Header Ads Widget

Renungan Harian Katolik; Ranting Iman Itu Dibersihkan Agar Berbuah: Lebih Dan Terlihat

(Pekan V Paskah, St Antonius dr Florence, St Damianus de Veuster, St Yohanes dr Avila)
Bacaan I Kisah Para Rasul 15:1-8
Mazmur Tanggapan Mzm 122:1-2.3-4a.4b-5
Injil Yohanes 15:1-8


Layanan Pastoral Diakoni pemberdayaan Sosial Ekonomi



"Setiap ranting yang tidak berbuah dipotongnya ..... supaya berbuah lebih"

Yoh 15:2

(Omnem palmitem in me non ferentem fructum tollet eum ....

ut fructum plus adferat)


Ranting Iman itu dibersihkan agar berbuah: lebih dan terlihat



RANTING kering memang mesti dibersihkan. Dengan itu akan muncul tunas-tunas baru. Itulah tunas harapan untuk hasilkan buah-buah berikutnya.

RANTING kering memang mesti rendah hati untuk dipotong. Dilepaskan dari pokok adalah bagian dari kerendahan hati sampai sehabisnya. Bukan kah satu jalan panjang yang 'berbuah' telah dilalui.


NAMUN, bayangkan pula 'ranting-ranting segar diusia masih berbuah itu.' Bisa saja masih samar-samar 'berbuahnya.' Belum tiba pada hasil optimal, sewajarnya dan seharusnya.


MAKA pemilik kebun anggur mesti bertindak sesuatu. Ia mesti 'membersihkan ranting itu.' Semuanya supaya berbuah lebih. Tak datar dan seadanya.


MARI kita berserah pada Tuhan, Pemilik Anggur dan Pokok Anggur itu sendiri. Biarkanlah diri kita, sebagai ranting-rantingNYA, untuk dibersihkanNYA.


Dengan itu, Gereja, kita semua, lebih banyak berbuah demi sesama dan dunia. Sekurangnya bagi alam dan lingkungan di mana kita tinggal.


Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati
Amin-Alleluia


Pater KONS BEO: Kamis, 11 Mei 2023
(Pekan V Paskah, St Fransiskus dr Girolamo, St Ignasius dr Laconi)
Bacaan I Kisah Para Rasul 15:7-21
Mazmur Tanggapan Mzm 96:1-2a.2b-3.10
Injil Yohanes 15:9-11



"Allah sama sekali tidak mengadakan pembedaan antara kita dan mereka..."

Kis 15:11

(Et nihil Deus discrevit inter nos et illos fide purificans corda eum)


BETUL KAH KITA SELALU BENAR. ORANG LAIN SELALU SALAH?


SUNGGUH mulia hati Allah yang memandang kita semua sebagai anak-anakNYA. DikasihiNYA. Tanpa jasa. Pun tanpa syarat apapun. Itulah Allah yang diwartakan dan ditunjukkan Yesus, Tuhan.


ALLAH seperti itulah yang diteruskan pula oleh para rasul dalam pemberitaan. Allah adalah Tuhan bagi semua. Antara dan di dalam Jemaat tak ada pembedaan. Antara sunat dan tak bersunat telah ada Kristus yang menghubungkan dan mempersekutukan.


GEREJA adalah satu ziarah iman dalam kebersamaan dan menyapa semesta dalam persekutuan alam raya. Di situlah spirit pembaptisan menyapa.


"Baptis," kata Herbert McCabe OP, "Bukanlah sakramen keanggotaan Gereja; tetapi sakramen keanggotaan dengan segenap manusia."

SEBAB itulah dalam pembaptisan si baptis mesti belajar untuk "mati" dalam cara berpikir, dalam bersikap dan bertindak serta berjuang untuk 'lumpuh total dalam kata-kata, dalam ucapan atau komentar penuh benci yang cenderung memisahkan. Artinya "Dalam ungkapan diri atas dasar batas-batas identitas yang sempit.", Seolah-olah hanya kita sajalah yang pasti PLUS. Sementara mereka atau orang lain wajib MINUS-nya. Ini bahaya sudah!


DALAM Yesus, ''kau saudaraku, kau sahabatku. Tiada yang dapat memisahkan kita." Itulah yang kita yakini.


Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati
Amin-Alleluia


Pater KONS BEO: Jumat, 12 Mei 2023
(Pekan V Paskah, St Akhileus, St Ephifanius Salamis), St Eufrasia Terracina, St Flavia Domitila)

Bacaan I Kisah Para Rasul 15:22-31
Mazmur Tanggapan Mz 57:8-9.10-12
Injil Yohanes 15:12-17



"Inilah perintahKU kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain"

Yoh 15:17

(Haec mando vobis ut diligatis invicem)


TAK sekedar perintah biasa. Kata-kata Yesus sesungguhnya ingatkan para muridNYA akan kharakter atau identitas dasar kemuridan, yakni KASIH.

KASIH dalam diri para murid itu lahir dan mengalir dari Allah sendiri. ALLAH adalah KASIH (cf 1Yoh 4:7-8). Relasi BAPA - PUTERA - ROH KUDUS dalam KASIH ILAHI itu diteruskan kepada manusia.


DALAM KASIH kita bersujud pada Allah yang adalah sumber Kasih. Dalam Kasih teguhkan identitas diri. Melalui ungkapan Kasih kita menjangkau sesama dan dunia.


KITA bukanlah orang yang kekurangan, kehilangan apalagi ketiadaan Kasih Sayang.

Sebab itu, kata Rasul Paulus, "Lakukanlah segala sesuatu dalam Kasih" (1Kor 16:14).

TETAPI Kasih itu mesti terang bersinar pula dalam situasi suram, sulit dan bahkan nyaris tak memungkinkan. Kasih mesti termeterai dalam KESETIAAN dan PENGORBANAN.


DALAM keadaan getir sekalipun, Kasih mesti bertahan dalam Kesetiaan dan Pengorbanan. Itulah Kasih bermahkota Kesetiaan dan Pengorbanan yang terpancar dari atas SALIB. Itulah kekuatan bagi kita semua.


TANPA kebertahanan Kasih, Setia dan Korban, siapapun bisa mudah terperangkap dalam tindak anti Kasih:

ketidakpedulian
dendam dan amarah
kebencian dan kekerasan
kecemasan akut mengenai diri sendiri yang memperanakkan sikap dan tindak 'ingat diri berlebihan.'


KITA adalah anak-anak BAPA yang satu dan sama, di dalam Yesus, ungkapan Kasih Bapa yang sempurna. Karena itulah, janganlah takut untuk saling mengasihi.


Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati
Amin-Alleluia






Posting Komentar

0 Komentar