merawatnya. Diternak dalam rawa-rawa hati kita yang semakin terbengkalai.




SEMUANYA bermula saat kita merasa diri terancam. Ketika rasa kenyamanan diri egosentrik terusik. Ketika kepentingan sendiri dan kelompok terblokir. Di saat segala mau-mau, cita-cita dan kehendak kita dipatahkan. Maka, di alam seperti ini bibit-bibit permusuhan, mulai berkecambah. Sesama manusia mesti diubah sebagai musuh-musuh yang mesti dienyahkan.


HIDUP ini indah. Tetapi, ini tidak berarti selalu ada dalam alam sejuk segar. Tanpa terpolusi oleh rasa cemas, curiga dan penuh ketakutan. Hidup kita nampaknya dikitari oleh hamparan ranjau-ranjau yang mengobrak-abrik rasa teduh dan damai di hati. Energi sukacita terkuras oleh rasa penuh waspada yang overdosis dan tak sehat.




TERKADANG memang tak ada perang nyata! Namun, suasana perang sudah tercipta. Hati penuh benci dan tak nyaman telah tergurat di wajah. Itulah wajah sangar tak bersahabat. Penuh sinis dan angkuh. Iklim tak bersahabat pun terciprat dalam peluru-peluru kata. Panas, tajam, menusuk dan sungguh 'melukai dan membunuh keceriahan sesama.'


JIKA kita adalah laskar Kristus, maka gencatan 'senjata perang' adalah keharusan. Tak hanya untuk sesaat saja. Tetapi, sepanjang hayat di kandung badan adalah tak patut untuk berperang. Laskar Kristus adalah Front Pembela Iman dalam Kristus. Tanpa senjata kekerasan. Tiada raungan nada-nada penuh kebencian.




JIKA kita adalah laskar Kristus, maka tak usahlah hidup dengan 'tensi tinggi sepertinya harus segera terjadi 'baku ambil kata' pun dengan geliat seperti 'mo makan orang saja' . Menakutkan memang!


Baca juga yang ini; Pater Kons Beo SVD ; “Tuhan, Buatlah Hati Kami Selalu Berpadu”


TETANGGA tetaplah tetangga; saudara-saudari serta ade kaka dalam keluarga, ya tetaplah seperti itu sudah; rasa persahabatan dengan siapapun sesama, ya tetaplah mesti seperti itu pula. Jangan diturunkan derajatnya sebatas seteru yang harus dilenyapkan.


SEBAB itulah, tak usahlah terlalu gencar untuk mengubah semuanya sebagai musuh. KRISTUS adalah Panglima hidup kita. Kita semua adalah laskarNya. KRISTUS memperlengkapkan kita dengan 'senjata berpeluru': kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri (lht Gal 5:22-23).




MAKA, marilah bergerak maju sebagai Laskar Kristus. Untuk memenangkan dunia dalam Kasih, Perdamaian dan Keadilan. Itulah prasasti agung ungkapan hati St Martinus dari Tours. Sepantasnya itu bergema dalam hati setiap kita. Bekal indah di ziarah hidup ini.




Verbo Dei Amorem Spiranti
St Martinus de Tours, doakanlah kami.
Tuhan memberkati.
Amin.




Pater Kons Beo SVD

Posting Komentar

0 Komentar