Header Ads Widget

Renungan Harian Katolik; KETIKA TUHAN ULURKAN TANGANNYA....

Kamis, 12 Januari 2023 (Pekan Biasa I, St Margareta Bourgeoys, St Tatiana)


Bacaan I Ibrani 3:7-14

Mazmur Tanggapan Mzm 95:6-7.8-9.10-11

Injil Markus 1:40-45


"Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku" Mrk 1:40
(Si vis, potes me mundare)



KETIKA TUHAN ULURKAN TANGANNYA....


INI bukan satu soal gampangan! Saat mesti pulang kepada diri sendiri, dan sadari: 'ada kusta yang menempel pada diri.' Bahwa kita sebenarnya 'tak suci lahir dan di dalam batin.' Bahwa kita lagi dalam derita hidup di jiwa dan raga.

ADA sekian banyak hal yang 'bikin kita jauh dan terasing.' Di mana pun dan terhadap siapapun, sepertinya tak ada lagi alam hati nan akrab dan berpadu. Bahkan, kita bisa merasa 'asing di dalam diri sendiri.' Ketidakmenentuan jalan hidup nampaknya telah tak terelakan.


ADA KAH kekuatan besar dan mahadahsyat yang kita punyai untuk satu 'gerak pulang kepada diri sendiri dan kepada sesama? Dan kepada alam hidup yang wajar?' Sebab kita tahu bahwa kita terlampau rapuh dan terbatas.


BILA harus temui Tuhan dalam harapan, maka kiranya kita mesti miliki satu modal yang perlu. Itulah kerinduan hati teramat dalam. Yang dimeterai dengan satu ungkapan tulus sepenuh hati: "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku" (Mrk 1:40). Bahwa dalam Terang Tuhan, kita disanggupkan dapat kembali melihat arti kehidupan yang semestinya.

TUHAN yang kita imani adalah Allah yang berbelaskasih. Itulah Allah yang hadir nyata dalam Diri Yesus, PuteraNya. Saat 'kusta' dengan berbagai variasinya sungguh melebarkan jarak, mengasingkan, dengan segala ketidakpastian hidup, tindakan Tuhan yang menyembuhkan mengutuhkan kembali semuanya.


SEKIAN banyak orang telah terkapar dalam berbagai kemalangan nasib tak menentu. Miskin, tak berpunya, derita dan sakit, lapar dan haus, serta beralamat rumah sebatas alam terbuka. Tak berdinding batas. Semuanya adalah kisah nyata di hidup ini.

KISAH Yesus 'beribah hati dan mengulurkan tanganNya' untuk sembuhkan si kusta itu adalah 'satu panggilan bagi kita demi aksi kasih nan nyata.' Tinggal sejauh mana kita mengasa mata hati dan rasa untuk 'sungguh berada di pihak segala kusta dan kaum tak beruntung nasib.


ADA saatnya Tuhan butuhkan suara kita untuk berseru demi nasib kaum malang dan penuh derita hidup. Tetapi, di atas semuanya Tuhan menuntut hati kita yang sungguh menggerakkan tangan kita. Agar terulur untuk berbagi, untuk menyembuhkan dan membebaskan.



TETAPI, untuk setiap kita, Tuhan bakal tetap ulurkan tanganNya. Namun, apa kah kita ingin selalu berpegang pada tanganNya?


Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati
Amin.

Posting Komentar

0 Komentar