(Pekan Biasa XXXIII, St Felisitas dr Roma, St Kolumbanus, Beato Mikhael Agustinus Pro, St Klemens I - Paus ke 4)
Bacaan I 1Makabe 2:15-29
Mazmur Tanggapan Mzm 50:1-2.5-6.14-15
(Reff: Siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah)
Injil Lukas 19:41-44
"...musuhmu akan mengelilingi engkau dengan segala kubu, lalu mengepung dan menghimpit engkau dari segala jurusan..." Lukas 19:43
(Et circumdabunt te inimici tui vallo, et circumdabunt te: et coangustabunt te undique)
KITA MEMANG MESTI RATAPI DIRI SENDIRI DALAM TANGISAN TUHAN
Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; Sukacita Dalam Tuhan Selalu Meneguhkan
DOSA, ketidaksetiaan, ketidaktaatan, kedegilan di hati, menjauh dari Tuhan, selalu berujung pada risiko suram. Masa depan segera terkubur. Tak menentu. Bakal tiada kepastian.
ITULAH yang mesti dialami Yerusalem beserta semua penduduknya. Apakah artinya Yerusalem bila "tembok kota bakal dirobohkan? Dan tiada satu batupun terletak di atas batu yang lain?" (Cf 19:44). Kuasa musuh segera datang membinasakan segalanya.
TUHAN menangisi kota Yerusalem, yang sungguh gagal menyambut kehadiran tanda-tanda keselamatan. Bahkan di dalam Yesus sendiri. Yesus, tanda nyata keselamatan Allah justru akhiri kehidupanNya di Yerusalem.
Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; Berawal Buta Di Pinggir Jalan Menuju Jalan Utama Ikuti Tuhan
MUSUH, para seteru dan lawan tentu segera 'mengeliling, mengepung dan menghimpit dengan segala kubu' saat kegagalan dan ketidaksetiaan jadi bayangan nyata dalam hidup. Tetapi, adakah tangisan dan airmata kasih di dalam hidup penuh keredupan?
JIKA seteru dan para lawan tetap berjuang dan bergerilya demi 'tiada satu batu terletak di atas batu yang lain' maka, sebaliknya, tangisan dan air mata Tuhan adalah sebuah 'panggilan Kasih untuk kembali.' Selalu ada harapan untuk satu suasana 'Yerusalem baru.'
BAGAIMANAPUN, tak hanya tangisan Tuhan. Pun tak cukup hanya oleh karena ratapan sesama. 'Memukul dada sembari meratapi diri sendiri pun mesti menjadi jalan baru menuju 'alam Yerusalem baru pula.'
SUNGGUH! Setiap kita memang mesti ratapi diri sendiri di dalam tangisan Kasih Tuhan. Demi kembali membangun harapan baru. Dalam perjalanan abadi menuju Yerusalem surgawi. Yerusalem Damai dan Kasih Sejati. Kita memang 'mesti bersyukur bahwa kita masih diberi waktu...'
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan memberkati
Amin
Tuhan memberkati
Amin
Selasa, 21 November 2023
(Pekan Biasa XXXIII, St Perawan Maria Dipersembahkan kepada Allah, Beato Nicolo Giustiniani)
Bacaan I 2Makabe 6:18-31
Mazmur Tanggapan Mzm 3:2-3.4-5.6-7
Injil Lukas 19:1-10
"Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita" Lukas 19:6
(Et festinans descendit, excepit Iesum gaudens)
SUKACITA DALAM TUHAN SELALU MENEGUHKAN
TAK cukup hanya ciptakan 'jarak mendahului orang banyak.' Pun tak cukup hanya dengan menjadi 'lebih tinggi' dari kerumunan masa. Iya, tak cukup dengan 'berlari dan memanjat sebatang pohon.'
SAATNYA Zakheus mesti segera turun dari pohon. Yesus, orang seperti apakah yang ingin dilihat Zakheus, justru jadi Pribadi yang melihatnya. Itulah perjumpaan antara 'dua pasang mata saling melihat.' Zakheus yang melihat ke bawah dan Tuhan yang memandangnya ke atas.
MAKA, terjadilah kisah keselamatan itu. Rumah orang berdosa, Zakheus, Kepala Pemungut cukai itu sesaat jadi area untuk penerimaan dan persinggahan Tuhan. Bisa jadi rumah itu sudah dipandang sebelah mata penuh sinis oleh para tetangga. Namun, kisah keselamatan dalam Tuhan sungguh melampaui segala batasan pikiran dan sikap manusia, yang seringkali kerdil dan sempit.
BISA saja Zakheus tak menduga bahwa 'sekedar ingin cari tahunya tentang Yesus, ternyata akan berujung pada kisah yang sungguh membawa sukacita mendalam.
PERJUMPAAN dan Yesus yang menumpang di rumahnya, membuatnya sadar akan jalan lama dan kelam yang telah dilewatinya. Sebagian harta mesti diteruskan kepada 'orang miskin.' Yang telah diperas mesti dikembalikan bahkan selebihnya.
ADAKAH yang menakutkan, menggentarkan, yang datangkan rasa kecewa, putus asa serta hilang semangat, saat kita merasa dilihat (kembali) oleh Tuhan? Tatapan Tuhan bukanlah tatapan sinis nan menusuk, tetapi adalah sebuah tatapan penuh simpatik dalam keselamatan.
ITULAH tatapan ke atas pohon, yang membuat Zakheus mesti segera turun untuk harus alami sukacita keselamatan di dalam rumahnya sendiri. Barangkali seperti itulah pula yang dialami Petrus saat ia ditatap Yesus setelah kisah penyangkalan itu. Tatapan yang mengingatkan sekaligus sebagai awal kembali lagi belajar jadi murid Tuhan. 'Tuhan selalu menatap, namun betapa seringkali kita tak melihat dan menyadarinya.'
Bukankah demkian?
Verbo Dei Amorem Spiranti
Tuhan member
Baca juga yang ini; Renungan Harian Katolik; CITRA PERSAUDARAAN dan Rasa Kekeluargaan Semesta Mesti Kita Bangun Dan Perjuangkan!
Baca juga di sini, Kisah Tentang Kita ;https://www.indonesiana.id/profil/27530/Richard-Roden
Pater Kons Beo, SVD |
Adalah Koperasi Simpan Pinjam Inklusi di Manggarai, 25 orang Penyayang Disabilitas telah menjadi Anggota. KSP CU Florette: Menyediakan Pinjaman Berbunga Rendah, melakukan Upaya Pemberdayaan Sosial Ekonomi (bisnis) dan mengajarkan Literasi/Melek Keuangan. Kerja sama dengan Yayasan Ayo Indonesia (Rumah Belajar) |
Jasa Rental Kendaraan untuk Anda, Kami Siap Melayani dengan HATI:
0 Komentar