Header Ads Widget

Laporan Paskah bersama SVD Roma ; Tuhan yang Bangkit Tetap Butuhkan Makanan Dari Kita....

Pater Kulandaysami Soosai,SVD, Pater Raymund Festin,SVD, Pater Carlos Dei Valle,SVD

Tuhan yang Bangkit Tetap Butuhkan Makanan Dari Kita....

(merenungkan makna Paskah bersama SVD - Roma)


P. Kons Beo, SVD


umpungjayasiar.com RUTENG. Para anggota SVD dari 3 Komunitas wilayah Roma serta dua saudari Suster PRR, pada Kamis, 21April 2022,  adakan acara Paskah bersama di Centro ad Gentes - Komunitas SVD Nemi-Roma. Sekitar 40-an anggota SVD bertemu dalam satu perayaan ekaristi bersama.

Perayaan Ekaristi dipimpin oleh P. Raymund Festin, SVD, dan didampingi oleh P. Carlos del Valle, SVD asal Spanyol dan P. Kulandaisamy Soosai, SVD asal India.

Merenungkan teks Injil, P. Raymund ungkapan refleksinya,

"Yesus, sungguh ingin tunjukan kepada para muridNya bahwa Ia benar-benar hidup dan telah bangkit," kata P. Raymund. Tak cuma mengajak para murid untuk melihat tangan dan kakiNya, Yesus ingin benar-benar ingin makan di depan para muridNya. 



"
Tindakan makan itu adalah cara terbaik bagi Yesus untuk menunjukan bahwa Ia hidup," lanjut P. Raymund, anggota Dewan Jenderal SVD asal Filipina ini.

Kita mesti bersyukur karena kita miliki aspek fisik-ragawi. Itulah salah satu bagian inti dari kemanusiaan kita. Dengan aspek fisik itu kita dapat dikenal sekaligus mengenal sesama. 

"Kita berkumpul dalam variasi wajah yang berbeda. Tetapi yang terpenting oleh Tuhan kita semua miliki raga manusiawi  yang sama nilainya," kata P. Raymund. Kebangkitan Yesus, Tuhan, lebih yakinkan kita untuk melihat diri kita sebagai manusia yang sungguh ditebus dan diselamatkan 'jiwa dan raga.'

Makan bersama dan saling memperhatikan/Foto Pater Kons

Dari renungan singkat dan bermakna ini, kita dapat dituntun pada kesadaran akan dua hal:

Pertama, memberi makan kepada sesama, apalagi kepada yang berkekurangan adalah tanda pengakuan akan kehidupan yang dimiliki sesama. Dan terdapat  harapan nan lurhur bahwa sesama itu hidup.

Kedua, kita manusia cukup tergoda untuk menikmati sendiri isi kehidupan ini.  Menjadi pribadi yang 'sulit berbagi' juga menjadi tantangan yang tak kecil. Betapa kita bisa jauh dari nilai kemanusiaan  bersama.

Perayaan Paskah bersama ditutup dengan cakap-cakap sambil makan siang bersama. Makan bersama adalah tanda bahwa 'kita sungguh manusia ragawi yang butuhkan makanan, tetapi sambil tetap memandang sesama pula dalam kebersamaan itu.'


*Verbo Dei Amorem Spiranti*

Posting Komentar

0 Komentar