Bacaan I Bilangan 11:4b-15
Mazmur Tanggapan Mzm 81:12-13.14-15.16-17
Injil Matius 14:13-21
 |
| "Mengapa Engkau membebankan kepadaku tanggungjawab atas seluruh bangsa ini?" Bil 11:11 (Et cur imposuisti pondus universi populi huius super me?) |
TANPA TUHAN KITA TAK MUNGKIN....
Baca juga yang inni, menarik; Pojok Kitab Suci; Hidup Kristiani: Hidup yang Dicahayai dan Mencahayai
KITA, manusia, punya titik batas kesanggupan. Sungguh ada banyak hal yang dapat kita lakukan. Ada sekian banyak tantangan yang dapat kita hadapi dan atasi.
NAMUN, apakah itu berarti bahwa kita, manusia ini, adalah segalanya? Bahwa keberhasilan selalu jadi milik dan berada di pihak kita? Bahwa dalam 'pertandingan kehidupan ini, kemenangan adalah kepastian pencapaian milik kita?' Nyatanya TIDAK!
KISAH hidup sering jadi arena titik-titik air mata kesedihan. Kegagalan, ketaksanggupan, hilang harapan, kecewa, sakit hati, galau di hati sering jadi hantaman gelombang demi gelombang di pantai kehidupan ini.
HIDUP tak selamanya 'longgar bebas ceriah' begitu saja. Ada tanggungjawab hidup pribadi. Terdapat tanggungjawab dalam kebersamaan yang mesti diembani pula. Kita, manusia, tak mungkin luput dari sebentuk tanggungjawab tertentu dalam hidup ini. Sekecil apapun tanggungjawab itu.
BERMARWALAH dan terhormatlah siapapun yang tak lari dari tanggungjawab. Yang berani hadapi apapun kenyataan hidup ini. Yang berjiwa besar hadapi risiko dari keputusan, pilihan dan sikap hidup yang dilakoni.
MUSA, nampaknya, memprotes Tuhan atas betapa beratnya beban dan tanggungjawab yang mesti diembaninya. Comel-comel dan segala gerutuan Israel terhadapnya dibawa kepada Tuhan sebagai keluh kesah pribadi.
TETAPI untuk kita? Mestikah kita sebatas "Bila bebanmu terasa berat, hadapilah dengan senyum?' Kita tetaplah manusia terbatas dan rapuh. Maka 'berteriak dan berkelulah pada Tuhan, sebagai Bapa yang mahapengasih dan mahapenyayang.
Baca juga yang ini, menarik; Renungan Harian Katolik; MANUSIA Yang Hidup Adalah Manusia Yang Berpeluang Dan Berpotensi
KITA, manusia, punya titik batas kesanggupan. Sungguh ada banyak hal yang dapat kita lakukan. Ada sekian banyak tantangan yang dapat kita hadapi dan atasi.
NAMUN, apakah itu berarti bahwa kita, manusia ini, adalah segalanya? Bahwa keberhasilan selalu jadi milik dan berada di pihak kita? Bahwa dalam 'pertandingan kehidupan ini, kemenangan adalah kepastian pencapaian milik kita?' Nyatanya TIDAK!
KISAH hidup sering jadi arena titik-titik air mata kesedihan. Kegagalan, ketaksanggupan, hilang harapan, kecewa, sakit hati, galau di hati sering jadi hantaman gelombang demi gelombang di pantai kehidupan ini.
HIDUP tak selamanya 'longgar bebas ceriah' begitu saja. Ada tanggungjawab hidup pribadi. Terdapat tanggungjawab dalam kebersamaan yang mesti diembani pula. Kita, manusia, tak mungkin luput dari sebentuk tanggungjawab tertentu dalam hidup ini. Sekecil apapun tanggungjawab itu.
BERMARWALAH dan terhormatlah siapapun yang tak lari dari tanggungjawab. Yang berani hadapi apapun kenyataan hidup ini. Yang berjiwa besar hadapi risiko dari keputusan, pilihan dan sikap hidup yang dilakoni.
Baca juga yang ini, Penting; Renungan Harian Katolik; Hati Kita adalah Rumah Indah Untuk Semua
TETAPI untuk kita? Mestikah kita sebatas "Bila bebanmu terasa berat, hadapilah dengan senyum?' Kita tetaplah manusia terbatas dan rapuh. Maka 'berteriak dan berkelulah pada Tuhan, sebagai Bapa yang mahapengasih dan mahapenyayang.
Baca juga yang ini, menarik; Renungan Harian Katolik; MANUSIA Yang Hidup Adalah Manusia Yang Berpeluang Dan Berpotensi
BERSERULAH minta tolong demi sebuah inspirasi kehidupan yang mencerahkan dan menguatkan harapan.
AdakahTuhan tak menghiraukan seruan umatNya yang minta tolong penuh iman?
Verbo Dei Amorem Spiranti
'Tuhan yang akan menyelesaikannya bagiku' (Mzm 138:8).
Amin
Pater Kons Beo, SVD
 | ||
|
.jpg)
.jpg)
.jpg)
0 Komentar