Header Ads Widget

Renungan HARIAN KATOLIK; YESUS yang kita imani adalah "Awal dari semuanya dan IA jadi kepenuhan dari seluruh keberadaan kita."

Jumat, 16 September 2022, St Kornelius & St Siprianus) Bacaan I 1Korintus 15:12-20.
Mazmur Tanggapan 17:1.6-7.8b.15
Injil Lukas 8:1-3

"Namun, ternyata Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati...." 1Kor 15:20
(Nunc autem Christus resurrexit a mortuis)


"TAK pernah usai di sini." Itulah Kristus, Yesus, Tuhan, yang kita imani. Sebab Ia adalah segalanya. DIA adalah "Jalan - Kebenaran - Hidup" (Yoh 14:6). Seluruh jalan dan kisah hidupNya adalah kesempurnaan. Tak terbatas!

YESUS yang kita imani adalah "Awal dari semuanya dan IA jadi kepenuhan dari seluruh keberadaan kita." Sebab IA adalah Alfa dan Omega, Awal dan Akhir. Ke dalam DiriNyalah, kita tempatkan segala jalan dan pengharapan hidup kita.

YESUS, Tuhan, yang kita imani tak pernah 'kaku dalam kematian ragawi.' IA tak pernah bisa tersekap dalam pekatnya kegelapan makam. Sebab, kini dan selamanya, IA adalah "Terang dunia" (Yoh 8:12). Pada Yesus, Tuhan, tetap selalu bersinar cahaya "Kebangkitan dan Kehidupan" (cf Yoh 11:25-27).
MARI berpegang pada pewartaan Rasul Paulus. Tak ada yang sia-sia dalam iman akan Yesus, Tuhan. Sebab Ia adalah Allah kehidupan dan kebangkitan. DIA tetap jadi jaminan hidup kita selamanya. Di saat kita masih di kesementaraan ini, pun kelak saat kita 'telah kembali.'

MARI kita renungkan kata-kata Rasul Paulus:

"Dan andaikata Kristus tidak dibangkitkan, sia-sialah pewartaan kami, dan sia-sia pula kepercayaanmu..." 1Kor 15:14.

DAN kita, sebagai murid-murid Tuhan, sekali-kali, tak akan pernah menjadi sia-sia. KebangkitanNya adalah jaminan paling pasti demi kebangkitan semuanya.

Verbo Dei Amorem Spiranti
St Kornelius & St Siprianus, doakanlah kami.
Tuhan memberkati.
Amin

Kamis, 15 September 2022
(Pekan XXIV, St Perawan Maria Berdukacita, St Katarina Fieschi)
Bacaan I Ibrani 5:7-9
Mazmur 31:2-3a.3b-4.5-6.15-16.20
Injil Yohanes 19:25-27



"Dan sejak saat itu...." Yoh 19:27
(Et ex illa hora....)

ADA suara penuh lembut dari atas Salib. Punya gema dahsyat bagi yang teralamatkan. Kepada Sang Ibu, terucap, "Ibu, inilah anakmu." Suara Tuhan pun beralih kepada sang murid, "Inilah ibumu..."
IBU dan anak di kaki Salib adalah gambaran manusia yang kehilangan. Yang dilanda duka nestapa. Penuh sedih. Ibu yang harus relakan Anaknya berlalu pergi dalam derita. Pun sang murid, mesti memandang sang Guru dalam kesedihan.

TAK ada duka teramat dalam, selain ketika harus alami kehilangan orang yang amat dikasihi. Ketika segala cerita indah dan penuh harapan mesti terhenti. Tercabut dari segala irama keseharian bersama.

TUHAN tergantung di ketinggian Salib. Tak cuma agar Ia jelas memandang Ibu dan sang murid, serta yang lainnya 'di kaki Salib derita.' Tetapi pula bahwa semua yang 'di kaki Salib' belajar jadi teguh untuk memandang Tuhan derita di ketinggian Salib.
DI KAKI Salib, semuanya harus kembali belajar menjadi murid. Menjadi tanda harapan bagi 'semua yang lain, yang tercerai berlari' mencari jalannya sendiri. Si Iskariot telah lewati jalan pengkhianatan, Petrus tapaki jalan penyangkalan. Para murid yang lain luputkan diri dalam pilihan sikap sendiri.

NAMUN, manusia-manusia 'kecil dan sederhana di kaki Salib, justru jadi tanda pengharapan!' Maria Ibu Yesus, Maria Istri Klopas, dan Maria Magdalena, serta murid yang dikasihi itu adalah tanda tak gentar jiwa dan tak kecut iman. Mereka, walau dalam duka, tetap menyertai Tuhan dalam derita. Pun masuk dalam kisah derita bersama.
SAAT memandang Salib, kita segera jadi sadar bahwa betapa terbatas dan rapuhnya kita. Kita ingat akan suara Tuhan bahwa sesungguhnya 'telah ada siapapun yang selalu menerima kita. Seperti apa adanya.'

TETAPI, suara Tuhan dari Salib bagi setiap kita adalah satu panggilan untuk berjiwa besar demi menerima saudara-saudari yang terluka di jalan hidupnya. Kesedihan, kehilangan, rasa luka di hati, ketakberdayaan serta berbagai kisah penuh kepahitan hanya bisa ditawar dalam sikap saling menerima. Dengan sepenuh hati.

BUNDA MARIA yang berduka ialah ibunda kita nan teguh iman. Dialah Bunda yang setia menerima dan menemani setiap tapak perjalanan hidup kita. Agar kita tak 'mati dan senyap' dalam harapan. Dan dapat memulai semuanya dalam semangat baru.

Verbo Dei Amorem Spiranti
Sta Perawan Maria Berduka, doakanlah kami.
Tuhan memberkati.

Posting Komentar

0 Komentar