Header Ads Widget

Renungan Harian Katolik; JANGANLAH BERKISAH PADA SIAPAPUN, SEKIRANYA HANYA INGIN BIKIN SENSASI TENTANG DIRIMU SENDIRI

Sabtu, 18 Februari 2023 (Pekan Biasa VI, St Flavianus)
Bacaan I Ibrani 11:1-7
Mazmur Tanggapan Mzm 145:2-3.4-5.10-11
Injil Markus 9:2-13





"Pada waktu mereka turun dari gunung itu..."  Mrk 9:9
(Et descendentibus illis de monte...)







TAK selamanya kita berada di 'puncak.' Dalam segala kemegahan, kehebatan atau kecermelangan. Semuanya, nantinya, pasti miliki alur balik. Kita mesti kembali ke area yang biasa.




TAK berarti bahwa segala yang di 'puncak' itu tak pantas. Tidak. Memang ada saatnya, setiap kita pasti alami momentum sukacita dan keterpesonaannya.




KITA harus tahu akan saatnya 'turun gunung.' Itulah saat yang telah dilalui oleh Yesus dan ketiga muridNya, Petrus - Yakobus dan Yohanes. Dan, ingatlah pesan Yesus bagi ketiga muridNya:


'JANGAN ceritakan kepada siapa pun tentang semua yang telah disaksikan sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati' (cf Mrk 9:9).




JANGAN kisahkan alam istimewa 'puncak gunung.' Jika sekiranya itu hanya ingin memberitakan diri kita sendiri yang merasakan dan mengalaminya. Jika sekedar hanya mengundang rasa kagum dan pujian dari sesama terhadap kita.



ADA saatnya Yesus kembali ke puncak gunung. Tetapi, IA ditinggikan, IA dimuliakan di ketinggian gunung melalui Salib. Pada waktu itu, apa kah para muridNya kembali menyertaiNya? Atau mereka lebih memiliki pergi dan meninggalkanNya?




'PUNCAK gunung' adalah kisah penuh keindahan. Penuh damai dan kebahagiaan bersama Tuhan yang mulia. Tetapi, pada titiknya kita belajar untuk mengalami dalam iman bahwa:




"PUNCAK kemuliaan Tuhan itu dapat kita gapai melalui 'jalan turun, pengorbanan, penderitaan, kesetiaan, dan terutama jalan kerendahan hati.' Iya, itulah jalan keseharian kita yang bersahaja. Tanpa terlalu banyak ini dan itu yang menghebohkan. Biarlah kita alami penuh sukacita alam yang merendah."



Verbo Dei Amorem Spiranti

Tuhan memberkati




Rikhardus R Urut, Sekretaris Badan Pengurus menyerahkan uang duka kepada Bapak Tadeus, wujud solidaritas, Bela Rasa, Aku Susah Engkau Bantu, Engkau Susah Aku Bantu dari 7.511 orang, Anggota KSP CU Florette atas meninggalnya Mama Elisabet, isteri tercinta dari Bapak Tadeus. Untuk konteks Manggarai saat ini, Peristiwa Kematian merupakan salah satu tujuan keuangan keluarga sebenarnya (melek/literasi keuangan) sebab biaya untuk urusan adatnya relatif besar. Beruntung Bapak Tadeus telah menjadi warga (anggota) dari "Rumah Gendang" KSP CU Florette sehingga oleh rasa empati dari semua anggota dalam bentuk pemberian uang duka telah meringankan kedukaannya. Marilah bergabung ke Rumah Bersama KSP CU Florette, sebab Lembaga Koperasi ini memikirkan anggota disaat mereka masih hidup (menyediakan pinjaman kesejahteraan/bisnis), sakit, dan juga ketika mereka meninggal. 
Adalah Koperasi Simpan Pinjam Inklusi di Manggarai, 25 orang Penyandang Disabilitas telah menjadi Anggota. KSP CU Florette: Menyediakan Pinjaman Bunga Rendah, melakukan Upaya Pemberdayaan Sosial Ekonomi (bisnis) dan mengajarkan Literasi/Melek Keuangan.


Posting Komentar

0 Komentar