Header Ads Widget

Renungan Harian Katolik ; GEREJA, kita semua, adalah murid-murid Tuhan

 

Pater Kons Beo, SVD tinggal di Roma Italia

Bacaan I Ulangan 4:1.5-9

Mazmur Tanggapan Mzm 147:12-13.15-16.19-20

Injil Matius 5:17-19


*"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan Hukum Taurat atau kitab para Nabi..."*

Mat 5:17

(Nolìte putare quòniam veni sòlvere legem, aut prophètas...)


ERA baru. Penuh harapan. Segala yang lama telah dicermati. Strategi mulai dibangun. Demi menggapai segala visi dan cita-cita.


DEMI tampilan baru, segala kiat segera digerakkan. Sebab dunia pada menanti. Sesama pada menunggu penuh harapan. Sungguh kah ada sesuatu yang baru? Benar kah akan nyata semua kata penuh janji?


TERKADANG kita melihat diri sendiri sebagai super hero. Kita muliakan diri sendiri sebagai pahlawan perkasa tepat pada waktunya. Yang akan segera jadi penyelamat situasi.


TETAPI, yang lama, yang telah berakhir itu, sepantasnya jangan cepat disingkirkan semuanya. Seolah sudah dianggap karatan dan usang. Seolah yang telah silam itu hanya mengalirkan arus air pesimistik. Tak menjanjikan.


TETAPI ada baiknya jika melanjutkan semuanya dengan semangat baru. Demi tebalkan harapan pada sesama. Semuanya demi dorongan yang kokoh pada orientasi dan cita-cita bersama. Tak pernah boleh lagi muliakan diri sendiri hanya bermodal mimpi-mimpi indah. Kini saatnya tinggal dibuktikan.


YESUS, TUHAN, telah datang. Tidak untuk lenyapkan hukum Taurat dan Kitab Para Nabi. Tidak! Tetapi, IA datang untuk memberi warna baru. Menciptakan suasana persekutuan di antara manusia. Dan Tuhan telah buktikan semuanya. Hingga akhir derita dan pengorbanan hidupNya.


TUHAN telah datang untuk tegaskan dan genapi Taurat dengan marwah hukum Kasih. Di atas segalanya selalu ada Kasih. Kasih itulah yang menghubungkan kembi manusia dengan Tuhan. Dan Kasih jua lah yang membuat manusia saling memandang. Sederajat. Semartabat. Dalam relasi mulia kemanusiaan. 


SUNGGUH! TUHAN datang untuk menggenapi Taurat dan Kitab Para Nabi. Bahwa bahwa pada intinya Allah-lah dasar utama sembah sujud semua manusia. Taurat telah diserongkan. Demi membesarkan dan serentak sembunyikan _ego diri_ dalam ragam kepentingan sendiri.


ADA banyak hal yang belum berubah. Tak menunjukkan tanda harapan. Sebab kita cuma tebalkan kembali yang lama dan telah usang. Kita cuma berlindung di balik segala kursi kekuasaan, dan juga di balik pakaian kebesaran. 


TETAP jadi satu pertanyaan menantang: Apa yang telah kita genapi demi kebaikan dan kebersamaan hidup? Tentu bahwasannya penggenapan itu mesti  ternyatakan dalam tindakan! Dalam aksi nyata penuh kebebasan.


KITA bisa punya sekian banyak 'taurat dan hukum para nabi'. Semuanya telah direnungkan. Sudah dipatrikan dalam rangkaian kata dan rumusan bertuah. Soalnya, itu tadi, bagaimana harus menggenapinya. Dengan hati penuh peduli. Dan dengan kesadaran jiwa paling dalam.


GEREJA,  kita semua, adalah murid-murid Tuhan, yang tetap dipanggil untuk menggenapi hukum taurat dalam Kasih, kebenaran dan keadilan. Tanpa putus asa. Penuh harapan.


*Verbo Dei Amorem Spiranti*


Tuhan memberkati.

Amin.

Posting Komentar

0 Komentar