Header Ads Widget

Ayo Pakai Biochar Arang Sekam Untuk Menyuburkan Tanah


Ayo Pakai Biochar arang sekam untuk menyuburkan tanah
Foto arang sekam biochar
Proses pembakaran arang sekam dengan metode pembakarang terbuka menggunakan seng plat

umpungjayasiar.com,RUTENG. Sebenarnya, tehnologi biochar bukan hal yang baru bagi orang Manggarai. Petani-petani dulu di perdesaan menggunakan bahan ini ketika akan menanam jagung dan padi ladang. Mungkin masih diterapkan hingga saat ini. 
Praktek pertanian yang mereka sering lakukan, bahkan menjadi pola dalam bertani di lahan kering, adalah sebelum penanaman, sekitar bulan september, kebun dibersihkan terlebih dahulu dimana semak, pohon dan rumput yang ada di lahan dipotong kemudian membiarkan bahan-bahan hijauan ini di atas lahan hingga menjadi kering. 
Pembukaan dan pengolahan lahan pertanian dilakukan bulan september, alasannya pada bulan september dan oktober di wilayah dataran sedang memasuki musim hujan, waktu yang tepat untuk segera menanam jagung dan padi ladang.
Sebelum hujan turun, mereka melakukan pembakaran lahan, beberapa jam kemudian tampak sisa pembakaran dalam bentuk arang di atas permukaan lahan. Saat hujan turun pada hari pertama, para petani seperti lazimnya langsung menanam padi dan jagung, kedua tanaman ini akan hidup dan tumbuh dengan suburnya apalagi jika selama musim penghujan berlangsung terjadi petir. Jagung dan Padi meski tumbuh dalam cuaca demikian pasti memiliki daun lebih hijau dan lebar, malai yang panjang,bulir padi yang bernas sehingga hasilnya luar biasa. Ternyata hal ini merupakan efek dari arang (biochar).
Penggunanan arang untuk menyuburkan tanah


Biochar atau biasa disebut arang adalah produk yang dihasilkan ketika limbah biomassa dipanaskan tanpa udara atau dengan udara yang sangat sedikit. Proses pembuatannya sering disebut pyrolysis (pembakaran bahan dengan oksigen terbatas). Bahan baku yang biasa digunakan adalah sampah biomassa yang tidak dimanfaatkan seperti: sekam padi, tongkol jagung, kulit buah kakao, cangkang kemiri, kulit kopi, limbah gergaji kayu, ampas daun minyak kayu putih, ranting kayu seperti pada limbah sisa pakan ternak, tempurung kelapa, dan lain sejenisnya. 

Biochar sudah terbukti sangat bermanfaat sebagai bahan pembenah tanah dan meningkatkan kualitas lahan pertanian, lahan semakin subur, unsur-unsur hara dalam tanah terjaga dengan baik tidak mudah hilang akibat pencucian yang akan terjadi pada musim hujan. Hal ini diakui oleh beberapa  petani yang menggunakan pada tanaman sayur - sayuran di Ketang, Maras dan Rai. 
Biochar juga mampu mengurangi sampah biomassa (sisa-sisa tanaman), malah bahan-bahan tersebut dapat digunakan sebagai bahan bakar, seperti briket, dan dapat meningkatkan pH tanah atau mengurangi tingkat keasamaan tanah melalui pembuatan bichar. Selain itu, biochar sangat baik digunakan pada lahan yang memiliki keterbatasan air, sebab bahan ini mampu meningkatkan kemampuan tanah memegang air dalam waktu yang agak lama sehingga kelembaban tanah tetap terjaga, mencegah tanaman dari kelayuan akibat rendahnya kelembaban tanah. Pada lahan yang kurang air, penggunaan biochar sangat dianjurkan karena benda berwarna hitam ini bisa menyimpan air dalam jangka waktu cukup lama, dengan demikian petani tidak perlu menyiram sayur-sayuran setiap hari.

Aplikasi biochar di lahan pertanian dapat meningkatkan pendapatan petani dengan hasil panenan yang meningkat dan mengurangi pencemaran tanah dan air akibat pencucian pupuk di tanah juga memperbaiki kondisi tanah yang sudah jenuh dengan pemakaian pupuk kimia. Sementara penggunaan sebagai bahan bakar briket dapat mengurangi risiko gangguan kesehatan akibat asap pembakaran kayu bakar dan mengurangi penggunaan kayu yang digunakan pada tungku tradisional. Menurut laporan WHO jumlah kematian wanita akibat asap dari pembakaran kayu untuk memasak di dapur cukup tinggi. 

Manfaat Biochar untuk pertanian

Biochar merupakan salah satu solusi cepat untuk mengurangi pengaruh pemanasan global yang berasal dari lahan pertanian dan juga merupakan salah satu alternative untuk mengelola limbah pertanian dan kehutanan. Penggunaan biochar dapat mengurangi CO2 ke udara dan meningkatkan kadar c di dalam tanah, manfaatnya adalah sebagai berikut;
  1. Meningkatkan produksi tanaman padi sebesar 1,3 ton/ha, hasil penelitian di Kabupaten Merauke (Widiastuti 2014)
  2. Meningkatkan simpanan karbon dalam tanah, karena biomassa yang dibakar  mengandung karbon tinggi.
  3. Sebagai bahan yang dapat meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan kondisi fisik dan kimia (ameliorant) tanah memiliki prospek yang cukup baik
  4. Menurunkan kemasaman tanah dan meningkatkan ketersediaan hara serta mengikat  hara supaya tidak mudah hanyut dibawa air.
  5. Menangkat nitrat (sumber urea) dari udara saat musim hujan yang disertai petir.
  6. Mencegah tanah mengalami jenuh air pada saat musim hujan, khususnya lahan yang telah dibuat bedeng tanam
  7. Mempertahankan kelembaban tanah pada musim kemarau
Foto arang sekam
Arang sekam diproduksi oleh petani dampingan Ayo Indonesia di Ketang, Kecamatan Lelak


Pada lahan dengan kemasaman tinggi atau pH sekitar 3-5 bila diberi biochar maka pH akan meningkat, sehingga tanaman bisa tumbuh dengan baik, unsur hara terserap dengan baik oleh akar tanaman dan bila diaplikasikan di daerah yang kurang air atau hujannya hanya sedikit, biochar dapat mengikat air yang terbatas tersebut sehingga lebih tersedia bagi tanaman.

Proses Pembuatan Biochar

Proses pembuatan arang sekam dapat dilakukan dengan menggunakan retortkiln atau dengan system drum terbuka.
Langkah langkah pembuatan arang sekam dengan menggunakan retort kiln adalah, sebagai berikut
  1. Masukkan sekam kedalam drum setengah bagian sambil dipadatkan dan beri sedikit minyak tanah lalu bakar dengan memasukkan api kedalam pipa yang berada di dalam drum
  2. Masuk kan kembali sekam sampai drum terisi penuh
  3. Kemudian sekam dibakar melalui lubang silindris dengan menggunakan pematik seperti koran bekas/ranting daun, pembakaran dapat dengan mudah berlangsung karena sekam dalam keadaan kering, di samping itu karena udara yang masuk kedalam drum melalui mulut tungku naik keatas sehingga proses pembakaran menjadi
  4. Sekam yang terbakar sedikit demi sedikit akan jatuh kebawah sambil dibalik-balik sehingga menjadi arang sekam
  5. Arang sekam yang telah berwarna hitam dikeluarkan menggunakan sekop
  6. Arang sekam tersebut disiram dengan air bersih, supaya arang sekam tadi tidak menjadi abu
  7. Jemur arang sekam supaya kering, kemudian masukkan kedalam karung/plastik dan siap  
  8. Setelah arang terbentuk merata, lakukan penyiraman dengan air supaya pembakaran tidak berlangsung terus yang dapat berpotensi menjadi
  9. Proses pembakaran dengan drum bisa matang dalam waktu 2 jam sehingga lebih
Jika menggunakan metode tertutup dengan menggunakan drum retort kiln maka prosesnya bisa menjadi lebih cepat dan tidak membutuhkan tenaga kerja untuk proses pengadukan. Proses pembakaran dengan drum bisa matang dalam waktu 2 jam sehingga lebih cepat.

Pembakarang arang sekam secara sederhana

Cara yang lain adalah menerapkan pembakaran terbuka dimana  alat pembakarannya kita bisa menggunakan zeng plat dengan panjang 80 cm, lebar 50 cm, kemudian melubangi seng tesebut dengan paku 7 cm, jarak antar bagian yang dilubangi kurang lebih 4 cm. Setelah seng itu dilubangi maka yang dilakukan kemudian adalah menggulungnya dan diikat dengan kawat kasa.
Pembakaran sekam dilakukan dengan cara meletakkan seng plat tadi di atas tanah secara vertikal, kemudian menaruh sekam kering di sekitarnya. Volume sekam yang digunakan kurang lebih 4 karung besar. Untuk proses pembakarannya, kita memasukan bahan kering ke dalam lubang seng dan membakarnya. Setelah 6 jam kemudian sekam akan berubah bentuk menjadi arang,  langkah yang dibuat setelah itu dengan menggunakan skop kita mengaduknya dan langsung menyiramnya dengan air yang cukup agar arang ini tidak menjadi abu.
Cara menggunakan arang untuk pertanian khususnya pada bedeng sayur-sayuran, adalah mencampur arang dengan pupuk organik dengan takaran arang sebanyak 2 genggam untuk 1 lubang tanam atau meletakkan arang sekam di sekeliling tanaman.
Yayasan Ayo Indonesia menyebarluaskan tehnologi arang sekam sejak tahun 2013 kepada petani-petani dampingan dan mereka menggunakannya setiap kali menanam  sayur sayuran.
Sumber ; dari diseminasi tehnologi Kementrian Pertanian dan pengalaman lapangan dari Yayasan Ayo Indonesia.

Penulis: Rikhardus Roden Urut.


Posting Komentar

0 Komentar