Header Ads Widget

Renungan Harian Katolik; TETAPI juga ada yang "tahunya hanya setengah-setengah," atau "sepotong-sepotong."

Jumat, 13 Januari 2022 (Pekan Biasa I, Beato Emil Szramek, St Hilarius dr Poitiers)


Bacaan I Ibrani 4:1-5.11

Mazmur Tanggapan Mzm 78:3.4bc.6c-7.8

Injil Markus 2:1-12

"Tetapi supaya kamu tahu...."  Mrk 2:10
(Ut autem sciatis..)




TIDAK TAHU, SEOLAH-OLAH TIDAK TAHU, TIDAK MAU TAHU. NAMUN TUHAN PASTIKAN: KAMU HARUS TAHU




TERDAPAT banyak hal yang tidak kita ketahui. Ini bisa dipahami. Jangkauan kita terbatas. Dan memang, kita juga adalah manusia penuh keterbatasannya. Yang tak mungkin 'tahu semua hal.' Bahaya nantinya bila 'berlagak tahu semua.' Padahalnya......

Ada juga banyak hal lain yang tak perlu kita ketahui. Ini ada hubungan dengan 'orang punya urusan.' Artinya, orang sudah merasa nyaman dengan urusannya sendiri. Dan orang tak sudi andaikan kita terlalu berlagak 'sosok sana sosok sini. Hanya untuk cari tahu urusannya orang.' Cari tahu yang hanya sekedar puaskan rasa ingin tahu, tanpa jalan keluar, sering menjengkelkan. Apalagi 'cari tahu yang selanjutnya hanya untuk lebih rumitkan soal.'


ADA lagi yang nyata-nyata sudah tahu dan bahkan alami sendiri, tetapi 'bikin diri tidak tahu' atau 'seolah-olah lupa semuanya.' Banyak orang menghindari "sudah tahu atau pun tidak tahu" demi cari kenyamanan diri sendiri.

TETAPI juga ada yang "tahunya hanya setengah-setengah," atau "sepotong-sepotong." Namun, ada akting luar biasa darinya untuk bersandiwara. Seolah-olah ia "tahu utuh bahkan lengkap sempurnanya tentang sesuatu." Maka, lintasan dramatisasi pun dipentaskannya sejadi-jadinya.


KITA bisa menjadi pelawan satu kenyataan. Kita pun bisa menjadi pemberontak terhadap satu kebenaran. Namun bagaimana pun, dalam segala usaha kita dengan sekuat tenaga dan secerdas apa pun, kita tak bakal sanggup ingkari kebenaran itu. Sebab kebenaran itu: satu, utuh, dan tak tergoyahkan!

KEBENARAN dalam Tuhan selalu dalam arus KASIH yang harus diketahui dan diakui manusia. Pengikaran akan kebenaran dalam Kasih membuat manusia 'menelantarkan sesama.' Terjadi ketidakpedulian terhadap nasib sesama.


APAKAH orang banyak itu 'tak tahu, tak sadar, pura-pura tak tahu, merasa tak bernilai' akan nilai kemanusiaan yang mesti dijunjung? Apa kah orang pada tidak tahu bahwa 'manusia, sesama, mesti dibebaskan dari segala hal yang membelenggu?'

DAN, pada kesempatan itulah Yesus harus memastikan secara tegas! "Tetapi, supaya kamu tahu bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" (Mrk 2:10). Dan itulah tujuan kedatangan Anak Manusia. Demi maksud pembebasan bagi setiap kita manusia.


TIDAK KAH kita bisa berandai bahwa 'pembongkaran atap rumah agar si derita diturunkan dan lalu hadir tepat di depan Yesus (cf Mrk 2:4), adalah simbol pembongkaran akal budi dan hati manusia yang masih tertutup, keras bertegar dan kerdil akan nilai kemanusiaan?'

KITA memang 'harus belajar tahu dan mesti mencari tahu' segala sesuatu yang baik dan benar. Semuanya demi kehidupan yang lebih baik. Demi demi nilai kemanusiaan yang berlaku umum. Demi manusia itu sendiri yang sungguh dikasihi oleh Tuhan. Dan Kasih Tuhan seperti itulah yang mesti kita lanjutkan.


Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati
Amin.




Posting Komentar

0 Komentar