Header Ads Widget

Pater Kons Beo,SVD: KITA sepantasnya berjuang untuk menjadi sahabat..

 UMPUNGJAYASIAR.COM

Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong



Roma, Senin, 18 Oktober 2021*

*(Pekan Biasa XXIX - St Lukas, Pengarang Injil)*


Bacaan I 2Timotius 4:10-17a.

Mazmur 145:10-11.12-13ab.17-18

Injil Lukas 10:1-9


*"Lucas est mecum solus"*

2Tim 4:11

(Hanya Lukas yang tinggal dengan aku).


RASUL Paulus punya tugas pewartaan. Itu tak mungkin ia tinggalkan. Mewartakan Injil bagi Rasul Paulus adalah kecintaan, serentak pula menjadi *keharusan* (1Kor 9:16).


TETAPI, selalu ada tantangan menghadang. Bukan kah ada ancaman nyawa? Bukan kah ada kisah diterjang badai gelombang lautan? Di atas semuanya Rasul Paulus tentu juga begulat dalam _kesendiriannya_.


DITULISNYA kepada Timotius penuh rasa dan haru. Orang-orang dekat pergi dengan tugas masing-masing. Krekes ke Galatia. Titus ke Dalmatia. Tikhitus berangkat ke Efesus. Yang sungguh membuat hati penuh sedih bahwa _"Demas telah mencintai dunia ini. Dan telah meninggalkan aku dan ia telah berangkat ke Tesalonika"_ (2Tim 4:10). Tak cuma itu. Bukan kah _"Aleksander, tukang tembaga itu, telah banyak berbuat kejahatan terhadap Rasul Paulus"?_ (Cf 1Kor 9:16).


BERUNTUNGLAH Rasul Paulus. Ada Lukas sebagai sahabat yang setia. Untuk tinggal dan berada bersamanya. Yakinlah, kehadiran Lukas adalah kekuatan di saat Rasul Paulus menghadapi  berbagai cobaan!


SEHEBAT apapun Rasul Paulus, ia pasti rindukan _orang terdekatnya_. Untuk berbagi kisah. Untuk ia tumpahkan segala isi hatinya yang paling dalam. Ada Lukas yang setia bersamanya. Tetapi, bukankah Lukas juga ingatkan Rasul Paulus akan apa yang mesti  dijalankan dalam hidup dan tugas pewartaan?


ST Lukas miliki kesanggupan untuk menulis Injil. Kabar Gembira. Untuk diberitakan kepada bangsa-bangsa. Tetapi, bukan kah ia miliki pula kesanggupan untuk _ada bersama_ dan sebagai _sahabat seperjalanan_ Rasul Paulus?


KITA sepantasnya berjuang untuk menjadi sahabat yang baik bagi sesama. Agar sesama dapat hidup dalam sukacita injili. Kehadiran dan kebersamaan dengan sesama sepantasnya menjadi *pewartaan Injili* pula.


CITRA kebersamaan antara Rasul Paulus dan Lukas tentu ada dalam perjuangan demi hidup nan cerah. Bebas dari isi dan cara berpikir yang suram dan sempit. Kebersamaan seperti itu tentu merangkum semesta. Tak ingin terjebak dalam gelagat hidup tekotak-kotak. Dan bersekat-sekat!


*Verbo Dei Amorem Spiranti*


St Lukas, doakanlah kami.

Tuhan memberkati.

Amin.

Posting Komentar

0 Komentar