Header Ads Widget

Renungan Harian Katolik ; MASA PRA-PASKAH adalah momentum kita bertarung untuk miliki kerendahan hati



Pater Kons Beo,SVD saat ini tinggal di Roma Italia



Bacaan I 2Raja-Raja 5:1-15
Mazmur Tanggapan Mzm 42:2.3; 43:3.4
Injil Lukas 4:24-30

*"Mendengar itu sangat marahlah semua orang dalam rumah ibadat itu"*
Luk 4:28
(Et replèti sunt omnes in synagòga ira, haec audièntes)

BENAR! Kita butuh kata-kata dukungan. Saat kita dalam perjuangan. Saat kita ada dalam situasi berat. Ketika jalan hidup ini terasa meredup. Dan tak menentu arah.

KITA pasti butuhkan pula pujian yang wajar. Bahwa ada hal baik dan meyakinkan telah kita lewati. Ketika, pada akhirnya, kita mencapai titik sebuah harapan dan  cita-cita. Tentu tidak karena kita telah diterkam virus dahaga akan pujian atau haus akan aplaus. Tidak! 

BAGAIMANA PUN, kita tak selamanya indah nan cermerlang di jalan hidup ini. Ada 'keyakinan' yang kita amini sebagai kebenaran, namun pada kenyataannya, kita keliru, salah dan bahkan terserat arah.

BISA terjadi bahwa sekian banyak suara takhtakan kita di ketinggian pujian. Bahkan bisa jadi pula bahwa sepertinya kita tempatkan diri sendiri di alam elitis, serba berhasil, selalu unggul, punya reputasi, dan selalu 'berbungkus pakaian kesalehan.' Namun, pada kenyataannya, kita sebenarnya masih terjebak dalam pujian hampa dan pengakuan kosong. Kita rapuh oleh pujian yang tak seharusnya.

SEPERTINYA, kita butuh suara-suara korektif. Demi menata ulang tampilan diri kita. Membongkar keyakinan-keyakinan  palsu dalam diri kita. Dan lalu membangunnya kembali. Kita memang butuh suara-suara kritis dan bahkan 'keras' yang  menegur dan memperingatakan. Sebab, kita memang bukan segalanya. 

APAKAH orang Nazaret hanya ingin disanjung? Hanya mau diakui bahwa mereka adalah 'turunan Abraham' yang berhak warisi kebenaran dan keselamatan? Dan bahwa mereka lebih terhormat dari janda di Sarfat di tanah Sidon? Dan lebih mulia dari Naaman, orang Siria itu? Orang Nazaret tak sanggup menerima bahwa di atas keyakinan dan kebenaran punya mereka masih ada kebenaran tertinggi dalam Yesus.

MASA PRA-PASKAH adalah momentum kita bertarung untuk miliki kerendahan hati. Sebab kerendahan hati itu adalah modal utama untuk menerima teguran, untuk dikoreksi, ya untuk dibetulkan. 

SAYANGNYA bila di dunia ini, dalam relasi sosial kebersamaan ternyata terlalu sedikit jumlah orang yang rendah hati untuk berani mendengar demi kebenaran dan kebaikan. Sementara itu, begitu bertaburanlah jumlah yang selalu sulit dikoreksi. Yang 'cepat emosi' dan selalu saja punya serangan balik berwajah sangar dengan reaksi yang lebih gila lagi. 

IYA, seperti kelakuan orang-orang Nazaret dalam rumah ibadat itu 'yang sungguh-sungguh  menghalau KEBENARAN, dan hendak lemparkan KEBENARAN itu dari tebing gunung' (cf Luk 4:29). Sebab, mereka terlanjur aman dalam 'kebenaran' rajikan mereka sendiri. Sungguh menikmatinya. Dan tak ingin diluruskan. 

*Verbo Dei Amorem Spiranti*

Tuhan memberkati
Amin.

Posting Komentar

0 Komentar