Header Ads Widget

Satu Permenungan : Paskah Adalah Kebangkitan Dan Hidup Kembali

 

Perayaan misa sabtu suci, Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong


Pater Rino, SVD

Kita semua bergembira karena Tuhan yang kita sembah dan muliakan; yang lahir bagi kita, mengalami situasi kehidupan kita dengan lebih dekat; yang sengsara dan wafat bagi kita, kini telah bangkit dari kubur. Tentunya kebangkitan merupakan sebuah kegembiraan besar bagi kita semua. Bahwa kehidupan itu tidak tinggal menetap di dalam kubur tetapi keluar dari kubur. Bahwa kematian bukanlah akhir dari segala-galanya, melainkan sebuah permulaan di dalam Kristus. Maka kita mempunyai alasan untuk percaya akan adanya kebangkitan orang mati karena Kristus wafat dan bangkit.

Pada suatu hari tiga orang menghadap Petrus di surga. Petrus memberitahu mereka supaya masuk surga mereka harus bisa menjawab pertanyaannya. Petrus bertanya: Apakah itu Paskah? Orang pertama menjawab “Paskah itu hari libur bulan November pada perayaan semua orang kudus dan orang meninggal.” Salah. Petrus menyahut. Orang kedua menjawab “Paskah adalah pada saat saya hadiri misa pekan suci, saya melihat poster Yesus disalibkan bersama dua penjahat. Melihat poster itu saya berkata ‘Seandainya saya itu, salah satu penjahat yang disalibkan bersama Yesus, saya akan menjadi penjahat yang bertobat. Namun seketika itu juga ayam jantan dibelakang gereja berkokok tiga kali.’ Saya sadar ternyata saya  sedang menyangkal. ” Orang ketiga menjawab “Saya tahu jawabannya. Paskah itu hari raya orang Katolik. Yesus dan para murid merayakan perjamuan terakhir, lalu Yesus menderita, wafat dan dikuburkan di gua yang disegel dgn batu besar. Setiap tahun batu segel itu dibuka sehingga Yesus bisa keluar dan kita merayakannya”. Petrus pun hanya senyum-senyum saja dengan jawaban ketiga orang tersebut dan membiarkan mereka pesiar-pesiar di api penyucian.

Kira-kira seperti apa kita mau gambarkan tentang Paskah atau Kebangkitan? Pertama, Kebangkitan Yesus itu seperti memanen kehidupan, supaya kita memiliki kehidupan itu, merawatnya dan membuatnya semakin kuat dan sehat. Bahwa kita beriman kepada Allah yang hidup. Bahwa Allah mencintai kehidupan dan memberi kehidupan sekalipun ditempuh melalui korban darah dan nyawa. Oleh kebangkitan Tuhan, kita menjadi hidup kembali menjadi manusia baru di dalam Kristus.



Kedua, Paskah itu ialah perayaan Kebangkitan. Simbol yang dipakai oleh injil dalam kisah kebangkitan hari ini ialah ialah batu yg diguling. Dalam kisah injil, ada banyak reaksi setelah melihat batu yang diguling; tercengang, percaya, tidak percaya, mempertanyakan kebenaran, dan masa bodoh.

Dalam konteks kita, dengan Malam Paskah ini batu yang diguling itu pun harus kita singkirkan terutama batu besar dan berat yang menghambat diri kita untuk menaruh kepercayaan kita kepada Tuhan yang sungguh-sungguh hidup, hadir dan ada untuk kita dan tidak masa bodoh dengan kebutuhan sesama. Paskah yang adalah kebangkitan dan hidup Kembali, itu berarti kita bangun; bangun dari tidur panjang, bangun dari dari tidur yg nyenyak. Memang seperti dalam cerita Kitab Suci, nabi Daniel tidur di liang singa, Petrus tidur di penjara atau Yesus tidur di dalam buritan saat para murid-Nya hampir tenggelam di danau karena badai yg dahsyat. Namun tidurnya mereka adalah tidur di dalam iman dan kepercayaan akan pertolongan ilahi. Seperti para murid yang membangunkan Yesus ketika mereka ketar ketir di dalam bahaya, Paskah kita juga berarti membangunkan orang lain yang tertidur.

Bangkit yang berarti hidup kembali itu juga adalah puasa. Puasa dari hal-hal yang kurang elok dan menghambat kita untuk berbuat kasih. Bangkit bangun dan hidup kembali juga berarti berdoa. Berdoa agar kita umur panjang dan menjadi nabi Tuhan di zaman sekarang ini. Doa itu seperti menuntun orang. Bangkit itu bersedekah dengan membantu sesama. Jadi puasa, berdoa, dan bersedekah itu tidak hanya disempitkan pada masa pra-paskah saja, tapi hendaknya berlangsung terus menerus sebagaimana kita mau menjadi pengikut Tuhan yg setia.  

Seorang kakek berusia 80 tahun menceritakan tentang hidupnya. Dia menceritakan tentang mimpi-mimpinya dan ambisi-ambisinya namun berakhir dengan sebuah penyesalan. Ketika masih muda, dia mau mengubah dunia. Namun dirasanya sungguh tidak mungkin utk mengubah dunia. Lalu dia mau mengubah negaranya. Namun itu pun terasa sulit baginya untuk dilakukan. Lalu setelah gagal mengubah dunia, dia berusaha untuk mengubah kota di tempat dia tinggal. Dan sekarang dia semakin menua dan gagal mengubah kotanya. Lalu dia beralih untuk mengubah keluarganya, namun itupun sulit dilakukan. Sebab ketika dia berbicara tentang kasih, tentang persaudaraan, tentang bagaimana cara hidup baik, namun dia tidak bisa mengubah citra keluarganya. Lalu dia menginjak usia 80 tahun, dia mulai sadar bahwa satu2nya hal yg bisa diubah ialah dirinya sendiri. Seandainya dia mengubah dirinya sejak dari masa mudanya, dia pasti bisa memberi dampak yg baik bagi keluarganya lalu bersama dengan keluarganya, mereka mengubah dunia.

Kebangkitan itu bisa dimulai pada umur berapa saja, tapi jgn terlalu tunggu lama seperti kakek 80 tahun tadi. Jangan tunggu orang lain yg tegur baru bangkit dan berubah. Jangan tunggu waktu sekarat baru minta bantuan orang lain. Tuhan sudah alami situasi sekarat dan sekarang memberikan kita nafas baru. Mari kita membangun niat untuk menjadi lebih sehat dan menata hidup lebih baik. Tuhan memberkati.


Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong, Keuskupan Ruteng membutuhkan dukungan dari umat beriman terhadap upaya pembangunan Gereja. Kami sangat senang jika anda mengambil bagian, donasi anda sekalian bisa dikirim ke rekening resmi panitia pembangunan. TUHAN MEMBERKATI.

 

Posting Komentar

0 Komentar