Header Ads Widget

Renungan Harian Katolik; SETIAP Anggota Jemaat, Setiap Kita, Sepantasnya Membawa Satu Sama Lain Dalam Doa Dan Harapan

Kamis, 20 Oktober 2022

(Pekan Biasa XXIX, St Irene, St Maria Bertilla Boscardin, St Maria Teresia de Soubiran)
Bacaan I Efesus 3:14-21
Mazmur Tanggapan Mzm 33:1-2.4-5.11-12.18-19
Injil Lukas 12:49-53

"Aku berdoa semoga kalian dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah" Ef 3:19
(...ut impleamini in omnem plenitudinem Dei)




RASUL Paulus tak hanya tangguh dalam pewartaan Injil. Dalam berjuang dan berkorban demi perambatan Kabar Gembira. Dari satu tempat ke tempat lainnya.

TETAPI, dalam semangat Rasul Paulus, Injil yang ditanam dalam diri komunitas itu, mesti diperkokoh pula dalam harapan. Iya, di dalam doa dan harapan. Agar jemaat Efesus itu dapat bertumbuh dan berkembang.

BUKAN KAH Rasul Paulus punya keyakinan bahwa 'berjerih lelah demi Injil adalah perjuangannya? Namun, bahwa ada hal yang lebih dalam dari itu, yakni "Aku berdoa supaya kalian bersama dengan semua orang kudus dapat memahami betapa lebarnya dan panjangnya, dan betapa tinggi dan dalamnya Kasih Kristus?" (Ef 3:18).
JEMAAT, keluarga, dan segala persekutuan kristiani apapun bentuknya, tak hanya berkenaan dengan soal-soal praktis. Tak hanya tentang apa yang diprogramkan dan telah dilaksanakan. Memang, ada sekian banyak hal yang telah dilaksanakan. Tetapi, adakah kita membawa semuanya dalam saling mendoakan dalam harapan dalam Kasih Kristus?

Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; SAAT kita semakin dekat pada Tuhan, kita merasa bebas dan terbuka pada sesama.

SETIAP anggota jemaat, setiap kita, sepantasnya membawa satu sama lain dalam doa dan harapan. Dalam saling menuntun untuk tiba dalam penghayatan nilai-nilai Injil. Iya, di dalam Kasih Persaudaraan di dalam Kristus Yesus sendiri.

YANG disentil Rasul Paulus nampak biasa. Tetapi, tidak kah itu semua yang membuat hati kita menjadi lapang dan luas satu sama lain, dan terhadap dunia yang lebih luas?

SEDERHANANYA, mari kita hentikan dan tinggalkanlah sudah semua pikiran yang lama dan suram tentang sesama. Hanya dengan cara itu, kita dapat mulai kembali berjalan di dalam doa dan harapan yang baru. Rasul Paulus berkeyakinan, "Allah pasti akan sanggup melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau kita pikirkan" (Ef 3:20).

Baca juga yang ini; Cerita Perjalanan Richard Urut, Koordinator Program Pemberdayaan di Yayasan Ayo Indonesia dengan tamu dari Swiss dan Kalimantan

MAKA, jadilah orangtua yang tak hanya berjuang kerja demi anak-anak, tetapi juga terpanggil untuk membawa anak-anak dalam harapan dan doa! Pastor dan umat mesti dijembatani dengan harapan Kasih Persaudaraan dan saling mendoakan.

KEKRISTENAN adalah ziarah Kasih dalam Allah sendiri. Yang menjadi dasar dan kekuatan seluruh perjalanan hidup semua kita. Tidak semata-mata hanya mau berpijak di atas segala kekuatan dan kehebatan diri kita sendiri.


APA yang diserukan Rasul Paulus kepada jemaat Efesus, tetaplah menjadi satu pertanyaan bagi kita: Apakah saya tiada putus asa untuk membawa sesama, siapapun, untuk kembali pada Kasih Allah yang sungguh menyapa dan menyelamatkan? Semoga selalu dan tetap ada ruang hati nan sejuk untuk saling mendoakan dan memberkati.

Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati.Amin. 



Posting Komentar

0 Komentar