Header Ads Widget

Renungan Iman KATOLIK ; Mungkin kah para pemimpin kita benar-benar sudah tahu, bahwa IA adalah Kristus?"*

 *Jumat, 01 April 2022*

Pater Kons Beo, SVD, Saat ini tinggal di Roma,Italia


*(Pekan IV Pra-Paskah, St Hugo dr Grenoble, Sta Maria dr Mesir)*

Bacaan I Kebijaksanaan 2:1a.12-22

Mazmur Tanggapan Mzm 34:17-18.19-20.21.23

PInjil Yohanes 7:1-2.10.25-30

*"Mungkin kah para pemimpin kita benar-benar sudah tahu, bahwa IA adalah Kristus?"*Yoh 7:26

(Numquid vere cognovèrunt prìncipes quia hic est Christus?)


ADA bagusnya jika kita selalu berhati-hati soal menyangkut suasana hati kita. Ada kalanya sudah ada niat dan bahkan keputusan untuk tidak  bersikap negatif terhadap sesama. 

BENAR, bahwa sering kita berhasil. Kita sudah sanggup untuk tahan diri demi tidak terus berpikir dan menilai buruk terhadap sesama. Kita inginkan yang terbaik dari sesama. Tetapi, tidak bisa ditolak kenyataan bahwa 'niat mulia kita itu sering gugur.'

SERINGKALI kita kembali pada pola dan isi pikiran lama terhadap sesama. Selalu tetap 'yang itu-itu saja.' Kita menjadi enggan untuk menerima bahwa orang lain juga dapat bertumbuh dan berkembang. Bahwa 'selama masih ada nafas selalu ada harapan dalam diri sesama.'

YANG menjadi lebih buruk bahwa kita kerap memiliki rancangan suram terhadap sesama yang tak punya tempat di hati kita. Kita menjadi galau dan tak nyaman oleh kehadiran sesama itu.

INI repotnya bila kita memang ketagihan untuk _merawat rasa tak suka_ dan _mempersubur hati penuh benci_. Jika demikian, betapa sebenarnya kita sungguh memborgol hati kita sendiri. Suasana hati jadi kerdil untuk gagal _tampil bebas dan sejuk_ terhadap siapapun sesama. Tanpa syarat.

KITA tak pernah boleh merasa diri besar dengan mendepak sesama. Pun dengan menghalangi kemajuan dan perkembangan diri dan hidup sesama. Dan lalu kita secara piawai  tampil sebagai 'bintang bersinar satu-satunya.'

SULIT untuk menyatakan _"mungkin"_ bahwa para pemimpin Yahudi, kaum elitis itu, sudah berubah sikap pada Yesus. Apalagi untuk tiba pada pengakuan bahwa IA adalah sungguh Mesias, Kristus! Kehadiran Yesus sungguh telah menjadi 'gangguan' dan 'tanda ketidaknyamanan' para petinggi seisi Yerusalem.

TETAPI apakah sungguh  persoalannya hanya sebatas pada tatatan agama dan tradisi Yahudi? Bahwa Yesus sungguh menunjukkan kekariban dan relasi mesrah dengan Abba, Allah BapaNya? Suatu skandal bahwa Yesus menyapa Allah sebagai Bapa dan bahkan mempersamakan DiriNya dengan Allah? Atau...?

DALAM dunia, faktor *kuasa* dan *pengaruh* atau *pamor* sering menyetir perilaku buruk manusia. Yang memburu kuasa serta yang cemas akan semakin tipisnya pengaruh atau pamor, akan sejadinya  berjuang sebisanya untuk bertahan dan 'masih punya taji.' Apapun caranya. 

KETIKA Yesus sudah jadi target kebinasaan, maka  jalan-jalan suram menuju kebinasaan  itu mesti diracik. Sulit dan tak mungkin menjawab "YA" atas pertanyaan khalayak ramai: "Mungkin kah para pemimpin kita benar-benar sudah tahu, bahwa IA adalah Kristus"? 

*"MUNGKIN"* saja mereka telah tahu bahwa *Yesus itu adalah Kristus*. Tetapi, bisa saja terjadi bahwa para petinggi itu memang tak rela. Masih jauh dari keikhlasan hati. *Yesus bukanlah Mesias pilihan dan dambaan hati*. Dan mereka tetap saja merindukan dan bermimpi tentang tampilnya _mesias rancangan hati kelompok mereka sendiri_.  Entah sampai kapan...?


*Verbo Dei Amorem Spiranti*


Tuhan memberkati.

Amin

Posting Komentar

0 Komentar