Renungan Jumat Agung
Jumat, 15 April 2022
 |
| Pater Nus Nurek |
Seorang ibu muda mengeluh kepada tetangganya: "Sa ini lagi binggung dengan Sa pu suami. Uang di rumah hilang terus. Dia ambil untuk judi. Sa simpan di bawah kasur, dia tau. Di kolong lemari, dia tau. Di celah pakaian, dia tau. Di karung beras, dia tau. Di BRI, PIN-nya dia tau. Di Koperasi, dia pergi ambil." Tetangga berpikir sejenak. Cukup sulit. Tapi tiba-tiba ada saja di kepala. "Apakah di rumah ada salib besar?" "Ya, ada", jawabnya.
Tetangganya itu melanjutkan "Kalo begitu, coba uang simpan di bawah kaki Salib. Lalu selipkan secarik kertas RIP PENCURI UANG". Terdengar ekstrem, tetapi ibu itu coba praktikkan. Dan ternyata benar.
Sejak itu, uang aman. Berbulan-bulan, tak ada uang yang hilang. Ketika bertemu lagi dengan tetangganya, ibu muda itu mengucapkan Terima kasih. "Wah, Sa senang mendengarnya. Apakah suamimu takut dengan Salib atau tulisan RIP itu?", tanya tetangganya penasaran. Ibu muda itu menjawab:" Sa kira tidak. Suami saya tidak takut dengan Salib dan bahkan tulisan RIP itu. Tetapi memang suami saya tidak tau letak pojok doa kami. Apalagi ia tidak pernah berdoa juga."
Perayaan Jumat Agung yang hening, buat kita banyak refleksi. Bisa jadi kita menitikkan air mata mendengar kisah sengsara Yesus yang amat tragis. Bisa jadi kita mengutuk Yudas Iskariot yang tega menjual Gurunya sendiri. Atau protes kepada Petrus atas sikap penyangkalannya. Tetapi, mari sejenak merefleksikan kata-kata Tuhan: "Janganlah kamu menangisi Aku tetapi tangisilah dirimu sendiri!" Sebab kita adalah pendosa dengan banyak cacat: kemalasan, ke-masa bodoh-an, iri dengki, pelit, munafik, dll.
Mari perbanyak refleksi, biar mencintai Tuhan dengan lebih sungguh. Sebab, mencintai Tuhan tidak cuma dengan keterangan di KTP "Katolik". Perbanyaklah refleksi, biar lebih dekat dengan Tuhan bahkan itu setiap hari dan setiap waktu.
Selamat Merayakan Jumat Agung
Tuhan Memberkati
.jpg)
.jpg)
.jpg)
0 Komentar