Header Ads Widget

Satu Permenungan IMAN KATOLIK; Tuhan, Ini Sudah Berarti Bagiku Maka Berilah Dengan Sukacita.....

Berilah dengan Sukacita....

(Tuhan, ini sudah berarti bagiku: menimbang Spiritualitas Cukup)

2Korintus 9:7




Penulis: P. Kons Beo, SVD


Baca juga yang ini, menarik; Renungan Harian Katolik; Mati Dan Hidup Itu Ternyata Bukan Saling Berlawanan.......




Pada waktunya, yang ada dalam 'kerajaan hati' mesti dilepaskan. Hidup itu memang adalah tentang segala yang kita raih. Jalan hidup ini adalah tenunan dari benang-benang kisah 'mengumpulkan dan aksi menimbun.'




Geliat hidup bisa digenjot oleh naluri membawa segala kepada diri semua perolehan dan jarahan itu. Ada senyum tipis bahkan sorak-sorai di muaranya. Sebab, 'Yang bercucuran keringat dan air mata di ladang akan menuai dengan sorak-sorai' (cf Mazmur 126:5-6). Nampak pula ada 'pembenaran injili' bahwa, 'Seorang pekerja patut dapatkan upahnya' (cf Lukas 10:7).



Tetapi, hidup itu adalah juga rentetan kisah pelepasan. Saat buka mata penuh rasa, maka ada yang mesti diteruskan kepada yang 'membutuhkan.' Sebab, di titik tertentu nasib hidup sesama amat tergantung dari 'daya dan kualitas hati yang memberi.' Hati ini memang tidak boleh jadi sentrum imperium kleptomania yang akut. Tak boleh juga jadi pos utama dari rasa gelisah diri. Hati ini tak boleh jadi pusat pewartaan kepada jiwa yang mesti selalu dirawat rasa terjamin bahwa 'ada padamu barang tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya' (Lukas 12:19-21).



Baca juga yang ini, menarik; Renungan Harian Katolik; Tuhan, Kaulah Segalanya Bagiku.....



Sayangnya sebuah 'jarak fisik yang tercipta oleh pelepasan sering tak sejalan dan seirama dengan 'jarak batin.' Si anak muda di kisah Injil itu pergi dan berlalu dalam hati remuk penuh kemurungan, 'sebab banyaklah hartanya' (cf Matius 19:16-22).



Tidak kah sering muncul kegerutuan di hati sebab 'seolah-olah hanya aku yang memberi. Dan yang lain? Masih ada isyarat gelisah dan comelan di bibir. Tapi, sudahlah. Rapihkanlah sudah aura dan jalan hati yang tulus untuk memberi. 'Janganlah toleh ke kiri atau ke kanan untuk melihat sesama. Jangan pula memberi untuk sebuah demo dan pencitraan (cf Matius 6:3).




Tentang 'sikap memberi itu', kepada orang-orang Korintus, Rasul Paulus punya tegasan terukur. Antara diri sendiri dan barang dalam 'aksi pelepasan itu' mesti dimuliakan dan termeterai dalam hati yang rela, tak dengan sedih, dan tiada keterpaksaan.



Renungkanlah perjalanan awal komunitas beriman. Seturut kisah Para Rasul, hati yang memberi, hati yang berbagi, hati yang rela lepas menyerahkan adalah ungkapan hati polos penuh sukacita. Tanpa terganjal ini dan itu. "Kepunyaan bersama dan aktus meletakkan barang milik di atas kaki Rasul-Rasul" adalah proklamasi kemerdekaan batin dari penjajahan ketamakan, dari keterlekatan dan dari kegelisahan diri yang egosentrik.




Untuk masa kini, mungkinkah "Lidia, Dorkas atau pasutri Akwila dan Priskila" adalah kisah-kisah jemaat perdana sebatas kisah masa lalu yang mengagumkan belaka? Tidak kah ini semua tetap menjadi inspirasi hidup untuk dihayati dan dialami?





Dunia tak pernah kekurangan apalagi kehilangan orang-orang yang berhati dermawan. Itulah orang-orang yang ada di titik tertinggi kesadaran bahwa memberi menurut kerelaan hati adalah karakter iman, marwah kepelayanan, serta satu panggilan nurani. Kaum seperti itu selalu sanggup untuk mengatakan 'ini sudah cukup bagiku! Apa yang selebihnya adalah hak sesama.'



Sungguh mulialah orang yang berhati dermawan. Itulah mereka yang berhati elok untuk tak dijajah dan terbelit oleh kepelitan tanpa otak dan hati. Orang seperti itu akan selalu enteng, ceriah dan penuh kasih untuk menatap penuh empati keadaan sesama yang lagi menjerit pilu oleh ketakpastian nasib.


Baca juga yang ini, menarik; 
Program VICRA Mendorong Petani Berpartisipasi Atasi Dampak Perubahan Iklim di Manggarai Timur


Tuhan memanggil dan selalu menyentuh hati setiap kita. Untuk menjadi lembut dalam melepaskan, dalam berkedermawanan, dalam berbagi dan memberi. Kita tak pernah berkekurangan dalam melepaskan dan memberi. Itulah yang jadi salah satu kunci pewartaan dan keyakinan Rasul Paulus,


" Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu, malah berkelebihan di dalam berbagai kebajikan...." (2Korintus 9:8).





Yakinlah!
Verbo Dei Amorem Spiranti

Tuhan memberkati.
Komunitas Pasionis
Via Paolo della Croce 13
ROMA


Pater Kons Beo, SVD
Roma Italia

Adalah Koperasi Simpan Pinjam Inklusi di Manggarai, 25 orang Penyandang Disabilitas telah menjadi Anggota. KSP CU Florette: Menyediakan Pinjaman Bunga Rendah, melakukan Upaya Pemberdayaan Sosial Ekonomi (bisnis) dan mengajarkan Literasi/Melek Keuangan. Kerjasama dengan Yayasan Ayo Indonesia (Rumah Belajar)


Posting Komentar

0 Komentar