Header Ads Widget

Pater Kons Beo,SVD ; HANA bukan perempuan biasa

 


Bacaan I 1Yohanes 2:12-17

Mazmur 96:7-8a.8b.9-10

Injil Lukas 2:36-40


*"Namanya Hana...."*

Luk 2:36

(Et erat Anna).


TAK sekedar sebuah nama. Di balik namanya ada kisah. Terbaca pula aura jiwa dan isi hatinya. Tak cuma itu, Hana, punya karakter manusiawi pula. Ia telah berusia lanjut namun  beriman kokoh!

HANA adalah perempuan keseharian. Yang biasa apa adanya. Namun citra dirinya jadi teguh. Ia adalah *seorang nabi perempuan*. Iman dan jalan hatinya tetap terarah pada kedatangan Sang Juruselamat.

KISAH HANA tidak sekedar cerita tentang seorang perempuan tua berusia delapan puluh empat tahun. Dan bahwa ia telah ditinggal mati oleh suami dan jauh dari kerabatnya.

HANA ialah sosok manusia 'Bait Allah.' Itulah Rumah Tuhan yang tak pernah ditinggalkannya. Kekuatan hidupnya sungguh teruji dan kokoh. Semuanya terlahir dan mengalir dari *ibadah, puasa dan berdoa*. 

DALAM diri Hana terdapat pemakluman tentang Mesias. Saat ia harus *"berbicara tentang  Kanak Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem"* (Luk 2:38).

HANA mengundang sekalian kita untuk tetap merindukan Rumah Tuhan. Untuk setia bertekun dalam doa dan puasa. Dan doa dan puasa yang sederhana dan tulus itu pasti berbuah pada kembalinya kita sendiri pada Tuhan dan pulangnya kita pada sesama. Pun termasuk pada kembalinya kita untuk berakrab ria dalam kebersamaan.

SAAT Hana juga "berbicara tentang Kanak Yesus" itulah undangan bagi kita untuk memaklumkan Yesus, isi kehidupan dan Kasih yang diajarkanNya. Itulah amanat pewartaan bagi segenap kita.

DI KESEHARIAN, terkadang kita tergoda untuk bicara hanya sebatas tentang kemegahan, kehebatan, keberhasilan, keunggulan,  kebenaran punya diri kita sendiri. Tak lupa dengan segala ukiran prestasi.  Repotnya lagi bila virus haus pujian dan bakteri gemar diakui tetap bercokol di dalam hati.

KITA pasti tetap punya harapan dalam gema kehidupan Hana. Dalam hidup apa adanya. Di dalam segala keterbatasan, kelemahan, dan nyaris tak berdaya. Namun tetap ada kekuatan untuk selalu *"mengucap syukur kepada Allah"* (cf Luk 2:38). Sebab karyaNya sungguh dahsyat bagi kita. 


*Verbo Dei Amorem Spiranti*


Tuhan memberkati

Amin

Posting Komentar

0 Komentar