Bacaan I Kejadian 8:6-13.20-22
Mazmur Tanggapan Mzm 116:12-13.14-15.18-19
Injil Markus 8:22-26
"Aku tak akan mengutuk bumi ini lagi karena manusia...." Kej 8:21
(Nequaquam ultra maledicam terrae propter homines)
Baca juga yang ini; Satu Permenungan IMAN KATOLIK; “Yesus, Tuhan yang Sungguh Ku-imani”
DALAM hatiNya Tuhan jadi 'insaf.' Malapetaka tak akan menimpah manusia lagi. Tuhan sudah berikhtiar, "Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan..." (Kej 8:21).
TUHAN, akhirnya, enyahkan segala yang membinasakan. Yang sesungguhnya tak pantas dialami oleh manusia. "Mahkota ciptaan dan gambar, serta rupaNya sendiri.'Semuanya mesti hidup dalam keteduhan. Iya semua harus kembali ke alam ranting 'zaitun Kasih yang dibawa oleh merpati perdamaian' (cf Kej 8:11).
TUHAN membawa kita semua ke alam penuh sesal. Tetapi, Tuhan memandatkan kita pula untuk kembali menata hidup dalam aura Kasih dan Perdamaian itu.'
SEBAB itulah, kita memang harus belajar untuk tak saling mengutuk. Untuk tak saling mencerca dan menghina. Untuk tak saling menzalimi. Alam penuh kutukan sudah berlalu. Dan ia tak pernah boleh diundang lagi. Hanya untuk kembali bersarang dalam hati.
Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; PENYESALAN TUHAN YANG TETAP BERUJUNG KASIH
HIDUP ini memang penuh musim silih berganti. Dan itu tak mampu kita lawan. Itulah keharusan alami. Silih berganti. Tuhan telah ingatkan semuanya: "Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam" (Kej 8:22).
DALAM musim silih berganti itulah, mari kita tetap berjuang untuk lestarikan Kasih dan Perdamaian. Dari segala sumpah serapah untuk segera beralih kepada kata-kata penuh kelembutan dan harapan.
Baca juga yang ini; Kolekte sebagai Bentuk Tanda Syukur kepada Tuhan
DUNIA tak pernah boleh kekurangan insan yang selalu mengusahakan perdamaian. Dan setiap kita berjuang untuk "menjadi satu di antaranya." Demi menantang apa pun yang membinasakan!
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati. AMIN.
DALAM hatiNya Tuhan jadi 'insaf.' Malapetaka tak akan menimpah manusia lagi. Tuhan sudah berikhtiar, "Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan..." (Kej 8:21).
TUHAN, akhirnya, enyahkan segala yang membinasakan. Yang sesungguhnya tak pantas dialami oleh manusia. "Mahkota ciptaan dan gambar, serta rupaNya sendiri.'Semuanya mesti hidup dalam keteduhan. Iya semua harus kembali ke alam ranting 'zaitun Kasih yang dibawa oleh merpati perdamaian' (cf Kej 8:11).
TUHAN membawa kita semua ke alam penuh sesal. Tetapi, Tuhan memandatkan kita pula untuk kembali menata hidup dalam aura Kasih dan Perdamaian itu.'
SEBAB itulah, kita memang harus belajar untuk tak saling mengutuk. Untuk tak saling mencerca dan menghina. Untuk tak saling menzalimi. Alam penuh kutukan sudah berlalu. Dan ia tak pernah boleh diundang lagi. Hanya untuk kembali bersarang dalam hati.
Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; PENYESALAN TUHAN YANG TETAP BERUJUNG KASIH
HIDUP ini memang penuh musim silih berganti. Dan itu tak mampu kita lawan. Itulah keharusan alami. Silih berganti. Tuhan telah ingatkan semuanya: "Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam" (Kej 8:22).
DALAM musim silih berganti itulah, mari kita tetap berjuang untuk lestarikan Kasih dan Perdamaian. Dari segala sumpah serapah untuk segera beralih kepada kata-kata penuh kelembutan dan harapan.
Baca juga yang ini; Kolekte sebagai Bentuk Tanda Syukur kepada Tuhan
DUNIA tak pernah boleh kekurangan insan yang selalu mengusahakan perdamaian. Dan setiap kita berjuang untuk "menjadi satu di antaranya." Demi menantang apa pun yang membinasakan!
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati. AMIN.
0 Komentar