Header Ads Widget

Renungan Harian Katolik; KASIH TUHAN NYATA DALAM TANGAN KITA YANG MEMBERI

Sabtu, 11 Februari 2023 (Pekan Biasa V, St Gregorius II - Paus ke 89)
Bacaan I Kejadian 3:9-24
Mazmur Tanggapan Mzm 90:2.3-4.5-6.12-13
Injil Markus 8:1-10




Jika mereka Ku-suruh pulang ke rumahnya dengan lapar.... Mrk 8:3
(Et si dimisero eos ieiunos in domum suam..)






KASIH TUHAN NYATA DALAM TANGAN KITA YANG MEMBERI



APAKAH di jalan pulang itu tak ditemukan orang-orang yang bermurah hati? Yang tak memberikan sedikit pun perhatiannya pada orang-orang yang letih lesu dan lemah karena rasa lapar?



BAGAIMANA PUN Tuhan mesti bertindak. Tak dibiarkanNya orang banyak itu pulang dalam keadaan lapar serta tanpa daya. Tetapi, ingatlah! Tuhan tak pernah mulai dari DiriNya sendiri. Rasa solider adalah tanda kebersamaan dalam 'sama melihat dan sama bertindak' terhadap satu keadaan mengkuatirkan.




SEBAB itulah Tuhan bertanya, "Berapa roti ada padamu?" (Mrk 8:5). Perhatian kepada orang banyak menuntut keterlibatan setiap orang. Hati yang bersatu selalu jadi pijakan utama bagi 'kebersatuan hati yang beramal kasih dan yang berbagi.'



KITA pasti tak akan pernah hadapi kenyataan miris kehidupan dunia dengan daya upaya kita sendiri. Sebab itulah, tindakan untuk berbagi mesti menjadi satu Panggilan Hati untuk berpadu. Demi bekerja sama.



TANTANGAN terbesar bagi kemanusiaan adalah ketika orang sekian sibuk atas dasar kecemasan pada diri sendiri. Ketika orang hanya mau 'mencari dan menimbun roti' sungguh demi diri sendiri. Dan terlebih tak pernah tiba pada rasa puas dan berkecukupan bagi diri sendiri.




CEMAS akan rejeki - roti hanya bagi diri sendiri adalah 'ibu kandung' yang melahirkan ketidakpedulian. Yang beranak pinakan ketamakan yang tak pernah berujung batas.




HITUNGLAH sekian banyak orang yang tak mujur nasibnya, hitunglah pula sekian banyak kepentingan umum 'yang tak pernah tiba di hati kita.' Sebab semuanya 'ditepis dan disuruh pulang dengan "tangan hampa.''



TUHAN tak ingin siapa pun pulang dengan tangan hampa. Tetapi Tuhan pasti berbuat sesuatu yang terbaik. Kita pasti sanggup menggandeng sesama, sanggup melepaskan yang punya kita demi sesama. Itu hanya mungkin ketika kita membuka genggaman tangan kita sendiri.




DI SITULAH kita pasti tersenyum dan berbahagia dalam Tuhan. Sebab sesama 'tidak rebah di jalan.' Dan hidup bersama pun tak terseret atau pun mungkin mandek di tengah jalan.



Verbo Dei Amorem Spiranti

Tuhan memberkati. Amin.

Adalah Koperasi Simpan Pinjam Inklusi di Manggarai, 25 orang Penyandang Disabilitas telah menjadi Anggota. KSP CU Florette: Menyediakan Pinjaman Bunga Rendah, melakukan Upaya Pemberdayaan Sosial Ekonomi (bisnis) dan mengajarkan Literasi/Melek Keuangan.
Rikhardus R Urut, Sekretaris Badan Pengurus menyerahkan uang duka kepada Bapak Tadeus, wujud solidaritas, Bela Rasa, Aku Susah Engkau Bantu, Engkau Susah Aku Bantu dari 7.511 orang, Anggota KSP CU Florette atas meninggalnya Mama Elisabet, isteri tercinta dari Bapak Tadeus. Untuk konteks Manggarai saat ini, Peristiwa Kematian merupakan salah satu tujuan keuangan keluarga sebenarnya (melek/literasi keuangan) sebab biaya untuk urusan adatnya relatif besar. Beruntung Bapak Tadeus telah menjadi warga (anggota) dari "Rumah Gendang" KSP CU Florette sehingga oleh rasa empati dari semua anggota dalam bentuk pemberian uang duka telah meringankan kedukaannya. Marilah bergabung ke Rumah Bersama KSP CU Florette, sebab Lembaga Koperasi ini memikirkan anggota disaat mereka masih hidup (menyediakan pinjaman kesejahteraan/bisnis), sakit, dan juga ketika mereka meninggal. 


Posting Komentar

0 Komentar