Header Ads Widget

Renungan Harian Katolik SUKACITA adalah satu kekuatan hidup kristiani.

 

Pater Kons Beo,SVD


*(Pekan III Pra-Paskah, HR Kabar Sukacita)*

Bacaan I Yesaya 7:10-14; 8:10b

Mazmur Tanggapan,

Mzm 40:7-8a.8b.10.11

Bacaan II Ibrani 10:4-10

Injil Lukas 1:26-38


*"Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau"*

Luk 1:28

(Ave, gràtia plena; Dòminus tecum)


SUKACITA adalah satu kekuatan hidup kristiani.  Apa yang dibawa malaekat kepada Bunda Maria adalah Kabar Sukacita. 


TUHAN, melalui malaekat, berkenan mengunjungi dan menyapa Maria, perempuan sederhana di Nazaret. Lebih dari itu, INTI Kabar Sukacita dalam Pribadi Yesus, dikandung Maria dalam rahimnya.


MARIA bersukacita oleh Kabar Gembira yang diterimanya. Allah Bapa hadir menyapa, Allah Putera hadir dalam rahimnya, dan Allah Roh Kudus hadir menaunginya.


TIADA lain yang memberikan kekuatan pada Maria selain Sukacita? Tetapi sukacita yang sejati nyata oleh karena *"Tuhan menyertai..."* Kehadiran Tuhan adalah segalanya.


SEPERTI yang dialami Bunda Maria, salah satu pilar hidup kristiani adalah *sukacita*. Tak bisa dibayangkan hidup kita tanpa sukacita. Tetapi, sukacita itu tak sekedar tentang apa yang kita raih dari segala yang kita usahakan, kerjakan, atau perjuangan. Kita bersukacita oleh karena "kehadiran Tuhan."


SUKACITA kehadiran Tuhan itu nyata dan menyapa diri serta hidup kita. Karenanya, setiap kita merasa diteguhkan. Penuh harapan dalam ziarah hidup ini. Dan pesan sukacita itu pun menjadi pesan hidup kita. 


KITA tak pernah sanggup menjadi duta sukacita jika hidup tak dirasuki oleh aura sukacita itu sendiri. Kepada dunia dan sesama, tetap ada pesan pengharapan. Dalam situasi apapun tetap ada kekuatan dalam sukacita dan harapan.


DALAM dunia duka yang bergumul oleh ancaman, kekerasan, perang, serta aneka tragedi kehidupan, pesan sukacita dan harapan itu mesti menyentuh hati yang terluka.


BILA Gereja ingin kembali kepada inti hidupnya, maka kita semua diajak sekali lagi untuk pulang kepada Sukacita dan Harapan ( _gaudium et spes_) hidup. Itulah satu warna kehidupan dalam Tuhan.


PADA titik inilah, kita mesti merunduk sejenak. Betapa jalan hidup kita teramat sering jauh dari berita sukacita penuh harapan. Betapa kata-kata kita terkadang bukanlah lanjutan kata-kata sukacita malaekat  Tuhan. 


KITA sepantasnya berani untuk menanamkan berita sukacita dan harapan itu pada sesama. Dalam dunia dan hidup sesama tanpa  arah dan tanpa pegangan kokoh, "Tuhan sertamu" mesti jadi ucapan penuh iman - harapan - dan - kasih.


*Verbo Dei Amorem Spiranti*


"Salam Maria, Bunda kami penuh rahmat, Tuhan sertamu. Sertailah kami semua dalam doa-doamu. Amin"


Tuhan memberkati.

Posting Komentar

0 Komentar