Header Ads Widget

Renungan Harian Katolik; Seleksi Ketat Ngeri....

Seleksi Ketat Ngeri....

(Sekadarnya pada Minggu, 23 Juli 2023)




P. Kons Beo, SVD



Baca Juga yang ini, Menarik; Renungan Harian Katolik: Batin Penuh Kasih Yang Telah Memenuhi Jalan Dan Daya Hidup Setiap Kita.


BUKANNYA bahwa 'seleksi ketat itu' tak penting. Tidak pula berarti bahwa 'penyaringan' itu tak berarti. Bukan!




TETAPI terkadang kita terhantui oleh monster ketatnya 'seleksi mutu manusia.' Yang dirasa potential, unggul dan bakal bermasa-depan ceriah, kita jaga dan rawat sejadinya. Lalu?




KERANGKA pikir dan sikap kita adalah, sekali lagi, manakah jalan menuju manusia unggulan. Demi menjadi 'putra dan putri terbaik.' Di situ, besok-besok, mesti terdengar gema pencitraan. Harus (segera) terbit 'nama baik serentak nama besar.' Yang mengharumkan dan membanggakan nama keluarga, daerah asal, agama yang dianut, dan institusi tempat bernaung.




ADAKAH yang salah dari proses penyaringan demi menggapai titik 'manusia unggulan' itu? Tentu, sekali lagi, tidak!



Bagaimanapun, 'nafsu keunggulan sering membabat rasa dan nilai kepedulian, belaskasih, kesetiaan, pengorbanan dan terutama kesabaran.



SIMAKLAH seruan bagi Allah mahapengasih dalam Kebijaksanaan, "Tetapi, meskipun Engkau, Penguasa yang kuat, Engkau mengadili dengan belas kasihan, dan dengan sangat murah hati memperlakukan kami..." (Kebijaksanaan 12:18).



ARAHKAN manusia potensial demi masa depan yang OK barangkali itu adalah kelumrahan. Tetapi bertarung penuh pengorbanan dalam kesabaran agar 'yang mati angin, tak ada model, penuh petaka atau berbalut dosa serta nista, perlahan namun pasti, dapat meraih 'seberkas cahaya terang dalam hidup selanjutnya,' itulah tanda kemuliaan kasih dan kesabaran Injili.


Baca juga yang ini, Menarik; Renungan Harian Katolik; UNTUK bercahaya, Pelita Butuhkan Minyak


GEREJA tak mungkin ada dan hidup tanpa cinta dan kepedulian. Apa jadinya jika roh kesabaran dan penuh harapan menjadi sirna dalam dalam hidup bersama? Dalam komunitas dan dalam keluarga-keluarga kita?



MARI kembali pada seruan penuh makna dari St Thomas Aquino, "Pandanglah sesama dengan bolamata kasih." Itulah cara Tuhan memandang manusia ciptaanNya dalam belaskasihaNya. Tulis Kebijaksanaan, "Apabila mereka berdosa, Kau berikan kesempatan untuk bertobat" (Kebijaksanaan 12:19).

"ILALANG tentu tak akan bisa diubah jadi gandum. Gandum pasti akan berikan kualitas hasil berganda-ganda. Tetapi, bukankah ilalang itu menata hati untuk jadi sabar, tahan uji dan penuh pengorbanan???"



TERKADANG kita menolak hidup bersama dengan sesama yang kita anggap berpotensi dan berlagak ilalang atau semak duri, sebab kita ingin nyaman, damai dan tenang menurut rasa dan kata hati manusiawi kita sendiri.



NAMUN, apakah itu sungguh selaras dengan kata hati dan jeritan hati Tuhan?



Apakah bumi yang berputar dan waktu yang mengalir ini adalah arena seram bagi 'jiwa sesama untuk tetap terpidana dan harus mati di dalam hidup?'



Sudahlah 'biarkan semua hidup bersama, sampai waktu akhir nanti. Saat di mana hanya pengadilanNya yang tunjukan marwah dan kedaulatanNya' (cf Matius 13:30).


Mari bawa sesama 'penuh ilalang' dalam doa yang tetap bertahan. Bukannya dalam rasa gusar, marah, benci, dendam tak bertepi dan apalagi harus mengutuknya.


Semuanya, hanya Tuhanlah yang tahu pasti. Apa gerangan yang bakal terjadi semuanya.......




Verbo Dei Amorem Spiranti
Selamat Hari Minggu
Tuhan memberkati.

Amin




Posting Komentar

0 Komentar