Header Ads Widget

Pater Kons Beo,SVD:...Abraham Adalah Bapak Kita Semua

UMPUNGJAYASIAR.COM 

Gereja, Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong

Roma *Sabtu, 16 Oktober 2021*

*(Pekan Biasa XXVIII - St Gerardus Majella, St Margaretha Maria Alacoque)*

*"et ei qui ex fide est Abrahae, qui pater est òmnium nostrum"*

Rom 4:16

(Sebab di hadapan Allah Abraham adalah bapa kita semua)


Bacaan I Roma 4:13.16-18

Mazmur 105:6-7.8-9.42-43

Injil Lukas 12:8-12


ADA banyak hal yang kita alami dengan sendirinya. Ini sering menyangkut suasana dan rasa hati. Ada  kepolosan sikap, spontanitas dalam bicara, penuh keakraban, ada sukacita nan ceriah. Semuanya teralami dalam segala suasana santai yang membingkai.


TERNYATA, ini semua karena memang kita sungguh ada dalam pertalian relasi. Ini bukan sekedar relasi biasa. Tetapi, kita ada dalam relasi sekeluarga (besar). Di situ sebenarnya iklim batin kita berawal mula,  dibangun dan diteguhkan.


TAK cuma darah yang tetap mengalir dari aliran yang  sama. Di atas segalanya, suasana kekariban telah dibangun oleh generasi sebelumnya. Katakan saja dari orangtua-tua di _tempoe doeloe punya_! Bukankah orangtua-tua hembuskan nafas Kasih agar kita hidup dari nafas Kasih itu?


ADA yang serius diingatkan Rasul Paulus kepada jemaat di Roma. Perseketuan jemaat itu tak cuma dibangun oleh satu iman, harapan dan Kasih dalam Yesus. Tetapi, bahwa Abraham juga mesti dialami sebagai bapa pemersatu. *Abraham adalah bapa kita semua*. 


SELIDIKILAH penuh teduh di hati. Kenapa kah kita mulai saling menjauh? Untuk sengaja  tak hendak berkunjung lagi? Untuk selalu hindar-menghindar? Untuk cenderung 'buang muka' saat bersua? Untuk saling melebarkan jarak di antara kita? Bila demikian, betapa energi positif tercemar oleh segala aura hati suram ini. 


ADA orangtua-tua dari semua kita. Dari merekalah generasi kita sekarang terbentuk dan terus berjalan dalam waktu. Tak ada pilihan lain selain: akrabilah dalam kebersamaan sebagai keluarga (besar). 


ADA seseorang yang luar biasa dan istimewa? Dukunglah dia penuh tulus dalam kebersamaan. Ada yang penuh kekurangan? Keterbatasan? Penuh kerapuhan dan kelemahan? Tetap bertarunglah untuk menerimanya sebagai keluarga. Dalam ketulusan penuh maaf dan pengampunan.


"REBUTLAH kembali saudaramu atau siapapun dalam keluarga (besar) dalam Kasih  mesrah. Sedendam-dendamnya dan semarah-marahnya Saul pada Yakub, adik kandungnya, toh pada akhirnya tetap ada kata maaf dan tindakan mulia demi perjumpaan kembali dalam Kasih yang melegahkan!" (Cf Kej 33:1-20).


SANGATLAH aneh terasa, andaikan kita berharap sekali bahwa setelah berakhirnya kesementaraan hidup di bumi ini, kita akan masuk ke dalam persekutuan para kudus, padahal di bumi sementara ini, hati kita selalu tertahan dan banyak anehnya untuk sulit masuk dalam kebersamaan sebagai saudara-saudari, adik kakak, atau sebagai anggota dari satu keluarga besar.


*ABRAHAM*, sekali lagi, *adalah bapa semua kita*. Bukankah orangtua dan semua leluhur kita adalah bapa-ibu dari semua kita? Kita mesti pulang kembali sebagai anak-cucu-cece yang tertenun dalam Kasih. Untuk "Kembali, kembali kita bersama-sama lagi. Kembali kita bersama-sama lagi. Sampai akhir waktu nanti."


*Verbo Dei Amorem Spiranti*


Tuhan memberkati.

Amin.


Dokumentasi Diakonia Karitatif KBG Santa Perawan Maria, Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong, Keuskupan Ruteng


Umat KBG Beri Bantuan Sosial



Ketua KBG menyerahkan Bantuan sosial, Aksi BKSN


Posting Komentar

0 Komentar