Header Ads Widget

Renungan Harian Katolik; TETAPI, tidak kah relasi kita dengan orang lain seringkali jadi haus dan keropos?

Sabtu, 12 November 2022 (Pekan Biasa XXXII, St Yosafat)
Bacaan I 3Yohanes 5-8
Mazmur Tanggapan Mzm 112:1-6
Injil Lukas 18:1-8





"TUHAN, beri saya rahmat untuk menumpahkan darah saya demi kesatuan Gereja dan demi ketaatan kepada Yang Kudus" (St Yosafat, Uskup dan Martir, Ukraina 1580 - 1623).



Baca juga yang ini; Satu Permenungan Iman Katolik; Oleh Karena Nama-Ku...


SELALU ada orang-orang hebat di jalan hidup kita. Mereka sungguh berjasa bagi kita. Entah berjasa besar atau pun tampak kecil dan sederhana, toh mereka telah jadi pejuang bagi kita untuk dapat berkembang.




TIDAK KAH kita sering alami keretakan dalam diri kita? Saat kita menjadi tak tentu arah dalam bersikap? Ketika serba ketidakpastian datang menyergap? Saat alam kepanikan melahirkan suasana penuh bingung?


NAMUN, selalu saja ada sesama berhati mulia. Yang membawa 'rasa damai kita dengan diri sendiri.' Yang membuat kita pun sanggup berada dan bertahan penuh damai dan ceriah di tempat kita berada. Itulah orang-orang hebat yang selalu menggemakan suara penuh harapan!




TETAPI, tidak kah relasi kita dengan orang lain seringkali jadi haus dan keropos? Saat kemarahan, kebencian, dan sikap permusuhan jadi menebal? Dan akhirnya reaksi dan tindakan kasar sering menjadi jalan keluarnya?


Baca juga yang ini; Pater Kons Beo SVD ; “Tuhan, Buatlah Hati Kami Selalu Berpadu”


TETAPI, bersyukurlah akan orang-orang hebat yang bertahan demi kebaikan kita. Mereka adalah orang-orang yang berbekal kesabaran. Yang mengajak kita untuk berdamai dengan sesama. Yang bersuara agar kita membuang segala 'modal' yang bisa munculkan keretakan dan perpecahan dalam kebersamaan.

DI JALAN hidup kita, sekali lagi, selalu hadir orang yang sungguh berjuang dan berkorban hidup kita yang lebih baik. Mereka berjuang demi nilai-nilai kehidupan. Mereka berkorban agar kita 'tidak saling mengorbankan satu terhadap yang lain.'




DALAM seluruh diri siapapun yang berhati mulia dan berjiwa merdeka ini, yang selalu diperjuangkan adalah Damai, Persatuan dan Cinta Kasih. Mereka meratapi keretakan; mereka tangisi perpecahan; mereka sungguh berduka akan kisah-kisah penuh kehancuran.

MARI belajar dari jalan rohani kehidupan St Yosafat. Ia berkorban demi nilai dan spirit persatuan yang mesti bergema dalam Gereja. Akhir hidupnya yang tragis adalah terang dan jalan bagi kita untuk berjuang demi 'ketaatan akan Yang Kudus.' Demi memperjuangkan nilai-nilai kehidupan.


Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; MARI bicara pula tentang "Rumah iman kita bersama."

SEPANTASNYA kita belajar untuk hentikan sudah kebiasaan untuk 'hasut sana hasut sini, sosok sana sosok sini'; kita hentikan sudah kecenderungan untuk 'siram bensin' yang membuat kobaran hati tidak baku enak antar sesama semakin panas membara. Yang hanya rusakan semangat kekerabatan, kekeluargaan, kerukunan dan persatuan.




ST YOSAFAT tetap jadi inspirasi hidup bagi kita. Dalam usaha dan perjuangan demi persatuan dan kesatuan. Dalam mosaik kehidupan bersama.



Verbo Dei Amorem Spiranti
St Yosafa,
doakanlah kami.
Tuhan memberkati.Amin



Posting Komentar

0 Komentar