Header Ads Widget

Pater Kons Beo, SVD ; TAK gampang berlaku teduh bagi siapapun yang mengancam ketenangan hidup kita

*Selasa, 01 Februari 2021*
*(Pekan Biasa IV - St Asclepades, Sta Brigitta dr Irlandia, St Pionisius, Sta Veridiana)*




Bacaan I 2Samuel 18:9-10.14b.24-25a.30.31b-33; 19:1-3
Mazmur Tanggapan Mzm 86:1-2.3-4.5-6
Injil Markus 5:21-43

*"Selamatkah Absalom, orang muda itu?"*
2Sam 18:32
(Estne pax puero Absalom...)

TAK gampang berlaku teduh bagi siapapun yang mengancam ketenangan hidup kita. Sebab, reaksi keras sering jadi tanggapan balik dari kita. Iya,  terhadap siapapun yang berlaku tak elok itu.

ALAM 'saling balas membalas' itu sering terjadi dalam hidup. Patutkah kita sejuk hati, sabar dan tabah dalam situasi tak nyaman itu? Setiap kita pasti mampu menjawabnya.

DUNIA jadi tegang karena ada sikap balas dendam. Sikap buruk sesama terbayar oleh harga buruk pula. Memahami, tenang dan sabar, apalagi mengampuni sepertinya dirasa berat. 

HIDUP Daud, sebagai Raja Israel, sungguh dalam ancaman maut. Nyawanya diincar bahkan oleh Absalom, puteranya sendiri. Ketegangan tak terhindarkan!

DI KISAH tak karuan itu, hidup Absalom mesti terhenti. Nyawanya tak terselamatkan! Tetapi, apakah itu adalah  berita penuh sukacita bagi Daud? 

RAJA tetaplah raja! Tetapi, sebagai ayah, Daud tak sanggup sembunyikan kesedihannya. 'Tangisan dan saat perkabungan jadi milik Daud' yang sungguh menyayat. 

KEMATIAN Absalom, bagi Daud, adalah kisah kehilangan akan seorang anak bagi seorang ayah. Tak ada sukacita. Tiada nada kegembiraan. 'Baik dan tak baik sekalipun, Absalom tetaplah seorang anak.'

ADA sekian banyak kisah 'jauh dari kasih' yang kita alami? Saat kita diperlakukan tak semestinya? Ketika sikap dan pandangan sesama terhadap kita tetap di titik rendah?

TAK ada hal yang luar biasa yang mesti diambil. Tetapi, sekali lagi, tetaplah tenang dan  tak balas berlaku kasar. Apalagi, bila harus merancang satu tindakan penuh kekerasan. Yang terindah adalah tetaplah memandang sesama dengan mata Kasih dan dengan kemuliaan hati. Tak ada yang lebih dari itu.

KITA memang mesti tetap berani memandang Yang Tersalib. Sebab dariNya hanya ada kata dan sikap penuh pengampunan! 

*Verbo Dei Amorem Spiranti*

Tuhan memberkati.
Amin

Posting Komentar

0 Komentar