Header Ads Widget

Patar Kons Beo, SVD ; TAK usah bermuram, tak perlu terus merasa tertikam kecewa.

 *Kamis, 10 Maret 2022*

*(Pekan I Pra-Paskah, 40 Martir Sebaste-Armenia, St Simplisius-Paus ke 47, Beato Yohanes Vallambrosa)*

Bacaan I Ester 4:10a.10c-12.17-19

Mazmur Tanggapan Mzm 138:1-2a.2bc-3.7c-8

Injil Matius 7:7-12,,,Segala sesuatu yang kamu kehendaki orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.. 

Mat 7:12

(Omnia ergo  quaecumque vultis ut faciant vobis hòmines, et vos fàcite illis...)


KITA punya banyak harapan terhadap sesama. Kiranya sesama dapat lakukan sesuatu sesuai yang kita kehendaki. Segala yang baik semoga ditunjukkan sesama terhadap kita.


SETIDAKNYA kita harapkan bahwa sesama bersikap wajar. Berlaku santun. Tahu menghargai diri kita. Semua hal ini tentulah menjadi hal yang biasa. Sebab, setiap kita ingin diperlakukan dan disikapi di batas wajar. Apa adanya. 


TETAPI, seringkali kita mesti alami suasana 'makan hati.' Tingkah sesama jauh dari harapan kita. Dan lebih menyakitkan lagi bahwa kita diabaikan! Sesama sedikit pun  tak tunjukan sikap peduli. Ia tak lakukan apa sebenarnya dapat ia lakukan. Demi hidup kita yang lebih baik. Kita jadi orang yang 'ditinggalkan.'


TAK usah bermuram. Tak perlu terus merasa tertikam kecewa. Bertarunglah untuk tak selalu mempersalahkan sesama yang tak peduli dan bahkan menjauh itu. Sepatutnya kita tenangkan diri. Renungkanlah!


APA yang kita harapkan bahkan kita tuntut dari sesama dari sikap dan perbuatannya yang baik terhadap kita, semua itulah yang mesti kita tunjukan kepada sesama. Lalu harusnya bagaimana?


INGIN diperlakukan baik? Maka tunjukan sikap baik terhadap sesama. Ingin dihargai? Maka belajarlah menghargai sesama. Ingin agar orang lain tampilkan wajah bersahabat? Maka belajarlah untuk hilangkan tampang penuh murka dengan tatapan seram penuh benci. Dan, tentu pula, belajarlah untuk hilangkan kecenderungan untuk merendahkan sesama. 


TETAPI, lebih dari kepenuhan hukum taurat, dalam Yesus terpatri hukum baru. Ringkasnya, tetaplah belajar untuk jadi orang baik. Dan sekali menjadi orang baik, sabar, tenang, rendah hati, pengampun, murah hati, dan segala yang baik, tetaplah kita di jalan itu. Tak peduli, apapun sikap  sesama terhadap kita. 


KITA tidak boleh berlaku baik _hanya karena_ orang telah berlaku baik. Sebab, dalam Yesus segala ungkapan Kasih tak pernah menuntut syarat. Kasih tak mengenal perhitungan sana sini.


TETAPI, sering terjadi bahwa 'orang yang kepadanya Anda tunjukan banyak kebaikan, dialah yang sering jadi ujian yang melukai hati Anda; sementara orang yang Anda abaikan,  justru dialah yang jadi cahaya terang bagi jalan hidup Anda.' 


APAKAH tak mungkin bahwa dari mulut yang sama terdengar seruan "Hosana, Putera Daud.." tetapi segera jadi  berubah untuk berteriak, "Salibkanlah Dia?" Dunia dan manusia sungguh bisa berubah tingkah. 


TETAPI dalam Kristus selalu ada Kasih. Dan Kasih itu selalu bertahan dan terus bertahan! Sebab memang Kasih adalah seluruh kehidupan Yesus sendiri. Itulah yang kita renungkan di masa Pra-paskah ini.


*Verbo Dei Amorem Spiranti*


Tuhan memberkati.

Amin

Posting Komentar

0 Komentar