Header Ads Widget

Pater Kons Beo, SVD; ALLAH menuntut hati kita yang terarah kepadaNya dalam ketulusan dan berada di jalan lurus

 *Jumat, 11 Februari 2022*

*(Pekan Biasa V - St Gregorius II-Paus ke  89 )*




Bacaan I 1Raja-Raja 11:29-32; 12:19

Mazmur 81:10-11ab.12-13.14-15

Injil Markus 7:31-37


*"Sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari tangan Salomo.."*

1Raj 11:31

(Ecce ego scindam regnum de manu Salomonis)


HARGA mahal harus ditebus Salomo. Sikap dan perbuatannya yang buram itu berujung nestapa. Kata-kata Nabi Ahia sungguh menggentarkan. 'Allah akan mengoyakkan kerajaan itu dari tangan Salomo.'

KAIN baru yang diselubungkan Nabi Ahia di badannya itu dikoyakkan jadi dua belas potongan. Itu tanda bahwa ada sepuluh suku Israel yang bakal lepas dari tangan Salomo. Dan, mengingat Daud, Allah tetap meletakkan suku yang lain di tangan Daud dan turunannya. 

SALOMO telah miliki segalanya. Ia telah tampil bagai  seorang raja besar. Tanpa kekurangan yang amat berarti. Sayangnya, di pengujung hari-hari tuanya, semuanya telah berubah. Ada hal lain yang membuat hatinya lebih terpikat.

APAPUN sikap dan perbuatan redup pasti berujung pada satu dua akibat yang tak terelakan. Israel diramalkan bakal retak dan jadi terpisah. Sungguh kah Bait Suci Yerusalem nantinya tak sanggup lagi mengumpulkan anak-anak Israel?

HUKUM sebab yang bermuara pada akibat, aksi yang berujung pada reaksi, pilihan dan sikap yang lahirkan dampak, sungguh tak terhindarkan dalam jalan hidup setiap kita.

KEROHANIAN yang sehat memang harus bebas dari jebakan ritual yang kabur. Yang mempersamakan pujian syukur di Bait Suci dengan 'puja-puji demi memuliakan dewa-dewi asing.' Ada kah dewa-dewa asing dalam tantanan apa saja yang sungguh kita rawat dan puja puji?

ALLAH menuntut hati kita yang terarah kepadaNya dalam ketulusan dan berada di jalan lurus. Benar kah Allah yang kita imani adalah "Allah yang cemburu?" Yang sering tunjukan kegeramanNya terhadap kita manusia yang nikmati isi dan irama hidup punya kita sendiri?

Entahkah sudah 'berapa kuil bikinan kita sendiri' yang telah kaburkan jalan pulang kita pada Tuhan, sesama - kebersamaan  dan bahkan 'pulang kepada diri kita sendiri?'

Tetapi bagaimana pun kita mesti pulang ke takhta Kasih Allah.

,

*Verbo Dei Amorem Spiranti*


Tuhan memberkati

Amin

Posting Komentar

0 Komentar