Header Ads Widget

Pater Yosep Masan Toron ; Carilah Tuhan, Allah Sumber Harapan Hidup

Pemukulan Gong untuk menandai dimulainya Perayaan Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) tingkat Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong, Minggu (4/9/2022)



umpungjayasiar.com, RUTENG. Umat dari 7 Wilayah, Minggu (4/9/2022) menghadiri perayaan misa pembukaan Bulan Kita Suci Nasional (BKSN) tingkat Paroki di Gereja Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong. Misa dipimpin oleh Pater Yosep Masan Toron, Ketua Komisi Kitab Suci di Provinsi SVD Ruteng. 

Pada pembukaan perayaan misa, Pater Yosep, menegaskan kepada umat bahwa hari ini kita memasuki Minggu Biasa XXIII. Kita tak hanya merayakan misa minggu sebagaimana lazim, tapi sekaligus merayakan Minggu Pertama Bulan Kitab Suci. 



Sudah menjadi lazim dalam tradisi Gereja Katolik Indonesia, ungkap Pater Yosep, bahwa bulan September menjadi Bulan Kitab Suci dimana segenap umat katolik Indonesia diundang untuk memberikan perhatian pada Kitab Suci sebagai buku iman dan moral. Bulan Kitab Suci tahun 2022 mengajak kita untuk merenungkan teman: Allah Sumber Hidup Baru: Carilah Tuhan. 

Covid 19  dengan berbagai tantangan dan kesulitan, jelas Pater Yosep, mungkin telah memisahkan ikatan kita dengan Tuhan, bahkan mungkin telah memutuskan tali relasi dengan Allah yang kita sembah. Dalam konteks ini, bulan Kitab suci mengajak kita untuk kembali kepada Tuhan sebagai Sumber Harapan Baru.

Baca juga yang ini; Pojok KITAB SUCI: Memang Tidak Gampang Jadi Murid Yesus

Carilah Tuhan, Allah Sumber Harapan Hidup

Dalam Homilinya Pater Yosep mengangkat kisah seorang jenderal polisi yang lagi ramai diberitakan di dunia maya saat ini. Inspektur Jenderal Ferdy Sambo, kata Pater Yosep, telah  menjadi figure yang sangat popular hari-hari ini. Dia menjadi popular bukan karena prestasi dalam tugas negara, bukan pula karena kebajikan dan keutamaan sebagai seorang jendral Kristen. Dia menjadi popular justru karena tersangkut kasus pembunuhan. Sungguh miris, bahwa sebagai Kepala Divisi Propam Polri, sebuah divisi terhormat dan bermartabat, dia rela menghabiskan anak buahnya, di rumah dinas. Peristiwa ini lalu menjadi fokus pemberitaan dan diskusi di ruang public. Banyak orang mempersoalkan kematangan dan kualitas diri seorang jenderal polisi.


Pater Yosep Masan Toron memimpin misa pembukaan Perayaan Bulan Kitab Suci Nasional di Gereja Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong

"Pengalaman Ferdy Sambo tak langsung berkaitan dengan Covid 19, Namun peristiwa ini bisa memberikan sedikit gambaran tentang dampak Covid 19 dalam hidup keagamaan. Covid 19 dengan segala pengalaman gelapnya telah membuat orang melupakan Tuhan dan nilai-nilai luhur agama. Manusia cenderung tampil sebagai serigala bagi sesama, tak hanya dalam bidang politik, social, ekonomi, tetapi juga dalam bidang agama dan keyakinan,"tuturnya.

Pater Yosep selanjutnya, menyatakan bahwa pengalaman Covid telah menjerumuskan kita dalam berbagai persoalan hidup. Tidak hanya bidang politik, social, ekonomi dan budaya. Tapi lebih dari itu, semangat hidup keagamaan kita menjadi buram bahkan cendrung padam. Pandemi Covid membuat kita mengambil jarak dengan Tuhan. Bahkan mungkin kita tergoda untuk menolak dan tidak mengakui peranNya dalam kehidupan kita. Kita tak lagi butuh Tuhan. Ibadat kita hanya menjadi soal rutin dn basa basih. Kita menjadi egois dan cendrung bersikap bringas . Tak jarang kita memangsa sesame kita dengan berbagai cara. Dalam konteks ini, Bulan Kitab Suci 2022 mengajak kita untuk kembali. Kita kembali mncari Tuhan dan menjadikan Tuhan sebagai Sumber Harapan Baru. Bacaan-bacaan hari ini dan sekaligus tema Bulan Kitab Suci menggugah kita untuk menjadikan Tuhan sebagai yang pertama dan utama dalam hidup dan perjuangan .
Kitab Kebijaksanaan, ujar Pater Yosep, mengingatkan kita,  bahwa manusia hanyalah makluk lemah dan fana. Kita ibarat bejana tanah liat yang rapuh. Kita tak sanggup mengenal rencana dan kehendak Allah. Dalam kondisi ini, manusia membutuhkan terang dan kebijaksanaan Roh Kudus untuk kembali kepada Allah. Pengalaman pandemic covid dengan segala dampaknya telah mengaburkan pengenalan dan pemahaman kita akan Allah. Bahkan mungkin Allah dianggap sebagai Bapak yang tidak adil yang memberikan hukuman melampui kesanggupan manusia untuk menanggungnya. Karena itu Dia pantas dilupakan dan diabaikan. Dalam kondisi seperti ini, kita memang butuh terang dan kebijakan Roh untuk kembali kepada Allah. Kita perlu menata kembali kepekaan religious untuk mengenal dan menjumpai Allah dalam kehidupan ini.

Dia juga menambahkan, undangan untuk kembali kepada Allah dan menjadikannya sebagai prioritas dalam hidup ditegaskan secara gamblang oleh Lukas. Lukas menampilkan Yesus dalam perjalanan dari Galilea menuju Yerusalem (14:25-33). Dalam perjalanan ini, banyak orang memberi minat dan simpati kepada Yesus. Bahkan banyak orang memutuskan untuk mengikuti Dia. Menanggapi otimisme orang banyak,Lukas mengingatkan bahwa untuk menjadi murid-murid Yesus, manusia hendaknya membenci bapa dan mama, isteri dan anak, saudara dan saudari bahkan nyawa sendiri. Ajakan ini tak bermaksud untuk mengabaikan ikatan kasih kekeluaragaan. Kasih dan ikatan kekeluargaan memang penting dalam hidup. Namun di atas kasih dan ikatan insani, kita harus menjadikan Tuhan sebagai prioritas utama dalam hidup dan perjuangan kita. Tuhan harus menjadi yang pertama dan utama dalam hidup.
"Pandemi Covid 19 masih membayangi hidup dan perjalanan kita. Ada banyak pengalaman dan memori gelap berkaitan dengan covid 19. Covid tak hanya membawa dampak negative dalam bidang politik, social, ekonomi dan budaya. Namun covid sekaligus membawa dampak yang sangat masiv dalam hidup keagmaan kita. Banyak nilai keagmaan kita tergerus bahwa mungkin lenyap bersamaan dengan pengalaman covid 19. Eksistensi Tuhan sebagai Bapak yang rahim mungkin dipersoalkan, bahkan disangkal dan ditolak. Kerahiman Allah nampaknya sulit didamaikan dengan aneka pengalaman pahit akibat coivd-19. Kita menjadi manusia egois. Kita tak mengabaikan Tuhan tetapi sekaligus mengabaikan sesame seputar kita. Bahkan mungkin kita mengorbankan sesame demi mewujudkan mimpi dan harapan kita,"ungkap Ketua 
Komisi Kitab Suci di Provinsi SVD Ruteng ini. 

Dalam konteks semacam ini, Pater Yosep menggarisbawahi, Bulan Kitab Suci mengajak kita untuk kembali kepada Tuhan sebagai sumber harapan baru. Kembali kepada Tuhan berarti berjuang memulihkan pemahaman kita akan Allah dan sekaligus berusaha mewujudkan berbagai kebajikan hidup sesuai dengan kehendak Allah. 

"Hasil Evaluasi pastoral Keuskupan Ruteng menjadi peringatan penting. Umat Katolik Manggarai nampaknya tak peduli dengan Kitab Suci, hanya 60% umat katolik memiliki minat dan perhatian terhadap Kitab Suci,"katanya.

"Amos, nabi Bangsa Israel yang hidup pada abad ke delapan, berhadapan dengan umat yang teka peduli dengan Tuhan, mengingatkan: “Carilah Tuhan, maka kamu akan hidup” (Am 5:6). Kebrutalan Sambo hanyalah sebuah contoh kecil pengalaman kehilangan Allah. Mari kita berjuang mencari dan menemukan Tuhan,"pungkasnya.

Rikhard Urut, Sekretaris Dewan Pastoral menyerahkan spanduk BKSN kepada Pengurus Wilayah

Pada akhir perayaan misa dilakukan pemukulan gong oleh Pater Yosep untuk menandai dimulainya Perayaan Bulan Kitab Kitab Suci Nasional di Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong.

Bagian Publikasi Paroki:
Rikhardus Roden Urut

Segelas Kopi Arabika produksi KOPSEN KKM, Karya Mandiri Manggarai

Posting Komentar

0 Komentar