Header Ads Widget

Renungan Harian Katolik: BERPUNYA DAN SUKSES: ITU KAH YANG DIKEJAR?

Rabu, 14 Desember 2022



(Pekan III Adventus, St Yohanes dr Salib)

Bacaan I Yesaya 45:6b-8.21b-25

Mazmur Tanggapan Mzm 85:9ab-10.11-12.13-14

Injil Lukas 7:19-23


"Di senja kehidupan, Tuhan tidak menilai berdasarkan harta duniawi dan kesuksesan manusiawi kita, tetapi pada seberapa besar kita mencintai..."
(St Yohanes dr Salib, 1542 - 1591)


BERPUNYA DAN SUKSES: ITU KAH YANG DIKEJAR?


ADAKAH yang salah total dari harta dunia dan segala kesuksesan manusiawi? Manusia memburunya. Manusia berjuang untuk meraihnya. Itulah jalan hidup yang teralami nyata.


NAMUN, lihat dan renungkan bagaimana cara orang mendapatkannya? Ada perjuangan dan kerja keras? Atau kah dengan siasat busuk yang sungguh keji? Tak hanya itu tentunya.

HANYA sebatas 'berpunya dan sukses dalam karier?' Atau kah sebenarnya bertujuan untuk apa dan siapa? Segala yang hanya sebatas 'ingat diri demi kepentingan sendiri' tentulah jadi satu ancaman dan tantangan!


SIAPA PUN dapat mendapatkan 'banyak.' Sanggup mencapai titik kesuksesan dalam jalan hidup. Persoalannya adalah ketika virus keterlekatan mulai mendera. Saat kegelisahan sungguh hinggap dan bersarang di hati.

HARTA dunia dan kesuksesan bukanlah prestasi atau juga prasasti kemegahan diri. Ia sebenarnya adalah satu panggilan untuk, 'berbagi, memberi, dan bersolider.'

HARTA dan kisah kesuksesan bukanlah 'tembok tebal' yang memisahkan kita dari sesama. Tetapi, justru sepantasnya mesti menjadi jembatan agar kita tiba pada sesama yang tak beruntung nasibnya.

SEBATAS harta dan berbagai kisah sukses tak pernah cukup. Selalu mesti ada gelora cinta yang membongkar 'istana indah penuh kenyamanan diri.' Semuanya demi bersujud pada Allah, Tuhan yang Pengasih dan Penyayang. Pun, untuk sungguh mencintai sesama.

PADA saatnya, setiap kita mesti berani mengatakan pada diri sendiri: 'Semuanya sudah cukup bagiku.' Selalu ada sesama, orang lain, kini dan di masa mendatang, yang sungguh mau hidup layak sebagai manusia. Itulah tanda bahwa kita sungguh mencintai.


Kamis, 15 Desember 2022

(Pekan III Adventus, St Beato Charles Steeb)
Bacaan I Yesaya 54:1-10
Mazmur Tanggapan Mzm 30:2.5-6.11-12a.13b
Injil Lukas 7:24-30



"...tetapi dalam kasih setia abadi Aku telah mengasihi engkau"

Yes 54:8

(Et in misericordia sempiterna misertus sum tui)


SEMUANYA KARENA KASIH-NYA


KITA memang 'bukan siapa-siapa.' Sebatas debu tanah dan nafas kehidupan itulah 'segalanya yang kita miliki.' Tuhan telah anugerahkan yang terbaik bagi kita.
DALAM segala yang kita punyai itu, kita ziarahi jalan hidup ini. Dalam kecemerlangan, pun dalam kesuraman; dalam segala sukses, pun dalam semua kegagalan; dalam 'keharuman nama'; pun dalam 'kehilangan nama.'

KITA memang tak sanggup untuk pastikan seberapa pahit dan manisnya jalan hidup ini sungguh di bawah jaminan kekuatan diri kita sendiri. Kita bukanlah penguasa mutlak atas seluruh jalan hidup ini. Terkadang kita merasa diri 'di atas segalanya.' Namun, sering kita harus merasa remuk dan letih tanpa daya.

TUHAN hadir dan berjalan bersama kita. Dalam kasih setiaNya yang tak pernah pudar. Itulah yang dialami Israel. Allah Israel bukanlah Allah yang merawat pembalasan yang menghancurkan.


"Israel pantas bergembira karena menerima Kasih Karuniaa Allah yang luar biasa. Israel tak dipermalukan walaupun tak setia kepada Allah. KASIH ALLAH selalu lebih besar dari segalanya."


KATA St Yohanes Paulus II, "Dalam sejarah manusia pewahyuan cinta kasih dan kerahiman itu mewujud dan bernama: Yesus Kristus"


MAKA mari kita rindukan penuh tulus dan segenap hati akan kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus. Perwujudan Kasih Sejati Ilahi yang memenangkan kita semua! DIA-lah narasi cinta dan setia yang tak berkesudahan. Abadi selamanya.


Verbo Dei Amorem Spiranti
Maranatha
Tuhan memberkati
Amin.

Pater Kons Beo SVD

Posting Komentar

0 Komentar