Header Ads Widget

Renungan Harian Katolik ; KETIDAKPEDULIAN awali sebuah tragedi kemanusiaan yang sungguh nyata

 *Kamis, 17 Maret 2022*

Pater Kons Beo SVD,
Saat ini tinggal di Roma, Italia

*(Pekan II Pra-Paskah, St  Gabriel Lelemant, Sta Getrudis dr Nivelles, St Patrick)*

Bacaan I Yeremia 17:5-10

Mazmur Tanggapan Mzm 1:1-2.3.4.6

Injil Lukas 16:19-31

....di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi.....Luk 16:26

(...inter nos et vos chaos magnum firmàtum est)


TAK ada yang salah dengan kelimpahan yang kita punyai. Sekian banyak hal yang kita miliki itu memang bermula dari usaha, perjuangan dan kerja keras kita. Kita telah buktikan bahwa hidup mesti dijalani dengan kerja keras. 


ADAKAH yang salah bila kita alami hidup di garis wajar? Bahkan mungkin sedikit pula di atas rata-rata hidup manusia pada umumnya? Yakinlah, sekali lagi, tak ada soal yang memberatkan.


NAMUN, masalah perlahan timbul ketika hati suram mulai membeliti segala apa yang kita miliki. Segala yang dipunyai itu lalu menjadi _benteng kesenangan dan kemewahan_. Virus haus akan kenikmatan perlahan menyerang. 


KETIDAKPEDULIAN awali sebuah tragedi kemanusiaan yang sungguh nyata. 'Jubah ungu dan kain halus serta kemewahan'_(Luk 16:19) sungguh jadi halangan mahatebal untuk menatap dan menjangkau yang _'berborok, lapar, yang harapkan sisa-sisa makanan yang terjatuh dari meja, dan yang ditemani anjing-anjing_' (Luk 16:20-21).


MANUSIA bisa terus bertarung untuk mengalami kemajuan demi kemajuan. Hidup harus menjadi berkembang dan berubah. Manusia mesti alami kesejahteraan. Itulah yang diusahakan. Namun, nyatanya sekian banyak sesama tetap dalam kepedihan nasib.


SIKAP penuh peduli pasti lahirkan perjuangan demi kesejahteraan hidup bersama pada umumnya. Bahwa hidup yang layak dan berkeadilan adalah hak setiap anak manusia. Dan solidaritas adalah gema nyata untuk memperpendek atau bahkan hilangkan jarak kemewahan hidup dengan sesama yang sungguh miris nasibnya.


BAPA ABRAHAM tak 'balas dendam' dengan ciptakan jurang yang tak terseberangi. Tidak. Jurang tak terseberangi itu sudah terawali dan dirakit oleh si kaya 'berpakaian ungu dan kain halus' sejak ia masih hidup di kefanaan. Saat ia masih dalam kemewahan. Tanpa peduli pada keadaan Lazarus, si miskin itu.


*Verbo Dei Amorem Spiranti*


Tuhan memberkati.

Amin

Posting Komentar

1 Komentar