Header Ads Widget

Renungan Harian Katolik; Di Pelukan Kasih Tuhan Kita Menjadi Hidup Kembali

Jumat, 14 Juli 2023 (Pekan Biasa ke XIV, St Fransikus Solano, St Kamilis de Lellisz)
Bacaan I Kejadian 46:1-7.28-30
Mazmur Tanggapan Mzm 37:3-4.18-19.27-28.39-30
Injil Matius 10:16-23


Mahasiswa/i Universitas Katolik Santu Paulus Ruteng belajar agrobisnis dengan seorang petani sayur-sayuran di KBG Santa Magdalena, Wilayah Kapernaum Tuke. Di sini mereka menyaksikan suatu pengalaman berharga untuk dipelajari lebih mendalam dimana tidak sedikit sayur-sayuran milik petani terserang akar gadah, berdampak pada penurunan hasil hingga gagal panen. Penyakit ini mesti diatasi, karenanya selama 10 tahun terakhir petani sayur-sayuran mengalami penuruan hasil dan kualitas, padahal sebelumnya produksi sayur-sayuran dari mereka relatif banyak dengan kualitas bagus, dijual ke Bajawa dan Labuan Bajo


"Ketika Yusuf bertemu dengan ayahnya, dipeluknya leher ayahnya dan lama menangis di bahunya"  Kej 46:29
(Quo cum pervenisset iuncto Ioseph curru suo ascendit obviam patri ad eundem locum vidensque eum insuit super collum eius et inter aplexus flevit)





Baca juga yang ini,Menarik; Renungan Harian Katolik; Lahir Karena Seorang Ayah Tetaplah Meneguhkan Relasi Tak Terputuskan Dan Tak Tersangkalkan



YAKUB, nampaknya, tak cuma ingin mencari 'bahan makanan' untuk bertahan hidup. Tuhan, dalam penyelenggaraanNya, menuntun Yakub untuk mendapatkan kembali Yusuf, anaknya yang 'hilang.'




PERTEMUAN penuh haru itu pun terjadi. Yusuf bertangisan lama di pundak Yakub, ayahnya. Yakub alami sukacita tak terlukiskan. "Sekarang aku boleh mati, setelah aku melihat mukamu dan mengetahui bahwa engkau masih hidup" (Kej 46:30).



YANG 'hilang dan mati' kini ditemukan hidup. Didapati kembali dalam keceriahan. Alur hidup Yusuf ada dalam aura ceriah di rumah ayah, lalu jadi berkabut penuh tantangan untuk diasingkan. Dan kini berakhir indah dalam satu perjumpaan penuh makna.


Baca juga yang ini, menarik; Renungan Harian Katolik; Mari Keluarlah Dari Area Nyaman Diri Sendiri


PASANG SURUT kehidupan sering jadi episode pasti dalam ziarah hidup setiap kita. Tak terelakan. Kita sepantasnya susuri dan alami penuh iman. Dalam keyakinan akan penyelenggaraan Tuhan sendiri. Tuhan menuntun kita pada apa yang menjadi kepastianNya.




YUSUF tak selamanya mesti jadi putera yang 'dimeterai jubah terindah' di rumah ayahnya. Tetapi, ada saatnya ketika ia mesti menjadi 'saudara yang disumurkan dan lalu dijauhkan ke negeri asing.'



BAGAIMANAPUN perjumpaannya dengan Yakub, sang ayah, membawa rasa penuh kebebasan. Kembali ke pelukan kasih ayah, bagi Yusuf, melampaui segala kebesaran dan keistimewaan yang telah alami di tanah Mesir.


Baca juga yang ini, menarik; Lejong (bertamu)  Sebagai Suatu Kesempatan Untuk Belajar


MARI pulang kembali ke 'pelukan ayah.' Kembali ke 'alam pertama dan nilai-nilai kehidupan yang meneguhkan jalan hidup kita yang sekian sering seret tertati-tati. Di atas segalanya, di pelukan Kasih Tuhan kita akhirnya 'menjadi hidup kembali dan tetap memiliki harapan.'


Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati.
Amin

P. Kons Beo, SVD
"Ketika Yusuf bertemu dengan ayahnya, dipeluknya leher ayahnya dan lama menangis di bahunya"  Kej 46:29







Posting Komentar

0 Komentar